6 Januari 2014

Muka

Kadang kita tidak sadar bahwa muka kecut kita mengandung banyak tanya pada diri orang lain. Yang pasti membuat orang lain bertanya kenapa. Padahal mungkin sedang tidak apa-apa dengan orang yang kita kecuti. Ah...

Allah baik, sangat baik, karena memberikan kita pelajaran yang amat berharga lewat utusanNya dengan menurunkan firman di surat Abasa. Bahwa Rasulullah yang juga adalah manusia, ditegur habis-habisan saat bermuka masam (kecut :P) di depan orang yang buta. Ingat, orang itu buta, mana tahu kalau Rasulullah menampakkan muka masam beliau? Tapi Allah dengan tegas menasehati Rasulullah agar tidak bermuka masam di depan orang yang buta sekalipun. Apalagi di depan orang yang mampu melihat..

Hai.. saya juga masih sering bermuka kecut, terutama jika ada seseorang yang membuat saya kurang nyaman. Tapi.. Hadudu.. meski kita bukan manusia sempurna seperti Rasulullah, tidakkah sebaiknya kita mencontoh bagaimana beliau bersikap?

"Dan senyummu pada saudaramu, adalah sedekah"

"Janganlah meremehkan hal kecil, seperti menampakkan muka berseri di hadapan saudaramu"

Mari, bermuka manis :D

Pilihan



Ini semua tentang pilihan dan memilih. Sepertinya tidak keliru jika ada yang mengatakan bahwa kita masih tergolong manusia yang beruntung saat harus menentukan pilihan, sementara di luar sana, jauh lebih banyak yang bahkan sama sekali tidak punya pilihan untuk dipilih, atau hanya punya satu pilihan saja. Pasrah menghadapi situasi.
Ini juga berkaitan dengan kesungguhan. Bahwa kita harus sungguh-sungguh dalam menentukan pilihan. Kita harus sungguh-sungguh dalam melaksanakan pilihan itu. Karena meski sudah mantap dan bersungguh-sungguh, sebuah pilihan pasti diikuti resiko. Dan saat menghadapi resiko yang mungkin tidak sesuai dengan perkiraan kita, disitulah kesungguhan kita diuji, tentu atas keputusan kita memilih salah satu pilihan.

2 Januari 2014

Penuh dan Berdesakan

Saya sepertinya akan terus mengagumi mereka yang selalu melaju menjadi baik setiap waktu. Berubah menjadi diri mereka yang sebenarnya dengan menghiasi diri dengan ketakwaan yang sebenarnya. Berbenah menjadi diri mereka yang semakin baik.

Seiring dengan terus mengagumi, saya juga tersentil kalau nyatanya saya stagnan dan tidak menghasilkan apapun.

Maka saya ingin berterimakasih pada Allah yang telah menunjukkan saya berbanyak fenomena. Tentang mereka yang memilih jalan mereka masing-masing dan saya diperkenankan untuk mengerti perjalanan mereka menemukan pilihan mereka. Hingga saya bisa meniru yang baik-baik. Meski mungkin saya akan selalu berproses dan belum berhenti.

Benar sekali bahwa Allah Maha membolak-balikkan hati. Maka doa yang diajarkan guru saya adalah "Wahai yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan kepadaMu". Bahwa fenomena yang terjadi sepanjang hari ini adalah bahwa sangat banyak manusia yang dulu begitu, sekarang begini atau dulu begini sekarang begitu. Semuanya berproses, dan semuanya mencerminkan bagaimana hati dibolak-balik.

Langsung saya ambil contoh beberapa teman saya ya. Tapi ini hanya berdasar pada pengamatan saya saja, lewat apa coba? SOSMED. :D.

Dahulu kala, ada beberapa orang yang saya kenal baik sebagai aktivis dakwah sekolah. Namun ketika memasuki dunia pasca sekolah (baik kampus maupun dunia kerja pasca sekolah), mereka seperti kehilangan arah dan menjadi bosan dengan aktivitas dakwah. Entah keluar dari barisan, bergabung dengan barisan lain, membuat barisan baru, atau memilih untuk menyendiri.

Dahulu kala juga, ada beberapa teman yang saya kenal sebagai bintang sekolah karena ganteng dan cantik. Namun ketika masuk ke dunia pasca sekolah (idem), mereka seperti menemukan oase di padang pasir yang menyejukkan dan membuat paras mereka makin menawan. Bukan karena dipoles, justru karena sering dibasuh.. Mereka menemukan kebahagiaan lewat cara mereka menemukan dan mengenal Tuhan mereka.

Dan tiba-tiba ketika kini saya lihat, karena di sini saya hanya duduk mengamati, bahwa semuanya serba terbalik. Bagi saya, ini fenomena yang harus ditanggapi dengan rasa sedih tapi bahagia. Fenomena ini menusuk tapi membuka.. Fenomena ini memenuhi hati, berdesakan, meminta untuk segera dicabik-cabik dan ditebarkan. Hingga semua tahu bahwa Allah yang Maha Membolak-balikkan hati itu, sama sekali tidak pernah tidur. Pun bagi saya, yang juga sedang belajar tentang fenomena ini. Allah tidak pernah tidur dan lelah untuk selalu mengawasi dan memberi kesempatan.

Saya masih ingin menuliskan fenomena ini. Tapi untuk sekarang, terlalu penuh dan berdesakan. Maka ijinkan saya merapikan mereka untuk menatanya dengan baik suatu hari nanti di sini :D