17 November 2018

Rewel Semalam



Saya pikir, setelah melewati malam pertama tanpa nenen dengan lumayan tenang, maka malam berikutnya akan makin tenang, hanya akan rewel sedikit seperti malam sebelumnya. Ternyata tidak, Fathan terbangun jam 10, menangis tidak mau ditenangkan. Saya gendong, salah, dia maunya tiduran sambil nenen. Lalu saya biarkan, saya tawari lagi UHT dan wafer. Dia masih belum mau. Akhirnya saya gendong, dia menunjuk-nunjuk luar, minta keluar.

Ah iya, karena saking keras suara tangisnya, Ibu saya sampai masuk kamar, ingin ikut menenangkan Fathan. Kebetulan suami saya masih belum sampai rumah, masih di Banjarnegara.

Melihat Ibu saya, suara tangis Fathan malah makin kencang, di tidak mau digendong Mbah, maunya Ibu! Jadilah saya keluar kamar bersamanya, menghidupkan semua lampu. Ibu menyalakan televisi, Fathan bisa ditenangkan, anteng melihatnya, minta saya duduk menghadap tivi dan dia tenang di pangkuan saya, sampai akhirnya mau tidur, tapi tidak mau tidur di kamar. Kebetulan kami memang menyediakan kasur di ruang tengah, jadilah dia terlelap di situ.

Saya berniat membersamai Fathan tidur di ruang tengah. Sambil menunggu kabar suami, karena beliau bilang malam ini mau pulang. Sampai jam 12 malam, saya belum bisa tidur. Lima menit berselang, suami datang.

"Loh tidur di sini? Pindah kamar aja yuk, kasihan Fathan dingin.." pinta suami

Baiklah saya pindah ke kamar. Dan memang, langsung bisa tidur. Jam dua Fathan terbangun, menangis lagi. Karena waktu terbangun jam 10 tadi dia belum mau minum, pasti jam 2 ini dia lapar. Benar saja, saat saya sodorkan wafer dan UHT, dia mau makan dan minum,, glundang-glundung, tertidur kembali.

What a Weaning With Love! Meski metodenya berbeda dengan ibu-ibu modern kebanyakan yang sungguh-sungguh menerapkan WWL, bukan berarti kami tidak menyapih dengan cinta, karena bentuk cinta pada masing-masing keluarga itu unik, tidak harus sama :).

#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar