6 November 2018

Kecerdasan Bahasa


Tidak dipungkiri, saat-saat Fathan bersama saya adalah saat yang sangat berharga. Sering saya ingin menyambi menyusui dengan membuka HP, membalas chat, atau sekedar baca-baca. Tapi, suami juga sering mengingatkan,

"Fathan dicuekin Ibu, ya? Ibu, Fathan kan pengen sama Ibu,, jangan lihat HP terus mbokan.." dengan lembutnya.

Lalu saya sering menyesal. Iya ya? Kesempatan emas menyusui itu hanya berlangsung dua tahun, selebihnya sudah bukan kewajiban lagi, Fathan akan sudah asyik dengan dunianya. Dan kini, ketika anak masih menyusu, harusnya kita sebagai Ibu tidak menyambi apapun. Saat menyusui adalah saat emas untuk bisa mengajarkan anak bicara, untuk memperkuat bonding Ibu dan anak, dan yang lebih penting lagi, menyusui adalah kegiatan ibadah, melaksanakan kewajiban sesuai tuntunan Al Quran.

Maka lalu, sering saya disadarkan oleh anak tetangga saya, ada yang sehari-hari diasuh oleh neneknya, karena Ibunya bekerja, berangkat pagi pulang sore. Waktu bersama Ibunya sangat pendek, dan nuwunsewu karena neneknya kurang telaten mengajak si anak 'ngobrol', jadilah usia dua tahun lebih, belum bisa bicara seperti teman-teman sebayanya. Bahkan dengan Fathan pun masih lebih cerewet Fathan.

Hal tersebut jadi penyemangat bagi saya untuk lebih intens melatih Fathan berbicara. Selain saat menyusu, saya berusaha untuk ngobrol apa saja dengan Fathan. Mengajaknya menjemur pakaian, membiarkan makanan atau minuman tergeletak di meja, lalu ternyata saat dia pengen, dia bilang sendiri, "Maem, maem, bukaak.." atau "Mimik, susu" dengan pelafalan S yang sangat jelas.

#KuliahBundaSayang
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar