27 Agustus 2011

Evaluasi diri

(ditulis saat itu)
Malam ini, waktu menunjukkan pukul 00.21. dan saya masih terjaga. Malam ini juga, tepat dengan malam Ramadhan ke 21 pada tahun 1432 H. Saya sedang disuruh istirahat olehNya dari ibadah-ibadah rutin. Yang saya lakukan malah membuka laptop, melihat tulisan-tulisan, foto-foto, dan segala macam tentang masa lalu ketika saya SMA.
Tidak terasa sudah hampir dua tahun saya meninggalkan masa-masa penuh kenangan itu. dan foto-foto yang saya lihat, paling baru tertanggal tahun 2008.
Kini, saya ada di bangku kuliah. Pagi tadi, karena sebuah tugas, saya mampir sebentar ke SMA. Pak satpam tiga generasi masih ada di sana. Yang satu benar-benar satpam, namanya pak Eko, saya lupa kapan kami terakhir bertemu. Dan dua satpam lain, pak Heri, atau siapalah namanya, entah sekarang bekerja di mana karena sudah tidak lagi mengenakan seragam security. Dan Pak Kamto, seorang yang pengabdiannya terhadap SMA 1 masih sangat terlihat. Beliau masih setia dengan sepeda onthelnya, masih dengan rambutnya yang memutih. Dan ketiganya, masih saya anggap satpam. Ketika saya datang, mereka tersenyum sangat ramah, ya, sangat ramah. Seperti menganggap saya saudara, senang rasanya...
Ah, jika diingat, saya masih ‘nakal’ waktu itu. Sering telat, pamit sambil kabur, dan sebagainya yang membuat saya malu sendiri mengingatnya. Dan, kini saya berdiri sebagai seorang ‘MAHASISWA’, ya..bukan main, saya sudah mahasiswa..
Jika saya evaluasi, betapa banyak kesalahan yang saya lakukan ketika SMA. Dan saya ingin kali ini tidak saya ulangi. Saya sadar, dulu tidak pernah mengevaluasi diri serutin sekarang. Bahkan mungkin, baru akhir-akhir ini, saya mengevaluasi diri saya bertahun-tahun lalu.
Biarlah, karena kadang kedewasaan itu muncul dalam keadaan yang tidak kita sadari. Tiba-tiba, dengan kedewasaan, semuanya jadi semakin jelas. Jelas bagaimana dulu kita berbuat . jelas bagaimana dulu kita berniat.. dan kini, saya yakin dan berusaha untuk terus melakukan evaluasi. Karena sesungguhnya, evaluasi yang baik itu tidak dilakukan seperti yang saya lakukan. Bukan lima tahun sekali, bukan satu tahun sekali, bukan juga satu bulan sekali,, tapi setiap hari.
Wahai, jika kita mengevaluasi diri kita secara rutin, maka kesalahan-kesalahan akan dengan mudah diperbaiki, minimal, kita jadi tahu bagaimana agar tidak melakukannya lagi atau bagaimana meminimalisir kesalahan.. dan kita akan tumbuh menjadi lebih baik.
Seperti kata seorang sahabat nabi, Umar bin Khattab, hisablah dirimu sebelum dihisab.. evaluasi terbesar yang pernah kita lakukan terhadap diri sendiri, tidak ada apa-apanya dengan evaluasi akhir hidup oleh Allah. Maka memang benar, hisablah, evaluasilah diri kita sebelum dihisab, sebelum evaluasi besar-besaran itu dilakukan.

tenar itu tidak baik

Terlalu tenar itu memang tidak baik. Bahkan tenar saja, itu juga tidak baik. Belajar dari kata-kata Aa Gym di acara Just Alvin, entah benar atau tidak, tapi beliau banyak mengatakan bahwa Aa Gym yang dulu bukan diri beliau sebenarnya. Bahwa dulu banyak melakukan penebalan topeng, agar terlihat ‘baik’.
Dan kini, ketika beliau sudah tidak setenar dulu, beliau merasa benar-benar menjadi diri beliau yang sesungguhnya. Bahasa kasarnya, beliau lebih mampu membumi.
Bukan saya ingin mengorek-orek diri Aa Gym. Saya malah teringat beberapa da’i yang tidak populer, bahwa mereka lebih membumi, mereka lebih mampu menjaga diri, dibandingkan Aa Gym.
Bagaimanapun, media telah terlalu pintar memanipulasi diri Aa Gym menjadi sosok idola. Padahal seharusnya, kata beliau, seorang ulama atau da’i tidak boleh merasa menjadi seseorang yang lebih dari orang lain. Dan begitulah hakikat idola, seseorang yang lebih dari orang lain.
Seorang da’i malah harus lebih merunduk dari mad’unya (yang didakwahi).
Kembali lagi, saya malah teringat sosok da’i yang lain, terutama Ustadz Rahmat Abdullah. Beliau yang sekarang sudah tiada itu, tidak begitu populer di kalangan orang-orang umum. Tapi beliau merupakan salah satu penggiat dakwah tarbiyah. Dan orang-orang tarbiyah banyak mengenal sosok beliau.
Saya tahu beliau, karena ada iklan tentang film Sang Murabbi di majalah Tarbawi. Dan dalam iklan tersebut, seingat saya, ada sedikit ringkasan atau lebih tepatnya resensi film tersebut. Di sana dikatakan bahwa Ustadz Rahmat Abdullah telah menjadi ‘guru ngaji’ yang sangat akrab dengan murid-muridnya, seorang da’i yang banyak muridnya, dan segala macam kebaikan dilukiskan dalam resensi tersebut.
Saya jadi penasaran, siapa sesungguhnya Ustadz Rahmat Abdullah ini? Yang katanya adalah seorang anggota DPR yang tidak mau menaiki mobil mewah. Yang kata orang, beliau rela berjalan berkilo-kilo meter demi menemui murid-muridnya...
Dan benar saja, dulu, pertanyaan-pertanyaan saya hanya saya pendam dalam hati. Dan ketika kuliah, alhamdulillah saya mengikuti training kerohisan, dan di sana, kami diajak untuk menonton film Sang Murabbi, dari awal sampai akhir.
Menangis kami dibuatnya... karena sosok seorang Rahmat Abdullah memang keren. Beliau tidak beken, tidak seterkenal Aa Gym, tapi beliau sangat komitmen dengan jalan dakwah yang beliau tempuh.
Saya tidak mengkultuskan beliau, karena beliau adalah manusia biasa. Tapi, melihat sepak terjang beliau saja saya terharu. Apalagi perjuangan Rasulullah??? Sayang sekali saya belum tamat membaca biografi Rasulullah berupa Sirah Nabi.. maka kini, demi melihat fenomena akhir-akhir ini, dan demi kata-kata manusia-manusia yang saya kenal, bahwa semua manusia adalah da’i sebelum menjadi apa-apa, maka alangkah baiknya jika kita sebagai manusia mempelajari bagaimana Rasulullah menyampaikan risalahnya, Islam yang begitu indah, tanpa mengharapkan imbalan, meski hanya sebuah ketenaran.

23 Agustus 2011

menikah??

menikah bukan perkara gampang,
bukan hanya atas dasar seorang perempuan suka dan cocok dengan seorang laki-laki,
bukan juga hanya karena umur sudah tidak pantas lagi disebut lajang,
bukan juga hanya karena ingin menjaga hati...

karena menikah itu kompleks,
mengenai bagaimana melestarikan keturunan,
bagaimana mendidik anak-anak,
bagaimana menjaga pasangan,
bagaimana mengatur hati sebelum dan sesudahnya,

karena menikah itu ibadah,
maka persiapannya harus suci,
pelaksanaannya harus suci,
perawatannya pun harus suci...
dan jika memang harus berakhir, biarkan kesucian yang mengakhirinya.

ngapain ya saya nulis beginian??
kuliah dulu lah,,,perkara ada yang mau, ya itu soal lain,

13 Agustus 2011

in my twenty


Pertambahan umur ini,
Bukan main membuatku merasa amat sangat dipaksa untuk jadi dewasa
Pagi hari, diberi mandat oleh ayah untuk membayar pajak sepeda motor.
Yang ada saya seperti bunga di tengah-tengah rerumputan. Di SAMSAT Temanggung, sebagian sangat besar, berkumpul para lelaki untuk membayarkan pajak. Baik pajak kendaraan sendiri maupun titipan anak istri.
Sebelum kesana, motor saya menyenggol sebuah mobil. Knalpot retak. Dan bodohnya saya kabur tanpa meminta maaf pada sang empunya mobil.
Seusai membayarkan pajak, saya mampir ke tempat ibu kost SMA dulu...mendengarkan cerita-cerita beliau yang penuh motivasi...syukuri saja, karena hampir dua tahun saya keluar dari sana, ibu kost saya yang sudah embah-embah itu, masih tetapi sehat dengan kebiasaannya untuk menjaga kebersihan yang tidak pernah luntur.
Setelah itu, perjalanan ke rumah yang biasa... dan hari Jumat ini berjalan seperti biasa.
Lalu pada sore hari, ketika saya membantu ibu menyiapkan hidangan berbuka. Salah satu pemimpin saya di kampus menelepon saya dan mengharuskan saya mengirimkan e mail. Sore itu juga.
Saya harus menyelesaikan dua hal berbeda yang sama-sama penting dalam satu waktu.
Jenuh. Bingung. Entahlah...saya harus selesai membantu ibu sebelum mengirim e mail, tugas dari beliau...
Ah,,,
Dan ketika saya hendak mengirimkan email, keponakan saya usil mau nge game pakai laptop. Posisi kala itu pukul enam sore. E mail harus terkirim sebelum jam tujuh, dan koneksi modem naik turun. Putus sambung...
Hanya emosi yang bisa terpecahkan saat itu..hingga malam jam delapan, koneksi masih putus sambung....
What a bad day today, if we think on what happened.
But I keep try to think out of the box
Think that Allah will give the very best gift for me...
...PATIENCE...
..the OLDER age and thought..
..MORE POSITIVE THINKING...
..more SMILE...
..WISE...
..PROFESSIONAL...
..BRILLIANT...
Then I’ll grow up as well, I’ll grow up better..
In my twenty.

Perhatian


Saya tidak cemburu.
Padanya yang memberikan perhatian lebih pada seorang wanita.
Atau dia yang lain yang memberikan perhatian lebih pada seorang pria.
Saya hanya takut,
Kasih sayang Tuhan tidak lagi sepenuh dulu,
Sebelum dia melakukan perhatian itu
Bahwa mungkin Tuhan akan memilih dia yang lain,
Yang lebih pantas untuk dicintai.
Dan memberikan kasihNya sepenuh Dia mau..
Bukan pada mereka yang memberikan perhatian pada wanita atau pria saat belum waktunya
Saya pun takut,
Jika perhatian yang diberikan itu terlalu melampaui batas,
Sehingga berbuat segala hal buruk yang dirasa biasa.
Dan merampas hak-hak saudara untuk mendapatkan kasihNya.
Saya tidak mau disebut egois,
Hanya saja takut jika teman-teman saya yang baik,
Akan ikut menjadi tidak baik hanya karena sebuah perhatian..

8 Agustus 2011

bahasa isyarat

setelah kejadian tadi, keinginan saya untuk belajar bahasa isyarat kembali muncul...


entahlah apa gunanya, tapi saya harap ketika suatu hari saya bertemu lagi dengan anak itu, yang saya lupa namanya, atau bertemu siapapun dengan kondisi yang sama, saya tidak harus mengetikkan huruf-huruf untuk dibacanya...


tentang huruf-huruf...




tentang isyarat untuk berucap Assalamualaikum..


dan ini untuk wa'alaikumsalam...
kalau ingin minta MAAF..
dan ini untuk berTERIMAKASIH..


masih banyak lagi bahasa isyarat yang belum saya mengerti...
tapi saya ingin mengertinya...

anak itu...

Saya kuliah di Fakultas Peternakan UNDIP.

banyak sekali kejadian yang menuntun saya untuk selalu bersyukur...

siang ini juga,

ketika sedang asyik OL di perpustakaan, tiba-tiba anak itu datang. saya lupa namanya, tapi dia tinggal di kampung sebelah kampus. dia sering keluyuran di kampus. usianya kira-kira 10 tahun. dia laki-laki. sering juga tiba-tiba dia masuk ke kelas kami. dan dia hanya diam..

anak laki-laki itu bisu dan tuli..

sayang saya lupa namanya..

siang ini, dia tiba-tiba mendatangi saya di perpustakaan, dengan gayanya yang biasa, duduk di sebelah, melihat saya, dan diam. hanya menunjuk-nunjuk keyboard laptop saya...

ada stiker KAMM di laptop, dia membacanya, waktu saya lihat ke arahnya, dia menunjukkan bahasa isyarat. dengan mulut bersuara a a a a..dia menggerakkan tangannya, dan saya tahu dia menunjukkan K A M M dengan bahasa isyaratnya..

iseng-iseng saya menuliskan sesuatu di laptop..

BISA BACA?? dia mengangguk.

BISA NULIS?? dia mengangguk lagi...

tapi sayang, kehadirannya diketahui petugas perpustakaan, dan dia dibawa keluar..

ya Allah, anak itu tidak hanya tuli, tidak hanya bisu..tapi dia tuli dan bisu.. tubuhnya kurus, tapi senyumnya tulus, dan matanya bercahaya...

saya pernah mendengar bahwa dia juga mengenyam bangku sekolah, meskipun di Sekolah Luar Biasa..

semoga dia mampu menjadi Luar Biasa..

*teringat lagi, dulu pernah sangat ingin jadi guru SLB..

Ali dan Fatimah,,^^,

kemarin, saya sempat berpikir bahwa cerita cinta, cerita tentang Ali dan Fatimah..dan hubungannya dengan saya! ^^,

cerita singkatnya, Fatimah, sang putri Rasulullah itu, banyak yang menginginkannya untuk dimiliki jadi pendamping hidup. dan pelamarnya pun tidak main-main, para sahabat sang ayah yang keren-keren, ada Umar, Utsman, Abu Bakar juga...tapi apa yang dilakukan Fatimah? dia tidak memilih satupun darinya..

melihat track record para pelamarnya, apa mau Fatimah sehingga menolak orang-orang pilihan itu?? siapa sebenarnya yang Fatimah inginkan?? Laki-laki macam apa?? Umar yang tegas, tidak mau. Abu Bakar yang dermawan, juga tidak mau.. apalagi Utsman...tidak dimauinya juga.. lalu siapa??

ada seorang pemuda cerdas bernama Ali bin Abi Thalib. ia jauh lebih muda dari para sahabat nabi. pun ia tahu bahwa wibawanya pasti kalah dengan mereka. Hingga suatu saat, sebenarnya keinginannya begitu besar pada Fatimah. hanya saja ia tidak berani...dan memilih untuk menundanya. tapi sahabat-sahabat Ali selalu mendukungnya...

dengan segala keterbatasannya, Ali memberanikan diri untuk maju, bermaksud meminang Fatimah.
tentu ia menghadap sang Nabi, Rasulullah, ayahanda Fatimah...

lalu, beliau SAW menanyakan pada Fatimah.. dan dia pun mengiyakan...

terjadilah pernikahan yang begitu khidmat itu,,

hingga pada suatu hari, Fatimah berkata pada Ali...kurang lebih begini (ini versi saya..^^,)

"Kakanda Ali, maaf sebelumnya, karena dulu saya pernah mencintai seorang pemuda,,yang lemah lembut, cerdas, dan menurut saya begitu sempurna"

"Apaaa???!!!!! Jadi Dinda Fatimah tidak sungguh-sungguh mencintai saya?? jadi Dinda menjadikan saya cinta yang keberapa???!!!" jawab Ali (ngawur banget yak??)

Emosi Ali pun rada-rada memuncak,,,dan dengan lembutnya, Fatimah menjawab..

"Pemuda itu, namanya, Ali bin Abi Thalib,"

dagdigdug jantung Ali, begitu murninya cinta Fatimah pada Ali, dari dulu, pemuda yang dicintainya adalah Ali...dan rahasia itu tersimpan dengan sangat baik, hanya Fatimah dan Allah yang tahu...

hahaha,,, banyak sekali teman-teman saya yang mendambakan kisah cintanya seperti dua insan mulia ini.  apalagi saya pernah membacanya di bukunya Salim A.Fillah, di Jalan Cinta Para Pejuang...lebih sangar ceritanya daripada cerita saya...

intinya, saya juga ingin kisah cinta saya seperti mereka..tapi, setelah dipikir-pikir, mbak Fatimah dan mas Ali kan insan yang sangat amat mulia, betapa dekat mereka dengan Rasulullah, keduanya juga dijamin masuk surga.. dan setelah saya pikir-pikir lagi, kisah cinta yang menawan tidak harus semurni Fatimah dan Ali..kita hanya diperintahkan untuk menjaga hati kita untuk "Someone special" yang Allah kirimkan untuk kita..

pemimpi(n)

Jujur, saya sangat tidak suka dengan model2 pemimpin yang mudah takluk dengan wanita. Kadang prinsip mereka aneh. Bahwa di balik laki-laki hebat, ada perempuan yang menghebatkan. Memang hal itu tidak salah, tapi, fenomena yang saya lihat kini, kesannya menjadikan laki-laki sebagai sesuatu yang lemah dan hanya mengandalkan kehebatan wanitanya.
Apalagi dengan model lelaki yang mudah tertarik dengan wanita yang menarik, baik secara fisik, hati, maupun pemikiran.
Bukan apa-apa, tapi terkadang laki-laki model begitu terlalu sibuk memimpin dirinya untuk mengejar wanita idamannya.. dan mengebiri ‘rakyat’ yang dipimpin...
Hufth...entahlah, saya hanya sedang sedikit kesal saja dengan seorang pemimpin.
Karena saya dipimpin oleh banyak manusia, dengan banyak kriteria.

7 Agustus 2011

kering sudah

beberapa hari ini, Ramadhan sudah berjalan.. dan Alhamdulillah, saya masih bisa menikmatinya.
bahkan begitu banyak pelajaran yang dapat saya ambil.
awalnya, Ramadhan saya mulai dengan biasa saja.
ruhiyah ini terasa begitu kering.

sampai saya memutuskan untuk pergi ke Semarang.
niatnya hanya untuk pindahan dari kontrakan lama.
tapi karena memang kondisinya tidak memungkinkan untuk pulang,
saya teruskan saja sampai seminggu lebih.

dan memang, rencana saya kalah jauh dibanding rencanaNya.
saya tidak tahu harus berbuat apa di Semarang.
teman-teman SP, saya nganggur.
mau pindahan, nunggu teman yang SP.
mau syuro', hanya berdua dengan ikhwan, tidak jadi.
akhirnya saya melakukan apa yang memang harus dilakukan,
dan ruhiyah ini masih kering.

hingga suatu saat, saya tarawih.
lantunan ayat-ayatNya terasa begitu mengena.
pun dengan nasihat dari para guru, tentang kehidupan.
sudah tidak kering lagi ruhiyah ini..

dan kemarin, ada himbauan dari Sang Murobbi.
dalam Mukhoyyam Quran,
dua hari di Masjid polines.
bersama para punggawa dakwah kampus.
saya merasa kecil.
tapi saya yakin, mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
hafalan juz tigapuluh,
dan tilawah delapan juz dalam dua hari.
ruhiyah ini tidak lagi kering.

dan acara itu, ditutup dengan doa,
pengharapan di bulan suci.
hingga saya tahu, ada apa dengan diri saya selama ini.

saya tahu, ruhiyah ini kering karena siramannya tidak menentu.
bukankah tilawah itu melembutkan hati?
bukankah mendengarkan nasihat itu menyejukkan nurani?
bukankah hikmah hanya akan turun pada mereka yang mau berpikir?
dan rutinitas kehidupan yang menjemukan,
akan menjadikan ruhiyah kering,
jika tanpa diimbangi dengan ibadah padanya.

kini, saya yakin, ramadhan ini penuh berkah.
maka jangan biarkan ruhiyah itu kembali kering...

Ya Rabb, cinta lagi!


Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali padaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu..

Katakanlah wahai semua pecinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kerinduan itu hanya karenaNya. Dan semoga Allah yangM Maha Mecinta, yang menciptakan dunia dengan kasih sayang, mengajarkan kita tentang cinta sejati.

Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatnya.

Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tidak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.
-Hafalan Shalat Delisa, Tere Liye 2005, halaman 196-

1 Agustus 2011

Ramadhan this year

this isn't about the translation of my note before..
but this is about love,
for my beloved cousin...
she is so beautiful.
written something bout her father,

I've mentioned his name before,
and tonight I read her post on FB..

so sad I think.
But I'll not cry.

She told everyone that this Ramadhan,
is the first time that she isn't with her father. Mr. Suroyo

Some of her words saying "I love my Daddy"

..setiap Ramadhan, biasanya...
bapak yg bangunin n menyiapkan makanan untuk sahur...
Menyiapkan minum untuk buka puasa... N menyalakan radio biar kita semua tau saat2 imsak n buka puasa...

Kini, semua hanya kenangan, yg tak kan pernah hilang dari ingatan...

Aku sayang bapak...
Terimakasih ya Allah, Engkau telah menitipkan ku pada bapak yg sangat menyayangi ku...

oh Dear, I love your Daddy too.. and I love you,, be strong girl!

Ramadhan tahun ini

Ramadhan tahun ini,
seakan tak percaya
bahwa saya sudah harus dewasa

ramadhan tahun ini,
saya bertemu dengan ayah,
dari seorang teman,
yang dulu sangat akrab,
kini mungkin juga masih,
jika dia juga masih..

tapi sayang,
ramadhan tahun ini,
tahun ketiga dia pergi,



ramadhan tahun ini juga,
embah putri sudah tidak ada,
pakde royo tidak ada,
embah kakung juga,
pakde sudi juga,
mbah totok juga,

siapa lagi?

ramadhan tahun ini,
saya masih di sini
berharap lebih dari ramadhan tahun lalu

ramadhan tahun ini,
saya harus bisa,
menjadi saya yang baru,

yang lolos dari ujian2 iman..
yang lolos dari ujian2 dunia,,

karena ramadhan tahun ini,
dimulai kini.