30 Juli 2011

laki-laki idaman...

Entahlah, tiba-tiba ingin menulis tentang laki-laki idaman. Setelah selama ini melihat beberapa fenomena mengenai sifat beberapa laki-laki. Dan sosok laki-laki, selalu saya lihat dari ayah. Karena beliaulah cinta pertama saya.. dari beliau, saya belajar untuk menilai laki-laki, sebelum memilih untuk dijadikan sekedar partner atau teman hidup.
Ayah, tidak pernah banyak omong, sangat jarang banyak komentar. Tapi beliau, setelah melihat sebuah kejadian, sedikit berkomentar, dan banyak berpikir.
Ayah selalu perhatian, meski tidak seperti sosok guru laki-laki, atau perawat laki-laki. Tapi beliau selalu mengerti apa saja yang kami butuhkan. Bukan hanya anak-anaknya, tapi juga istrinya, ibu kami.
Ayah bukan orang yang selalu membelikan ibu bertangkai-tangkai bunga, tidak pernah juga terlihat bermesraan dengan ibu, tapi dia mengutamakan ibu dalam segala hal.
Ayah, bukan laki-laki terkuat yang selalu ada ketika kami membutuhkan bantuan, tapi beliau selalu menguatkan kami, dalam banyak nasihatnya...
Ayah, tak pernah menyampaikan kata-kata cinta pada kami, tapi beliau melakukan sesuatu untuk membuktikan kecintaannya...

karena di luar sana, banyak laki-laki, yang hanya nampak lembut, tapi ternyata hanya pada orang tertentu
karena di luar sana, tidak sedikit laki-laki, yang pintar menyusun kata-kata cinta, tapi tak pernah melakukan apa-apa
karena di luar sana, berkeliaran laki-laki, yang hanya sok kuat, tapi sesungguhnya sangat melemahkan..
karena di luar sana, untungnya, belum ada laki-laki, yang dapat meluluhkan hati saya, melebihi ayah..

27 Juli 2011

sungai mBrangkongan

entahlah, tapi saya sedang ingin terlihat lebih segar, begitu juga dengan blog saya,,(sok ye bener..)
kali ini, saya ganti lagi background dengan semburan air sungai mBrangkongan yang memanjang dari lereng gurung Sindoro. banyak sekali kenangan dari sungai ini, termasuk ketika dulu, seusai persami, kami mencuci tenda yang kami gunakan untuk berkemah, di sini..airnya bening, bersih, meski beberapa sampah masih ada...

terletak di sebelah selatan desa Campuranom kecamatan Bansari kabupaten Temanggung, sungai mBrangkongan menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Tidak banyak yang tahu dan menjadikannya sebagai tujuan wisata, tapi anak-anak desa sekitar rutin melakukan ritual 'belajar berenang' di sini...hmm,,teringat masa kecil dulu, saya hanya bisa berendam di air, tanpa bisa mengikuti teman-teman berenang...selalu rindu masa-masa itu...

semua ini, membuat saya semakin berterimakasih pada Tuhan karena telah mengijinkan saya lahir di desa Campuranom, Bansari Temanggung... semoga kebeningan sungai mBrangkongan semakin menjadikan warga sekitar bening hati...

26 Juli 2011

sistem anda baik??

there so many phenomenon makes me worried bout this country's future...
saya juga khawatir terhadap masa depan manusia2 yg terpilih karena networking yg bagus...
nepotisme...karena kenal dosen,
korupsi,,,karena transparansi serasa tidak terlalu perlu..

Allah, jaman ini gila, dan saya ada di dalamnya...

25 Juli 2011

jalan2 di minggu pagi...

Temanggung memang tidak banyak memiliki objek wisata...tapi alamnya damai,,,sejuk,,,indah,,,
kemarin pagi, 24 Juli 2011, bersama keponakan dan kakak saya, menikmati gunung sumbing, sindoro, kebun tembakau, dan sungai mBrangkongan...what a beautiful day it was...



23 Juli 2011

yang ahli, yang terpuji..


Kemarin, saya mengantar ibu ke Solo. Lagi-lagi Solo, dalam satu bulan Juli ini, tiga kali saya ke Solo...hmmm...
Ibu akan menjalani sepuluh hari penuh dengan kegiatan dalam rangka sertifikasi guru. Ya, di sana saya melihat banyak guru yang kelihatan sudah sangat berpengalaman. Mereka menjalani serangkaian acara untuk lebih dihargai karena telah tersertifikasi. Melihat mereka, memandangi ibu saya, membuat saya sedikit haru. Betapa mereka mendedikasikan hidupnya sebagai sosok pengajar, pendidik, guru yang selalu diteladani murid-muridnya. Mereka, mimpi saya dulu dan kini. Hmm,,,tapi, saya merasa amat bersyukur kuliah di peternakan. Meski mungkin kemungkinan untuk jadi guru amat kecil, saya masih menyukai dunia pendidikan. Dan saya yakin, mereka yang telah terpilih menjadi guru, adalah mereka yang ahli, maka mereka layak untuk dipuji.
Setelah selesai ‘tugas’ saya mengantar ibu di tempat sertifikasi, saya pulang bersama ayah ke Temanggung. Kami memilih untuk lewat jalur Yogya. Keluar dari Solo, Sukoharjo, Klaten, perjalanan kami lancar-lancar saja, meski mobil ayah agak tersendat. Namun, tiba-tiba, sampai di Klaten, ayah berhenti di dekat terminal. Katanya, koplingnya tidak mau masuk. Entahlah, yang saya tahu, ada masalah dengan mobil ayah kala itu. meski masih mampu berjalan, hanya pelan dan gigi tidak bisa ditukar-tukar. Sepanjang jalan Klaten-Yogya pun, dengan perjalanan hati-hati, kami mencari bengkel. Setelah cukup lama, akhirnya kami menemukan bengkel yang cukup besar. Alhamdulillah, saya tidak perlu lagi melihat raut muka ayah yang tiba-tiba menjadi kelimpungan. Kasihan beliau, sudah menyetir mobil mulai pukul empat pagi dari Temanggung ke Solo, balik lagi dari Solo ke Temanggung. Alhamdulillah bisa istirahat sejenak sementara mobil dibenahi oleh montir. Namun, lagi-lagi yang saya ambil dari peristiwa ini, selain ayah bisa istirahat sejenak, adalah mobil ayah akan segera tertangani oleh sang ahli. Montir.
Saya yakin, montir di bengkel itu sangat ahli dalam hal bongkar pasang alat bermotor. Sekali lagi, yang ahli, sangat patut untuk dipuji.
Seusai perbaikan mobil, saya dan ayah kembali melanjutkan perjalanan ke Temanggung. Meski sempat nyasar di Yogya, karena jarang melewatinya jika ke Solo, kami sampai Magelang, istirahat untuk makan dan shalat dzuhur, dan melanjutkan perjalanan kembali.
Dan sang ahli kala itu, yang saya lihat adalah ayah. Beliau bukan sopir, beliau adalah ahlinya ayah. Maka ketika sudah hampir seharian menyetir mobil bolak-balik Temanggung-Solo, beliau mengeluhkan kantuk. Saya rasa wajar. Tapi, yang saya lihat kala itu adalah ayah yang tegap. Tetap ahli dalam menyetir mobil, bukan sebagai sopir, tapi sebagai ayah, yang merelakan lelahnya untuk mengantar saya pulang dengan selamat. Lebih dari itu, beliau juga ahlinya suami, yang dengan sepenuh kasih sayangnya mengantarkan ibu ke Solo, meski raganya sudah tak sekuat dulu. Ah, memang, dia yang ahli, patut untuk dipuji. Maka ayah, sang ahli dalam mengambil hati anaknya, sang ahli dalam menyayangi istrinya, sang ahli yang selalu terpuji, yang selalu di hati, yang sangat tak pantas jika saya berbuat keji.
Maka kini, saya berazzam untuk menjadi ahli, di bidang peternakan tentunya, sebagai bukti bahwa saya enggan melukai hati ayah dan ibu. Saya ingin menjadi ahli, tapi bukan untuk dipuji. Saya ingin menjadi ahli agar mampu mengabdi.

close your eyes, if it's needed

Dari mata, turun ke hati
Dari mata, naik ke tangan
Dari mata, ke kepala,
Dari mata ke semuanya..
Jaga mata,
Jaga mata,
Jaga mata,
Jaga mata,
Jaga mata,
Jangan lupa!
Inspirasi dari iklan susu formula di televisi, tentang apa yang dimakan akan mempengaruhi semuanya. Maka tentang hati, sangat diminta untuk dijaga. Dalam Surat Al Quran, dalam hadits, dan dalam nasehat-nasehat orang-orang tua, hati sangat berperan dalam kehidupan seseorang.
Dan pangkal dari kehidupan hati, salah satunya adalah mata. Maka Allah memerintahkan bagi perempuan dan laki-laki, untuk menundukkan pandangan, menjaga mata agar tidak menodai hati. Dan dalam hadits, Rasulullah bersabda bahwa ada segumpal daging yang apabila baik, maka  baiklah seluruhnya, dan itu adalah hati.
Hmm,,,mungkin bagi sebagian yang menganggap pandangan adalah sesuatu yang biasa, hal ini adalah sesuatu yang terlalu memaksa. Tapi bagi saya, (yang telah mengalami), menjaga pandangan sangat efektif untuk sedikit menjaga hati. Maka upaya yang kita lakukan, meski hanya menjaga pandangan, akan dapat menghindarkan kita dari sakit hati yang berkelanjutan,,,

a trip to Wonogiri

Bapak supir angkot kemarin, mengantarkan kami pulang pergi Semarang-Wonogiri dalam acara takziyah ke rumah saudara kami. Beliau, ketika saya tanya, apakah akan shalat ashar di masjid. Beliau malah menjawab, “jujur mbak, saya shalat setahun sekali, yang rajin shalat itu istri saya..”. dan saya malah memilih untuk diam, tidak enak untuk mengingatkan.
Saya sadari betapa iman ini masih begitu lemah, tidak berani bertindak, berucap, dan hanya berani dan mau mendoakan beliau agar Allah mengetuk hatinya atas teguran saya dalam perjalanan itu..
Pak Soni namanya. Berperawakan kecil, kulit putih, dengan kumis tipis dan senyum yang ikhlas. Beliau mengantarkan kami dengan nyamannya ke Wonogiri, perjalanan 5 jam menggunakan angkot kampus warna kuning yang begitu melelahkan..
Setelah 5 jam sampai Wonogiri, kami langsung menunaikan shalat Maghrib dan Isya sekaligus. Sementara Pak Soni pergi mencari makan. Selang satu jam setelah itu, kami langsung pamitan karena takut terlalu malam sampai di kos masing-masing. Saya tidak membayangkan bagaimana lelahnya beliau yang hanya istirahat untuk makan dan tidak sempat merebahkan tubuhnya.
Lalu kami melakukan perjalanan ke Semarang. Berhenti sebentar untuk makan malam di Sukoharjo, bakso Sokleng, yang menurut saya enak. Dan Pak Soni tidak turun karena sudah makan dulu, beliau kala itu ditemani salah seorang ikhwan, rekan kami juga di kampus. Kami satu angkot bersebelas, semuanya perempuan, dan hanya dengan dua laki-laki.
Bersyukur ketika ada sedikit waktu bagi Pak Soni untuk istirahat sementara kami makan. Dan setelah kurang lebih setengah jam kami makan, perjalanan kami lanjutkan kembali...
Sampai di Semarang pukul setengah dua belas malam, Pak Soni mengantarkan kami hingga dekat dengan kos. Dan kami bayar beliau sesuai perjanjian. Semoga rejeki Pak Soni lancar, dan beliau mau untuk sekedar shalat lima waktu, sebagai kewajibannya atas apa yang diyakininya.

14 Juli 2011

Sumbing

saya mengganti background blog saya dengan gunung Sumbing, bukan apa-apa,,saya sangat mencintai Temanggung...suami saya nanti, akan saya ajak untuk hidup di Temanggung saja, memajukannya.hmmm..tapi nanti, bukan sekarang, saya masih ingin kuliah.,menimba ilmu,

13 Juli 2011

terpesona dengan Solo...^^,

Bolehlah kalau saya menuliskan keterpesonaan saya dengan satu kota itu, Solo. Bukannya saya belum pernah kesana. Dulu, ketika masih SMA dan kakak saya huliah di Solo, saya pernah kesana hanya sekedar menengok kakak saya. Meski tidak banyak berputar-putar di Solo, setidaknya saya pernah kesana. Haha.
Dan kemarin, seharian saya ada di Solo, membuat saya ingin kesana lagi. Jarang-jarang saya merasakan rindu dengan sebuah kota karena kekaguman saya, tapi di Solo, entahlah, tapi banyak yang membuat saya terkesan disana. Tidak salah jika kakak saya masih sering berkunjung ke Solo.
Sampai di Solo, bersama teman-teman kuliah, pertama kali kami mengunjungi Lembah Hijau Multifarm, sebuah sistem pertanian dan peternakan terpadu yang ramah lingkungan. Lembah Hijau Multifarm atau yang disingkat LHM, sangat menarik bagi saya, yang adalah mahasiswa peternakan. Di sana, ada beberapa area untuk peternakan sapi potong, peternakan sapi perah, pengolahan biogas, pengolahan pupuk, lahan tanaman sayuran, lahan tanaman buah-buahan, food court, kolam ikan, akuarium, toko kecil untuk produk-produk pangan, dan semua itu dibangun di tengah pedesaan daerah Sukoharjo yang menurut saya cukup panas.
Kala itu yang ada di benak saya adalah, wilayah Solo yang puanas saja bisa punya LHM yang terkenal dan cukup menghasilkan, apalagi Temanggung, yang sangat sejuk dan pastinya sangat berpotensi untuk mendirikan integrated farming system macam LHM. Dan apabila ada tempat semacam LHM di Temanggung, saya yakin bukan hanya mudah dikembangkan, tapi juga akan menambah pendapatan daerah, dan juga akan menjadi salah satu rujukan pariwisata, hal yang sering dipertanyakan oleh teman-teman saya, Temanggung punya apa???
Hmm...salah satu mimpi saya adalah dapat mendirikan integrated farming system atau agrokomplek terpadu di kota tercinta saya..semoga terwujud!
Pesona Solo yang lain, tata kotanya yang rapi, bersih dan menyenangkan dipandang mata, meski panas. Selain itu, ketika saya selesai mengunjungi LHM, saya bersama rombongan diajak panitia ke PGS, Pusat Grosir Solo. Di PGS, kami yang perempuan, terpesona karena pakaian-pakaian yang ada dan uang kami yang tidak ada. Artinya kami hanya mampu terpesona dengannya. Hmm..
Satu yang berkesan di PGS, kala itu sudah masuk waktu Ashar, dan kami shalat di sana. Musholanya, ada di bagian teratas PGS, cukup luas, sejuk, dan hening, jauh dari keramaian PGS di bawah. Meski tempat wudhunya cukup jauh dari mushola, tetapi di sana benar-benar terjaga antara laki-laki dan perempuan. Dibatasi dengan tirai yang bersih, ibadah kami jadi khusyuk meski posisi kami di pasar.
Satu lagi, setelah kami ke PGS, kami ke SGM, Solo Grand Mall. Tidak banyak yang membuat saya terpesona di sana. Sama seperti mall-mall lain di Semarang. Namun, kami, saya bertiga dengan teman saya, membuat sebuah aksi cukup menggelikan..
Kami sampai di SGM waktu sebelum maghrib, kami bertiga makan sebentar di food court di Bee’s (produknya ehem...). Hanya satu orang dari kami yang makan, saya dan satu teman saya hanya menemani. Seusai makan, kami berburu mushola. Karena memang baru pertama kali ke SGM, kami tidak tahu dimana letak musholanya. Dengan modal bertanya pada cleaner service, ditunjukkanlah kami pada lantai 4, lantai paling atas di SGM. Kami naik ekskalator sampai lantai 4, dan bertanya lagi pada cleaner service yang lain, katanya, “Turun lagi mbak, lewat tangga, atau naik lift, nanti dekat sana ada tempat parkir, ya di dekat situ ada musholanya”. Berbekal ilmu dari sang cleaner service, kami turun lagi ke lantai tiga untuk mencari tangga yang dimaksud beliau. Nah, ketemulah tangga menuju sebuah tempat dengan pinggiran kaca warna hijau. Kami sudah naik kesana. Waktu kami intip, di sana tempat billiard. Ahaha...tersasarlah kami bertiga, perempuan berjilbab yang hampir masuk ke tempat billiard. Dan kami pun berbalik menuruni tangga dengan pedenya. Dari dalam tempat billiard, keluarlah teman satu bis kami “Hei, mau main billiard, sini-sini!!”. Kami jawab saja “nyasar, mau sholat, yuk!”. Hufth!
Kami pun menemukan tangga yang dimaksud pak cleaner service, naiklah kami, dan bertemu dengan teman satu bis lain yang sedang menuju mushola. Hmm...damainya hati ini. Meski mushollanya tidak seluas ketika kami di PGS, cukup representatif untuk shalat, dan lebih nyaman daripada di mall di kota Semarang.

1 Juli 2011

saya muslim, dan saya bangga

padahal saya berada di sekitar orang-orang yang beragama, dan masa lalu mereka ada di lingkungan agamis.. tapi apakah mungkin karena saya tidak dan kurang peka terhadap lingkungan luar, saya jadi lalai.
dua hari ini, ketika membuka kembali jejaring sosial teman masa lalu, sedikit kaget karena 'dakwah' yang mereka gaungkan...
bukan untuk mengajak pada situasi tertentu, tapi, dengan menunjukkan keyakinan mereka, dan mereka sangat bangga, sangat mencintai apapun yang ada di sana..,.
sementara kadang, orang-orang muslim di sekitar saya, entah memang karena telah terbiasa bersama-sama orang-orang muslim, jadi lupa kalau sebagai muslim harus menunjukkan kebanggaannya terhadap Islam..
tanpa sadar, sebagai muslim, sering terlihat pacaran, tidak islami dalam berpakaian, bergaul, bermuamalah,,dan berlain-lain...
saya juga kerap kali lalai akan beberapa hal, padahal dalam kitab kami, Al Quran, telah dijelaskan segala macam hal terkait aturan hidup. mulai dari yang besar hingga kecil. pun ilmu pengetahuan, saya yakin dan telah membuktikan bahwa al Quran mencantumkan semuanya, hanya mungkin, manusia belum mampu menangkap maknanya..termasuk saya..
dalam Al Quran, diatur bagaimana bergaul dengan lawan jenis, dengan hewan, dengan tumbuhan, dan dengan alam yang lain, bagaimana menikah, bagaimana berumah tangga, bagaimana mendidik anak, bagaimana membesarkannya, bagaimana hidup bertetangga, belajar, bekerja, mencari nafkah yang halal, berdagang, dan berbagai aturan kehidupan..
pun penjelasan serta keajaiban tentang alam semesta, penciptaan langit dan bumi, penciptaan manusia, keajaiban tumbuhan, sampai disebutkan dalam nama-nama surat di sana seperti semut, laba-laba, kuda perang, sapi betina, lebah,,, pun dengan bintang-bintang, matahari, bulan,,  semuanya ada di dalam alQuran, dan itu nyata kini, menjadi pegangan bagi setiap muslim di dunia...
tapi memang, manusia adalah tempat salah dan lupa...Al Quran yang begitu sempurna itu, sering terlupa..
biarkanlah Allah mengingatkan kita dengan cara-caraNya,, dan kita hanya bisa berjanji bahwa kita akan terus mengingatNya, menjalankan perintahNya, menjauhi laranganNya, dan berkata :
Saya Muslim, dan saya bangga...

cikgu??

Sore ini, kembali terdengar cerita ibu dan kakak tentang dunia keguruannya.. tentang sertifikasi yang banyak direka-reka, tentang korupsi waktu yang banyak dilakukan, tentang sistem pengajaran yang tidak profesional. Dan mereka menceritakan dalam dua hal berbeda, karena ibu guru SD dan kakak guru SMP. Ayah pun, yang mantan pegawai bukan guru, selalu memperhatikan dunia pendidikan...dan beliau lah komentator atas percakapan ibu dan kakak.
Seperti sore ini, mereka membicarakan tentang sertifikat untuk sertifikasi. Beberapa guru melakukan semacam ‘penipuan’ agar bisa mendapatkan sertifikat dengan mengeluarkan uang berlebih untuk mendapatkan uang yang lebih banyak setelah sertifikasi.. dan ayah pun berkomentar, ‘apakah mereka juga terpikir untuk bersedekah dengan uang itu, kalau begitu?’.
Lalu pada suatu hari yang lain, kakak bercerita tentang bagaimana seorang guru harus menjaga waktunya. Karena di sekolahnya, mayoritas guru sangat suka memotong waktu belajar. Datang agak siang dan pulang lebih awal. Padahal ada beberapa muridnya yang harus berjalan sekitar 5 km dari rumahnya.. dan para murid yang adalah orang desa itu, tiada pernah menggerutu ketika sang guru berperilaku seperti itu. Dan dampaknya, kelulusan sekolah tersebut terbilang cukup rendah. Saya menganalisa, kalau memang guru-gurunya bersungguh-sungguh mengajar dengan baik, murid-murid desa itu akan berkembang dengan baik.
Teringat cerita Laskar Pelangi-salah satu cerita yang memotivasi saya untuk menjadi pendidik-bahwa bu Muslimah mampu menumbuhkan semangat belajar pada anak-anak didiknya, padahal kondisi di sana sangat terbatas. Bukan hanya masalah fasilitas, tapi juga murid, jumlah guru, tempat terpencil, dan masalah sosial ekonomi... tapi kini, ketika para guru menggerutu karena bayaran yang dianggap tidak sesuai dengan usaha, dan berujung pada ketidaktuntasan dalam mengajar, mengandalkan keajaiban pada muridnya saat ujian akhir, membanggakan telah berjasa ketika semua berhasil.
Memang, masih banyak guru-guru yang berdedikasi tinggi-termasuk guru-guru saya SD,SMP dan SMA, kakak, dan juga ibu saya- tapi jika kembali saya dengar cerita dari ibu dan kakak mengenai rekan sesama guru mereka yang masih bersikap tidak terdidik, apakah salah jika saya mengira bahwa kebobrokan negeri ini adalah juga karena peran guru yang tidak dijalankan sebagaimana mestinya oleh beberapa guru??
Pernah juga saya mendengar cerita seorang guru yang berbuat mesum dengan seorang murid SMP di kuburan dan berujung kepada kematian sang guru saat sedang berbuat. Apakah ini potret guru Indonesia?? Tidak, dan jangan sampai ada guru seperti itu lagi. Cukup satu saja.
Dulu, dan sampai sekarang, keinginan saya sangat kuat untuk menjadi guru. Dan jurusan peternakan adalah pilihan terakhir di hari terakhir. Namun, kenyataan kini saya kuliah di peternakan, malah membuat saya makin bersyukur karena tidak dimasukkan ke dalam barisan para calon pendidik. Karena saya yakin, mereka yang telah terpilih untuk meneruskan profesi sebagai seorang guru, adalah mereka yang dapat menggantikan model-model guru jaman sekarang, yang mampu melahirkan generasi terbaik untuk negeri ini, dan mungkin, Allah tidak mengijinkan saya berperan di sana. Karena mungkin, bisa jadi apabila saya masuk ke sana, saya tidak akan mampu merubah bangsa ini menjadi lebih baik..
Semoga para calon guru sadar bahwa kebiasaan mereka kini akan membentuk diri mereka nanti. Maka apabila calon guru masih suka mencontek saat ujian, menitip tanda tangan absen saat kuliah, sibuk pacaran, tugas hanya mengopi teman, skripsi dikerjakan orang lain, tidak suka bekerjasama, dan masih suka melakukan hal-hal tidak bermanfaat lainnya, jangan heran generasi penerus yang akan menjadi murid mereka adalah generasi penerus kerusakan negeri ini...
Betapa saya termasuk menjadi orang nomor satu yang akan membinasakan guru-guru tidak bertanggungjawab itu nanti.
Saya berterimakasih pada Allah yang telah menakdirkan saya untuk hidup bersama makhlukNya yang lain, demi menumbuhkan generasi cemerlang dengan cara yang lain,,
Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru,
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku,
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku,
Sebagai prasasti terimakasihku tuk pengabdianmu,
Engkau bagai pelita dalam kegelapan,
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan,
Engkau patriot pahlawan bangsa,
Tanpa tanda jasa...

Maka apabila seorang guru masih merengek meminta tanda jasa hanya berupa sertifikat, jangan harap namanya akan hidup dalam sanubari murid-muridnya,