30 Januari 2013

berjejaring...

kalau saya lagi seneng, saya suka berekspresi lewat apapun...
makan, nulis, masak, dan lain-lain...

sekarang lagi seneng-senengnya berjejaring..

ngenet, twitteran, fban, ngeblog dll,,

karena saya nemu banyak banget ilmu..

dan berbincang dengan orang-orang yang terbuka hati dan pikirnya itu, enak ya??
enak banget!

ayo berjejaring untuk bermanfaat!

sekian.
udah gitu aja.. :D

tentang menemukan 'saudara'

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,

Islam adalah agama saya dari kecil, dari lahir, bahkan..
bersyukur sekali..
dan dulu, saya masih ingat bahwa kakak saya menyatakan, (dan ustadz2 di tivi2 juga begitu), bahwa Islam adalah agama terbaik dari Allah..
maka saya percaya sepenuhnya, meski masih lebih banyak nakalnya,,,
entah bolong dalam shalat, tidak puasa saat Ramadhan, dan lain-lain..

tapi kini, saya mengenal Rohis, lalu sering ikut kajian, sering lebih banyak membaca buku-buku tentang agama saya sendiri,,, dan saya semakin tahu dan makin yakin...

hmmm. tidak untuk takabbur, tidak sama sekali.

hanya ingin memberi tahu bahwa, wahai saudaraku sesama muslim, yakinilah agamamu dengan sebenar-benar keyakinan.. dan rasakan kebahagiaannya.. :)

dan kini, ketika orang-orang bilang bahwa Rohis terlalu fanatik dan lain-lain, saya bilang, ah, terlalu sempit melihatnya...

Islam itu benar, dan bagaimanapun orang-orang akan memberangus organisasi-organisasi keislaman dengan cara-caranya yang kurang masuk akal, Islam akan tetap benar dan pasti jaya..

yang sedang nge-tren sekarang : Indonesia Tanpa JIL,,, dan saya merasa menemukan 'saudara' saya yang sangat banyak di sini.. karena yaaa..begitulah Islam..

hmmm, dan juga, masih sangat banyak yang nyinyir terhadapnya...

jika Anda juga nyinyir, lihatlah secara apa adanya, apa itu JIL, dan kenapa ada gerakan Indonesia Tanpa JIL.. dan temukan keindahan beragama bersamanya :).

Wassalamualaikum..

absurd dan kontra

ada banyak hal bertebaran di sekitar kita..

lalu kita merasa baik-baik saja, kadang.
atau penuh masalah yang tak pernah terpecahkan, kadang.

lalu kita merasa sangat penting, di suatu waktu.
dan merasa bukan siapa-siapa, di waktu yang lain.

atau ada pula, saat-saat kita merasa bahwa kita adalah orang yang sangat bermanfaat,
dan seketika merasa menjadi orang yang sangat tidak berguna..

ah,
absurd.

kadang kita merasa sangat dekat denganNya,
atau merasa sangat jauh

semua ini terasa, dan terpikirkan jika kita mau dan mampu..

bahwa kadang kita berada di atas,
dan kadang di bawah...

dan itu tidak apa-apa,,
karena begitulah hidup, bukan?

tidak semua jalan selalu lurus.

jalanan nyata untuk kendaraan saja, lurus, belok, naik, dan turun,
apalagi jalan untuk kehidupan yang begitu membahana ini...

kadang kita merasa sangat hampa,
kesepian di tengah keramaian..

namun kadang juga kita merasa amat penuh,
selalu merasakan kebersamaan meski sepi..

begitulah hidup kawan..

29 Januari 2013

akhirnya..:)

saya sering curhat di sini, tentang macam-macam. tentang Praktek Kerja Lapangan saya juga..
mungkin ini adalah peristiwa yang biasa bagi banyak orang.. tapi bagi saya, mengurusi PKL kali ini adalah hal yang sangat mengesankan...:)

dulu, dimulai dari teman-teman yang sudah mulai PKL, sementara saya dan beberapa teman satu tim belum mendapat perusahaan untuk PKL,, dan kami harus mondar-mandir mengusahakan beberapa perusahaan hingga berakhir pada satu pilihan : Dony Farm Magelang.

lalu ketika PKL pun, ada banyak kejadian,, salah satunya adalah kecelakaan yang membuat mata saya biru, dan saya harus memakai kacamata ketika ke kampus (padahal saya sangat menghindari kacamata ;))

ini khusus cerita saya tentang PKL, tentang teman-teman satu tim saya, ada cerita lain lagi,, saya hanya salut dengan mereka :). bersyukur sekali mereka mau mengajak saya PKL bersama, hingga ilmu-ilmu tambahan dari mereka yang kesemuanya cerdas itu, saya dapatkan pada akhirnya :)

selama mengurus laporan PKL pun, saya mendapat dosen pembimbing yang cukup ditakuti oleh banyak mahasiswa, seorang ibu yang memang perfeksionis, tapi saya merasa amat sangat beruntung, karena ada banyak sekali ilmu yang saya ambil dari beliau.. terimakasih ibu..

mengurus laporan PKL ini, saya yang terlambat, bukan dosen saya yang terlalu sibuk dan terlalu perfeksionis, tapi benar-benar karena kelalaian saya :(.. sampai-sampai terhambat KKN, terhambat libur semester, dan berlanjut hingga dua semester berturut-turut.. sampai hampir satu tahun..

bahkan, saya sempat putus asa dengan memastikan diri saya mengulang PKL sambil mengerjakan penelitian..payah..

hmmm..terlalu sibukkah saya? tidak.
saya bahkan tidak mengurusi organisasi dengan baik.. hanya payah, itu saja.

dan alhamdulillah, wa masyaAllah.. karena ternyata, semua begitu mudah..
Allah masih baik, sangat baik pada saya..
dua bulan sebelum kesempatan sidang PKL ditutup untuk saya karena telah satu tahun terlambat, saya baru mengumpulkan draf laporan PKL lagi.. dan sekitar satu bulan selesai...

dan kau tahu kawan, hari Jumat besok, 1 Februari 2013, insyaAllah saya melangsungkan sidang PKL...
bahagia? ya, tentu.
maka saya harus menyempurnakan segala persiapan agar dapat dengan baik menyelesaikan sidang..

ya, itu saja..

saya tidak malu, hanya ingin bercerita saja, bahwa Allah akan selalu mengasihi kita, apapun bentuk kita ;)

sementara teman lain sudah menyiapkan sidang skripsinya, saya baru sampai tahap penyelesaian PKL.

ah, karuniaNya terlalu indah..

dan semua memang indah pada waktunya, akhirnya..:)

QS 55:55>> Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kan kau dustakan?

28 Januari 2013

karena menjadi selalu dekat denganNya,
menjadikan kita enggan untuk hanya menyapa,
hati-hati yang sedang hampa..

Benar-benar mencintaimu sejak di Rohis (2)


Ah yaaa... dan kini telah berselang hampir lima tahun semenjak pertama kali mengenal Rohis. Dan saya berbanyak-banyak teman di Rohis, setidaknya, orang-orang yang punya latar belakang Rohis. Di bangku kuliah, saya juga masuk lagi ke Rohis.
Makin lama di Rohis, saya makin mengenal apa itu Rohis dan apa yang harus ada dan tidak harus ada pada pribadi-pribadi pengurus Rohis... ada banyak fenomena yang tidak sepantasnya saya ceritakan di sini, tapi menjadi peristiwa yang umum melanda para aktivis Rohis..
Salah satunya, pasti sangat familiar : Keterjangkitan Virus Merah Jambu di kalangan para aktivis...
(Lho kok saya malah cerita??)
Ah, bukan untuk menjelek-jelekkan seseorang, pun tidak akan menceritakan pengalaman pribadi (karena memang saya tidak mengalami, insyaAllah tidak akan dan tidak ingin, semoga saya dan Anda istiqomah ya..). saya hanya ingin bercerita, betapa menantangnya medan Rohis ini, kawan.
Lalu tentang judul, “Benar-benar mencintaimu sejak di Rohis” ini, insyaAllah akan ditemukan setelah cerita ini selesai J..
Oke, saya tadi bilang, bahwa medan Rohis begitu menantang, ya kan?
Mari saya kupas satu persatu,,, (tidak semua, yang ingin saya ceritakan hanya yang ingin saya ceritakan saja kok..).
Rohis adalah Lembaga Dakwah di kalangan pelajar. Namanya saja Dakwah (Beramar ma’ruf nahi munkar)..
Dakwah adalah kata terberat yang pernah saya dengar.. mengapa begitu? Karena dakwah berarti mengajak pada yang kebaikan, dan mencegah dari keburukan...dan dakwah ini, simpelnya seperti saat kita mengajarkan matematika kepada junior kita, dimanapun.. bahwa kita harus menguasai matematika itu dulu, sebelum mengajarkan kepada junior kita.. terlepas dari junior kita boleh lebih cerdas dari kita, cara terbaik mengajarkan matematika adalah dengan lebih dulu menguasai (diulang lagi), dan mengerti cara-cara mengatasi kesulitan di dalamnya.. kita disebut sudah ‘baik’ dalam pemahaman dan pengajaran matematika, adalah ketika junior kita menanyakan hal-hal paling sulit, kita mampu memecahkan masalahnya, dengan cara apapun yang kita mampu..
Nah, begitu pula dakwah, tapi, sayangnya, dakwah malah jauh lebh rumit dibandingkan matematika. Karena, ya prinsipnya sama seperti tadi, kita harus menguasai ‘dakwah’ dulu, sebelum ‘mendakwahi’ orang lain... padahal, sejauh yang saya tahu, dakwah adalah perkara yang wajib kita lakukan, meski hanya sebatas menyingkirkan duri di jalan, meski hanya sebatas tersenyum kepada saudara kita...meski ilmu kita masih sebatas satu ayat Al Quran...
Beuh,, rumitnya, dalam dakwah, kita tidak harus ‘mahir’ dulu baru kita berdakwah, tapi kita harus berdakwah, maka kita akan ‘mahir’. Ahhh... saya yang terlalu merumitkan keadaan..padahal sebagai seorang ‘pendakwah’, seharusnya seseorang harus ‘mahir’ dulu, sebelum akhirnya ‘berdakwah’...
Rumit? Memang!!
Itu intinya, bahwa Rohis itu menantang, karena Rohis adalah lembaga Dakwah.. bahwa apapun yang kita lakukan, harus bernuansa “mengajak pada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran”.
Saya menulis begini juga bukan berarti saya telah terbebas dari segala macam keburukan, tidak, sama sekali! Tapi saya sedang dalam tahap berusaha untuk mampu melebihkan kebaikan, daripada memperbanyak keburukan.. J
Maka ketika pertama kali saya menjadi ‘anak Rohis’, saya berpikir bahwa saya HARUS berpenampilan macam kakak-kakak senior saya yang lemah lembut, menebar senyum kemana-mana, rajin, anggun, dan lain-lain...
Saya pun seketika sempat berputus asa karena kenyataannya saya sangat jauh dari keharusan-keharusan yang semestinya...;(..
Tapi kawan, Anda tahu? Menjadi bagian dari Rohis adalah suatu keajaiban, catat ini : keajaiban.. bahwa ketika kita merasa putus asa, ada saudara-saudara kita yang menyadarkan kita sehingga kita jauh dari keputusasaan...
Ini saya rasakan sungguh-sungguh. Karena banyak kegiatan Rohis yang memeras otak untuk berpikir, hati untuk lebih peka, dan fisik yang mau berlelah-lelah. Tapi kenikmatan setelah itu, beuh,,,,,
Lalu kenapa fenomena ini bisa muncul? Merasakan nikmat setelah berlelah-lelah, bersakit-sakit, dan berpusing-pusing??
Semua ini karena ada sesuatu yang selalu menjadi penyemangat di Rohis, khususnya bagi saya, yang akhirnya merasakan jatuh cinta ini, dan semakin hari semakin bertambah, dan semakin mematangkan semangat saya... J
Seketika bertemu, merasa selalu disayang
Seketika bersama, merasa selalu didampingi
Kenyataan menunjukkan bahwa di Rohislah, rasa itu pertama ada..
Maka apakah saya akan rela meninggalkan Rohis begitu saja?
Karena jika saya meninggalkan Rohis, itu berarti saya meninggalkan cinta pertama saya, dan saya akan sangat kesulitan menemukannya kembali, karena ia ada di sela-sela, ada di kerumunan, ada di setiap detak bernama Rohis...
Ah... lebay, parah!
Tapi sungguh, pertama kali saya menemukannya di Rohis dan saya akan sangat terluka jika saya meninggalkannya.
Meski mungkin, Anda atau yang lain dapat dengan mudah menemukannya dimanapun, kapanpun, dari siapapun, dan dalam keadaan bagaimanapun. Tapi saya merasakan sensasi jatuh cinta itu di sini..
Ah, berbelit sekali..
Langsung saja lah,
Saya tahu, hal itu sudah ada sejak dulu, dan semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta sampai tergila-gila semacam perasaan saya sekarang ini..
Tapi kawan, bagaimana saya tidak bertekuk lutut, bagaimana saya tidak berbunga, ketika setiap saat ada pertemuan di Rohis, semua perkataan adalah tentangnya. Ketika apapun yang kita lakukan, semua menjurus tentangnya.
Semua tentangnya,
Hingga saya jatuh cinta untuk pertama kali, hingga kini pun tak pernah henti..
Ah, lancang sekali saya menyamakannya dengannya yang biasa..
Sungguh, ingin sekali saya mengatakan secara langsung, dari lubuk hati terdalam, tanpa maksud dan tujuan lain, tanpa demi apapun, tanpa diminta siapapun,,,
Bahwa :
Saya, benar-benar mencintainya sejak di Rohis.
Ah,
Nya,
Ya, saya benar-benar mencintaiNya sejak di Rohis.
Allah, saya benar-benar mencintaiMu sejak di Rohis.

26 Januari 2013

Benar-benar mencintaimu sejak di Rohis (1)


Saya masih ingat ketika pertama kali (akan) masuk Rohis di SMA dulu. Saya melalui beberapa tahap rekrutmen, seperti ketika akan memasuki organisasi pada umumnya.
Yang saya ingat, dulu ada pengisian biodata, lalu baca quran, lalu interview oleh kakak-kakak rohis yang seingat saya ketika itu ada empat orang, dua putra dua putri.
Dulu, bacaan quran saya belum lancar, meski sekarang juga hanya meningkat sedikit. Lalu jawaban-jawaban saya ketika diinterview oleh senior juga benar-benar apa adanya. Dan yang paling saya ingat adalah ketika salah satu kakak menanyakan kenapa saya ingin masuk Rohis.
Dengan lugunya, saya hanya menjawab : saya ingin mempelajari agama Islam lebih dalam.. karena hanya itu niat saya..
Masalah manajemen organisasi, itu nomor sekian, karena saya telah berpengalaman selama satu tahun di OSIS, yang pada tahun kedua saya tinggalkan..
Tetapi, saya tidak pernah menyangka jawaban saya akan menjadi satu jawaban yang sangat terkenang hingga kini..
Karena senior yang menanyakan itu, langsung sedikit mencerca saya dengan beberapa pertanyaan susulan..
“Beneran mau mempelajari agama Islam lebih dalam di Rohis???”
“Iya”
“Kalau mau belajar agama ya ikut pengajian-pengajian aja tuh di luar banyak!!”
“Ya kalau di SMA sini saja bisa, kenapa harus ke luar?”
“Ya sudah, tidak usah masuk Rohis saja, ikut saja pengajiannya, beres kan?”
“...”
“Iya kan?!!?” (dengan nada yang mulai meninggi)
“Mmmm, iya sih..”
“Ya sudah!! Kami membutuhkan orang-orang yang tidak hanya ingin mempelajari agama Islam saja di sini.. anak Rohis harus bisa mengajarkan kebaikan Islam kepada orang lain, kepada teman lain. Kalau niatmu masuk Rohis hanya untuk mempelajari Islam, ya buat apa kami menerima kamu?!? Di luar sana banyak orang yang butuh diajari juga.. kasihan teman-teman pengurus lainnya dong, kalo ada kamu, terus kamu harus diajari tentang Islam oleh pengurus yang lain, padahal di luar sana masih sangat banyak yang membutuhkan sentuhan dakwah Rohis!!??”
“Mmmm..” (dengan telinga dan hati yang mulai panas)
Lalu, tidak hanya beliau saja yang mulai mencecar saya,, rekan yang lain juga..
“Jadi gini dek, niat awalmu aja udah begini, ya gimana temen-temen lain bisa kamu ajari?? Rohis itu, ada untuk mengajarkan, atau membuat orang lain paham tentang Islam. Berarti seharusnya kamu sudah harus paham dulu tentang Islam, baru ngajarin... kalo niatmu begitu, kasihan Rohis Al Ikhlas lah...!!”
“(dengan gemuruh yang tak bisa dibendung, saya menangis seketika, di depan para senior, putra dan putri, what a..)”
“Jadi kenapa kamu pengen masuk Rohis??”
“(saya lebih terisak..)”
Dan seperti tidak punya hati, mereka melanjutkan cercaan itu...
“Anak Rohis harus lebih dari yang lain, baca Quran harus lebih mampu, ilmu agama harus lebih mumpuni bla,bla,bla...” dan perkataan lain yang tinggi-tinggi dan belum ada pada diri saya sepenuhnya..
“Sudah jangan nangis dek..” kata salah seorang senior putri, dengan muka datar.
Sementara senior putri yang lain, sekilas saya lihat sangat iba pada saya, tetapi beliau tidak mampu berbuat apa-apa karena ditahan oleh senior putri yang lain.
Isak saya semakin tidak karuan di sana..
Dan semakin menjadi ketika ada salah seorang senior yang melongok masuk ke dalam ruang interview, meski hanya membuka pintu dan keluar lagi..
Yang saya rasakan, lama sekali di ruang itu..
Setelah isak saya mereda, saya diam tanpa berkata apapun..
Dan interview itu ditutup dengan ucapan basa-basi senior..
“Sudah ya, terimakasih sudah mau kami wawancarai, sudah jangan nangis, karena memang realitanya seperti itu.. Kamu belajar yang lebih ya tentang Agama Islam.. kalau nanti diterima, ya harus selalu menebarkan kebaikan, kalau pun tidak diterima, yaa, lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan...”
Sudah.
Dan saya keluar dengan mata berair padahal di depan ruangan ada beberapa calon pengurus yang lain...

Lalu beberapa hari berselang, nama saya tercantum sebagai salah satu pengurus Rohis Al Ikhlas SMANSA..
Waw..
Tantangan? Ya! Karena menjadi pengurus Rohis berarti saya harus kalem seperti kakak-kakak senior putri. Berarti saya harus mampu menjadi ‘anak baik’ dan lain-lain...padahal selama ini saya adalah sosok pribadi yang usil dan ‘parah’.

(bersambung) 

25 Januari 2013

so let's be better :)


Saya makin suka menulis, saya makin suka berjejaring, saya makin suka menulis dalam jaringan, lalu menyebarkan tulisan saya lewat jaringan..
Meski (akan) tampak bodoh, saya berbahagia karena semakin begini, semakin saya menjadi diri saya..
Dan Anda tahu, saya menemukan berbagai macam motivasi..
Ah,,, saya tidak mau semakin tampak bodoh dengan menuliskan macam-macam di sini..

Cukup ini saja ya.

Anda tahu, perhatikan sekitar Anda kini. Lalu ingat-ingat sekitar Anda di masa lalu. Dimana mereka sekarang?
Anda lebih baik ketika dulu, atau sekarang?
Jika lebih baik, bersyukurlah.
Jika merasa lebih buruk, atau setidaknya, kurang mendatangkan progres, maka ayo bangkit menjadi Anda yang lebih baik. setidaknya lebih baik dari diri Anda sebelum sekarang ini...

20 Januari 2013

tahun 2030

tiba-tiba saya menemukan catatan lama saya...
di dompet waktu SMA :

"Tahun 2030, ingin jadi guru yang selalu bikin semangat belajar siswanya meluap-luap.. biar nanti, kalau mereka gede, mereka jadi orang yang punya bakti sama orang lain. SEKALIGUS jadi penulis yang tulisannya membakar semangat orang se-Indonesiaa!!!"

dan ketika saya balik kertasnya, isinya fotokopi pamflet try out SNMPTN by Temanggung Care Community..

entah tepatnya kapan tulisan tadi saya tulis,
tapi cita-cita saya yang hingga kini masih saya impikan ya itu.. : Guru..

maka berbagai training kewirausahaan yang saya ikuti, hanya mampu bertahan memunculkan semangat dalam hitungan hari...

berbagai training kepemimpinan, hanya saya serap ilmu sekedarnya...

berbagai diskusi politik, hanya sambil lalu saya resapi...

dan CETARRR..

saya pasti bisa mewujudkannya,
mahasiswa peternakan tidak berarti tidak boleh jadi guru,,
karena definisi GURU itu, luas, sangat luas...

Terus Terang


Maka memilih untuk selalu terus terang itu, selalu lebih menyenangkan dibanding pura-pura. Meski kepura-puraan itu mendatangkan senyum bangga.. meski kepura-puraan itu berhasil menyembunyikan kesedihan dan gemuruh di hati..
Awalnya saya merasa bahwa saya pasti akan selamat dengan tidak berterus terang atas semua yang sedang terjadi, atas semua kesulitan yang menghimpit, atas kekanak-kanakan saya.. bahwa pasti saya bisa bersikap dewasa dengan tidak terlalu cengeng, dengan tidak terlalu banyak mengeluh di depan khalayak..
Dan nyatanya memang saya berhasil. Berhasil untuk nampak sedikit dewasa (menurut hemat saya), berhasil menyembunyikan duka (menurut hemat saya juga) dan berhasil-berhasil yang lainnya...
Tapi kemudian, saya merasa bahwa semua ini pura-pura. Semua ini bukan saya yang nyata. Bahwa saya memang kekanak-kanakan, tidak pernah mampu saya sembunyikan.. bahwa saya memang cenderung bingung di akhir, tetap akan tampak pada akhirnya...
Maka ledakkan itu saya rasakan sendiri.. bahwa berperan menjadi orang lain untuk sementara waktu, itu sudah cukup menyakitkan.. bahwa saya akan jauh lebih mampu menjadi saya yang baru, tanpa harus berputar-putar menjadi saya yang lain!
Kini, perlahan saya menemukan saya yang baru, saya yang memang saya, tanpa harus berpura-pura...
Jika selama ini Anda bahagia bersama saya, saya haturkan banyak terimakasih.. karena Anda telah menerima saya apa adanya.. meski apa adanya saya itu, kadang memang saya yang benar-benar saya, atau saya dengan segala balutan berjudul saya yang nyatanya kadang bukan saya..
Ah, apa-apaan saya ini.. sudahlah, intinya, jika Anda ingin bahagia, jadilah diri Anda sendiri,,
Biarkan teman Anda melakukan riset secepatnya, asal Anda juga tidak menunda karena alasan yang diada-adakan..
Biarkan teman Anda berpacaran sampai ratusan kali dengan pasangan yang berbeda, asal Anda memiliki alasan logis, berperikemanusiaan, dan mengutamakan Tuhan dalam segala hal yang Anda lakukan berkaitan dengan pencarian pasangan hidup..
Biarkan teman Anda menikmati hidupnya dengan apapun yang mampu dia dan mereka lakukan.. asal Anda juga menikmati hidup Anda dengan kesenangan diri dan memastikan kesenangan orang di sekitar Anda..
Biarkanlah, asal Anda hidup untukNya, maka Anda akan bahagia.. karena hidup untukNya berarti apa adanya,

itu saja


Sadar aku telah bertumbuh.
Tanpa aku harus meminta,
Mereka sudah tahu,
Sebenarnya..

Maka biarlah,,,
Daun yang jatuh pun,
Dia tahu..
Apalagi aku,

Bangkit dan jatuhku,
Dia tahu...

Lalu apakah lebih baik bagiku bersembunyi?
Tidak,
Aku katakan padaku,
Bebaslah sebebasmu,
Berteriak jika mampu,
Lalu berbisiklah pelan pada dunia,
Buktikan kau ada.

Itu saja

16 Januari 2013

Belajar Peternakan, Belajar Kehidupan (jilid 2)


         Saya menulis jilid 2 ini, setelah dulu saya pernah menulis jilid satunya di sini.
         Hanya untuk menjadi penyemangat diri yang semakin sering bertanya tentang kehidupan, padahal Allah sudah memberi jawaban yang banyak..
         Sedikit pelajaran dari peristiwa tentang ilmu yang sedang saya dalami sekarang. Tentang data-data perusahaan yang absurd untuk dikelola dan saya satukan dengan teori-teori kuliah yang telah saya dapatkan...
         Saya sadar bahwa saya terlalu lamban dalam mengambil pelajaran, seiring dengan lambannya saya mengerjakan laporan itu...
          Aih,, pada intinya, hewan ternak, di manapun, selalu mengajarkan kita bahwa kejujuran itu begitu penting.. Anda tahu, data yang memusingkan saya adalah, bahwa ayam-ayam milik perusahaan tempat saya PKL di suatu kota di Jawa Tengah ini, performansnya kurang baik. Tapi saya tidak menyalahkan siapapun, pun perusahaan. Karena saya hanya ingin mencuri pelajaran dari semua ini J
           Ayam-ayam itu, diberi pakan dengan kualitas yang amat baik, dari perusahaan ternama. Kualitasnya sudah terjamin. Perhitungan konsumsinya juga baik, karena jatah konsumsi telah disesuaikan dengan kebutuhan umurnya, dan selalu habis dimakan.. TAPI, produksi telurnya, subhanallah..
           Harusnya, ayam dengan umur itu, sudah hampir mencapai produksi puncak, ya paling tidak 70-80% lah, artinya, setidaknya setiap hari bertelur.. kenyataannya tidak, ayam-ayam itu hanya menampilkan produksi telur sebesar 40-70% (untuk waktu 4 minggu yang saya amati, tapi entah minggu-minggu berikutnya menanjak atau bagaimana).. dan konversi pakannya, besar sekali, dalam kisaran 2,5-3.. yang artinya, harus tiap 2,5-3 kg pakan yang dikonsumsi, baru mau menghasilkan 1 kg telur. Padahal, untuk kondisi optimal, harusnya mereka mampu memberikan konversi yang baik, antara 1-2..
           Tapi sekali lagi, ayam tak akan pernah mampu berbohong. Pakan yang masuk segitu, kalau memang kondisi tubuhnya sedang kurang baik, ya bisa jadi hanya memproduksi telur seadanya, semampunya.. Ia tidak akan pernah berbohong dengan mencuri telur dari tetangga agar produksinya meningkat..
            Saya lebay ya? Memang! :-p. .
            Anyway,, JUJUR, itulah yang mereka ajarkan.. entah ayam petelur, sapi potong, sapi perah, atau ternak-ternak yang lain...
            Seperti wejangan dosen dulu, “Ternak itu, selalu jujur, kita saja yang pintar memanipulasi”..
            Dan ini yang membuat saya risau, karena saya akan tambah memalukan jika tiba-tiba saya menampilkan data yang baik.. bisa saja saya memanipulasinya dengan mengganti produksi telur mejadi kisaran 80-90%, dengan konversi antara 1-2.. Tapi pasti, tidak ada berkah dalam data-data itu.. dan kalaupun semua ayam bisa berdemonstrasi, pasti mereka akan mengatakan :
            “Kurang ajar sekali Anda, saya tidak pernah mencuri telur dari kandang sebelah, tapi Anda menghina saya dengan menaik-naikkan produksi saya???”
             Karena dengan produksi yang terlihat baik, pasti pimpinan perusahaan tidak akan berupaya untuk menaikkan produksi, yang hal itu malah akan merugikan perusahaan itu sendiri..
             Lain hal dengan, mohon maaf, nilai-nilai di beberapa sekolah... (dengan bermaksud menyindir, agar sadar).. ada saja manipulasi yang dilakukan beberapa oknum guru agar menaikkan posisi tawar sekolah tempatnya mengajar..
             Sering saya mendengar, Sekolah X Lulus 100% dengan Nilai Ujian Akhir Memuaskan..tapi setelah ditelusuri dengan seksama, nilai-nilai itu hanya bualan,,, entah hasil kerjasama dengan pihak mana saja...
             Atau yang lebih ringan sajalah, nilai raport.. berapa banyak oknum guru yang diperintah atasan untuk memanipulasi nilai siswanya, hanya agar tidak ada siswa yang tinggal kelas.. (kan kalau ada yang tinggal kelas, kesannya gimana gitu, dan makin banyak siswa yang naik kelas, pasti sekolahan tersebut akan makin banyak peminatnya).. PADAHAL... beuh,
             Saya menulis begini bukan mengada-ada, karena saya punya sumber ceritanya langsung (yang tidak ingin saya publikasikan, demi menjaga nama baiknya). Tapi saya tidak akan pernah menghina guru, karena bagaimanapun, guru yang baik juga masih banyak...
             Itu baru satu contoh, masih banyak lagi contoh tentang manipulasi data oleh manusia..
             Tidakkah kita malu? Hewan ternak saja mampu jujur apa adanya, tapi manusia malah mengada-ada..
             Piciknya, manusia melakukannya karena satu : UANG.
             Aih,, kalau semua ternak di dunia ini diberi kemampuan untuk tahu dan mampu kita dengar tawanya atas perilaku kita, apa-apaan kita ini...mau lari kemana kita?
             Semoga kita terhindar dari upaya memanipulasi data demi sebuah keuntungan,, dan meski jujur itu tidak selalu mujur, semoga Allah masih memperkenankan kita untuk selalu jujur apa adanya,

*Dan ini adalah pelajaran lain tentang Laporan PKL yang belum kunjung di ACC oleh ibu dosen tercinta.. mohon doanya yaa J

12 Januari 2013

aku akan terus mencintaimu,
hingga si bisu berkata pada si tuli,
bahwa si buta melihat si lumpuh berjalan...

curhat sedikit, boleh ya?

sedih rasanya ketika saya terus-terusan merasa sendiri...
hari ini pun begitu,
saya hanya diam, bersuara lewat huruf-huruf di sini,,,
tak mampu banyak cakap...

tapi,
saya juga sadar bahwa merasa sendiri itu jauh lebih berbahaya,
dibanding sendiri betulan..
toh nyatanya saya tidak sendiri betulan..

saya punya jaringan untuk sekedar berbincang lewat huruf-huruf dan angka-angka...
melihat profil teman di media sosial,
mengamati gambar-gambar yang kian hari kian menarik untuk saya amati,
membaca tulisan-tulisan yang secara langsung menasehati,
mendengarkan lantunan ayat-ayat Allah di mp3 yang menyejukkan hati...

ya, saya tidak sendiri,
meski diam bersuara seperti bagaimana saya biasa merasa..:)

10 Januari 2013

jangan ngegombal yaa

pagi-pagi ini, kajian di wisma diisi dengan tilawah quran, meski satu anak satu ayat, itu cukup membentuk kebiasaan baik,,,

BUKAN ITU INTI TULISAN INI!

karena tadi pagi kajian qurannya baru sampai Al Baqarah ayat 230-an...
ada satu ayat yang membuat saya sumringah, lagi-lagi tentang nikah!

235. Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu[148] dengan sindiran[149] atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf[150]. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. 




[148]. Yang suaminya telah meninggal dan masih dalam 'iddah.

[149]. Wanita yang boleh dipinang secara sindiran ialah wanita yang dalam 'iddah karena meninggal suaminya, atau karena talak bain, sedang wanita yang dalam 'iddah talak raji'i tidak boleh dipinang walaupun dengan sindiran.

[150]. Perkataan sindiran yang baik.

cari tafsirnya sendiri yak!
tapi bagi saya, ayat ini mengandung nasehat yang dalemm...

"...dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf"


4 Januari 2013

semua adalah guru


jika kita sadar bahwa semuanya adalah sekolah, maka semua bentuk kejadian adalah guru ;)

bahkan jika kita sedang malas melakukan hal apapun, kita akan selalu berusaha untuk menjadikan kemalasan itu sebagai guru, agar apapun yang dapat kita lakukan setelah rasa malas itu menghilang, akan semakin menjadikan kita pribadi yang jauh lebih baik...

saya bisa menulis begini pun, bukan semata2.. karena ini adalah hasil nasehat banyak dari berbagai guru...

terutama pak Sholihin Abu Izzuddin ketika mengisi sebuah training di FH, beliau mengawali training dengan mengucap salam setelah sebelumnya mengucapkan :
“Jika semua tempat adalah sekolah, maka semua orang adalah guru..” lalu beliau mengucap salam pada kami..

Betapaaa... (serasa terhormat sekali disanjung seperti itu)..

Maka lebih dari itu, saya mengambil kesimpulan seperti kalimat pertama tulisan ini, dan menjadikan semua kejadian sebagai pelajaran, menjadikan semua teman sebagai guru, menjadikan orang-orang yang mungkin memusuhi sebagai guru, menjadikan guru itu sendiri sebagai guru...

Karena dengan begitu, kita pasti akan dengan bijak mengambil segala macam pelajaran, dengan tidak menganggap remeh orang lain dan setiap kejadian yang menimpa kita...

Bahwa pasti, setiap orang yang kita kenal memiliki kelebihan... setiap kejadian pasti ada hikmahnya,,

Dengan begitu, kita pasti akan lebih sedikit dalam mengeluhkan keadaan, bukan malah sedikit-sedikit mengeluh..

*serius ini, saya juga sedang belajar menerapkan kata-kata saya...
*yuk, sama2 selalu berhikmah!

syukur yuk! *lagi


Saya ingin ceritaaaa
(lagi)
Karena selama ini saya merasakan perbedaan yang amat sangat signifikan,
Lagi-lagi tentang kesyukuran yang tidak pernah henti atas nikmatNya berupa apapun..
Karena, terutama di semester ini, saya galau terus-terusan, mulai awal semester hingga akhir semester ini...

Diawali dengan pengisian KRS yang bikin bingung, karena saya sadar saya sudah semester akhir dan pasti akan sangat aneh jika saya terus memaksakan diri saya mengambil 24 SKS penuh, dan akhirnya saya hanya mengambil 13 SKS dengan satu mata kuliah perbaikan dan satu mata kuliah ulangan, selebihnya mata kuliah baru (Komunikasi Jurnalistik, Seminar, dan Skripsi)..

Mata kuliah perbaikan itu, Kewarganegaraan, karena saking jengkelnya saya dapat nilai C, maka saya ulang,, sementara ada satu lagi mata kuliah lain dengan nilai C, sudah saya ulang, dapat C lagi, ya sudahlah...biarkan ia menghiasi transkrip saya nanti ;). Saya harus kuliah PKn bersama adik-adik kelas angkatan 2011 yang ternyata kocak luar biasa!!!

Lalu mata kuliah ulangan (ini yang membuat saya galau jujur).. adalah Praktek Kerja Lapangan.. karena yang membuat saya harus mengulang adalah saya sendiri...saya harus mengulang bukan kegiatan Praktek Kerja Lapangannya, tetapi hanya sebatas laporannya,,, itu saja, tapi saya galau sepanjang semester enam... KOK BISA?? Karena saya tidak segera menemui dosen pembimbing PKL yang baik hati untuk meluruskan nasib kuliah PKL saya... malah saya menyibukkan diri dengan yang lain yang jelas-jelas tidak boleh diprioritaskan, maksudnya, harusnya saya segera membereskan laporan PKL saya ketimbang mengurusi yang lain..>,<.. sampai akhirnya, semangat membereskan itu muncul di akhir semester,, (atau lebih tepatnya, saya paksa untuk muncul, agar tidak berlama-lama).. tapi saya masih tetap saja galau karena yang harus saya hadapi setelah laporan tersebut beres, bukan hanya printer dan tukang fotokopi, tapi dosen pembimbing saya yang entah masih bersedia menerima atau tidak... penggalauan ini tidak main-main, karena menyita ketenangan saya, menyita jatah nikmatnya makan, menyita waktu berpikir cerdas, menyita konsentrasi, hingga semuanya serba salah... TAPI, alhamdulillah, tertanggal 3 Januari 2013 (meski amat sangat terlambat), saya menelepon dosen pembimbing dan mendapat sambutan yang luar biasa hangat dari beliau, intinya, beliau masih menerima saya dan nasib PKL saya, hari senin esok saya akan menghadap (mohon doa)..

Lalu, yang saya nikmati adalah kuliah Komunikasi Jurnalistik dimana saya dan teman-teman diharuskan membuat majalah, dengan tema terserah kami... mungkin tugas ini memberatkan, untuk sebagian yang lain, tapi bagi saya, tugas majalah benar-benar sebagai ajang belajar, karena saya memang menyukai dunia jurnalistik dan edit mengedit gambar.. alhamdulillah saya banyak belajar karena ditugasi sebagai lay outer, meski masih amburadul, saya jadi tahu betapa beratnya seorang layouter, karena harus membuat tampilan majalah semenarik mungkin, dan dia adalah ujung tombak sebuah media, karena sepengetahuan saya, meski isi majalahnya tidak karuan membicarakan apa, asal lay outnya bagus, orang pasti tertarik terlebih dahulu, dan bisa jadi jaminan untuknya mau membaca lebih jauh...begitu.

Dan untuk kuliah yang lain, menyadarkan saya bahwa saya sudah semester afkir di sini.. Seminar Usulan Penelitian yang cukup menegangkan, alhamdulillah telah saya lewati dengan lancar.. lalu Skripsi, yang mengharuskan saya berkutat dengan syarat-syarat penelitian. Baik pra maupun pelaksanaan...dan semakin menyadarkan saya bahwa sudah tidak saatnya lagi bermain-main..

Karena sepanjang semester enam ini, saya pernah berpikir, untuk apa saya kuliah.. bahwa dalam perjalanan kemanapun, saya melihat ada banyak penjual koran, pedagang asongan, petugas penyapu jalan, mobil doremon penyedot WC, tukang fotokopian, penjual makanan di pinggir-pinggir jalan,, betapa mereka menikmati pekerjaan mereka tanpa harus pusing-pusing memikirkan kuliah..tanpa harus merasa terkejar-kejar tugas, tanpa harus memikirkan bagaimana menghadapi dosen dengan segala konsekuensinya... kan lebih enak begitu saja, sudah pasti ada kerjaan,,tidak seperti mahasiswa semester akhir semacam saya ini, tidak pasti hidupnya. Berangkat kuliah hanya dua kali sepekan, selebihnya suka-suka saya...TAPI, hal itu saya tepis jauh-jauh,, lalu saya kembali kepada catatan-catatan mengapa saya harus kuliah... lalu saya ditemukan dengan berbagai macam kondisi yang alhamdulillah bisa memunculkan semangat saya untuk kembali menjadi mahasiswa seutuhnya..

Ketika saya mengurusi penelitian di Kendal, saya bertemu dengan bapak-bapak dan ibu-ibu dinas (yang adalah lulusan Peternakan dan Kedokteran Hewan),,mereka berseragam, baik dalam melayani, dan serasa tenang dalam kehidupan mereka karena ilmu yang telah mereka peroleh dulu... Ada bapak dokter hewan yang sedang menangani kucing sakit yang dibawa pemiliknya ke kantor, betapa ilmu yang beliau tuntut amat berguna bagi kehidupannya, bagi orang lain...

Ada pula cerita, ketika akhirnya saya sakit karena banyak pikiran, saya pergi ke dokter (manusia) yang dapat dengan mudah memberikan obat setelah saya ceritakan keluhan saya... sekali lagi, betapa ilmu yang diperoleh beliau sangat berguna bagi beliau, bagi orang lain...
Lalu, saya kembali pada catatan-catatan hari lalu, bahwa saya ternyata memiliki cita-cita.. maka saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan belajar ini...

Tentang kenapa saya harus kuliah, akhirnya saya temukan kembali jawabannya, yang hanya saya saja yang tahu :D...

Pernah saya memperoleh ini di FB :
“So many people wasting their lives, males2an, ngga punya target yang ingin dicapai, dst. Padahal YOLO (You Only Live Once). Yuk, make our lives meaningful, to ourselves, and to others. #YOT.” –dari page Young On Top nya Billy Boen (salah satu yang membuat saya semangat kuliah, karena dia bisa mencapai predikat Young On Top-nya)..

Lalu, Allah juga sudah menasehati kita semua dalam firmanNya :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Maka saya menjadi semakin yakin, bahwa jika kita berpikir mampu, Allah akan memampukan... karena toh ternyata, kitalah yang menjadi penentu nasib kita..
Ayok, yang masih kurang semangat, jadila semangat dengan memperbaiki niat kita,,, hihi..

*diambil dari pengalaman pribadi, pure curhat dan motivasi diri.. monggo kalau mau ikut termotivasi :D

1 Januari 2013

my wish, my hope, my plan...

simpel mungkin, tapi kalau dirasakan, tidak sesimpel ini :
Penelitian Kelar
Nulis Skripsi
Sidang Skripsi
Lulus
Wisuda..
inginnya saya capai di tahun 2013 ini..

mohon diamini ya bloggers...:)