29 Juli 2013

Random Thoughts

Kalau kuliah kita kebanyakan gratis, bahkan SPP sampai semester akhir, bahkan sampai penelitian. Ibaratnya kita hanya membayar waktu awal masuk kuliah dan akhir kita kuliah (wisuda). Tapi kalau hasil kita begitu-begitu saja, pikiran kita cuma berkutat masalah diri dan pacar teman-teman.. tanpa memikirkan Indonesia atau dunia? Bagaimana sesungguhnya?

26 Juli 2013

Cerita Saya

Sekali lagi saya rasa, tidak salah saya berbagi cerita tentang diri saya di sini. Semoga saja nanti ada pelajaran yang dapat diambil. Haha..

Saya, sepertinya sudah lelah untuk mengeluhkan keadaan (berarti sejatinya saya masih ingin selalu mengeluh, tapi saya ingat nasehat, meski kita punya 1000 alasan untuk mengeluh, tersenyumlah). Karena hari-hari saya di Semarang masih dipenuhi dengan pertanyaan yang sama, kapan lulus?. Dan saya sangat enggan untuk menjawab selain : Nanti saya kabari ya :). (ini juga doa, semoga saya bisa tetap mengabarkan kapan saya akan lulus :)).

Memiliki orang tua yang sudah mengerti bagaimana dinamika anak perkuliahan itu, sangat menyenangkan (harusnya memang saya lebih banyak bersyukur dibanding mengeluh). Karena kita bisa membicarakan apa saja pada mereka berdua, tanpa harus ditutup-tutupi atau bagaimanalah.

Seperti ketika bapak mengungkapkan kerja-kerja juniornya dulu di kantor, kurang lebih begini..
"Anak muda jaman sekarang itu, kebanyakan kalau kerja cuma mau gaji besar tapi kerja enak..ya mana bisa? semua ada prosesnya".

Pun tentang anak kuliah khususnya, beliau juga bilang..
"Jaman sekarang kalau nyari IP gampang kan, Rul?". Dan saya mengiyakan, karena meski kadang kuliah saya susah, pencarian bahan untuk belajar jauh lebih mudah dibanding jaman dulu. Pun beberapa dosen bisa memberikan nilai dengan mudah, apalagi kadang ada sistem SP yang memperpendek masa perbaikan dengan hasil yang cukup menjanjikan..

Lalu tentang masa studi yang belum saya selesaikan, sementara teman-teman sudah sibuk dengan syarat-syarat wisuda, orang tua saya biasa saja.. (ya sedikit khawatir juga sih, tapi untungnya memaklumi...). Kakak kedua saya lulus hampir 5 tahun. Masuk kuliah tahun 2003, lulus 2008, tapi tidak usah menunggu terlalu lama, dia sudah mendapat pekerjaan, dan sesuai dengan bidangnya. Yang saya ambil pelajarannya bukan masa studinya yang lumayan lama, tapi perjuangannya ketika kuliah (yang jelas jauh lebih berat dibanding saya). Kakak pertama saya melalui kuliahnya dengan dinamika yang cukup hebat. Sempat dilarang memakai jilbab oleh bapak, tapi akhirnya bapak luluh juga (dan akhirnya ketiga anak beliau kini berjilbab :')). Lalu lulus lumayan tepat waktu, menjalani masa 'menganggur' selama beberapa bulan, ikut kursus menjahit, tapi akhirnya ikut tes CPNS, langsung diterima dan sekarang sudah jadi PNS.

Sekali lagi saya hanya ingin berbagi, bahwa semua hasil pasti menyertakan proses. Tidak ada yang instan. Pun masa-masa saya di sini. Tentang 'lumayan lama'-nya saya kuliah, ibu bilang
"Kalau mau ngadep dosen shalat sama doanya dikencengin, biar gampang.. Gak apa2 kuliah belum selesai, asal kamu mateng.." (dan saya sesenggukan).


Di Semarang juga hidup di lingkungan orang yang menghargai proses.. Tidak sombong ketika selesai awal. Tidak membenarkan diri ketika belum selesai-selesai. Salah satu kakak kelas saya yang memakan waktu studi lumayan lama bilang
"Mbak ada di sini untuk jadi pelajaran buat semua, dan beruntunglah mereka yang mampu mengambil pelajaran..."

Ya, saya ingin selalu beruntung dan mampu mengambil pelajaran dari semua..

Ada juga dari dosen, banyak sekali nasehat.

Ketika menghadap dosen pembimbing skripsi, beliau sangat banyak memberi wejangan.. beberapa sudah pernah saya tulis di sini :).. dan yang saya curi kemarin :
"Boleh-boleh saja bekerja sambil kuliah, apalagi kalian sudah semester akhir.. tapi mbok ya kerjanya di bidang peternakan.. biar dapat ilmunya juga.. itu lho banyak di perusahaan peternakan yang nerima anak kuliahan, digaji, dan masih boleh ngurus kuliah..kan lumayan.."

Atau ketika saya diminta dosen pembimbing PKL untuk membantu praktikum di perguruan tinggi lain, saya mencuri banyak hal dari sana.. (nanti ada ceritanya sendiri, insyaAllah).. Beliau menasehati kami juga..
"Memang kalau lulus cepat-cepat itu terus mau apa? Kan enak mumpung jadi mahasiswa bisa coba-coba macam-macam.. Coba kalau sudah lulus, susah mau iseng-iseng juga.." (terlebih di bidang peternakan).

Ah, banyak sekali nasehat jika saya tulis satu-satu.. Tapi intinya, ijinkan saya, kami, menikmati proses ini. Hingga kami bertumbuh menjadi jauh lebih baik, bagi diri kami, bagi agama kami, bagi bangsa kami..

Bukan berarti kami suka berlama-lama di sini. Tapi biarlah, doakan kami mendapat bermacam pelajaran, untuk mampu kami bagi pada sesama juga.

Belajarlah

Aku berjuang untuk selalu belajar. tidak menjadi orang yang selalu menggantungkan harapan pada orang lain. berusaha menghadapi resiko yang ada. berjuang meski sendiri. bukan, bukan untuk egois. tapi hanya demi tidak ingin merepotkan orang lain.

Aku berjuang untuk selalu belajar. bermanfaat bagi orang lain. mau menolong bukan karena ingin ditolong. tapi karena aku punya Tuhan. bukan, bukan untuk diakui. tapi hanya demi tidak ingin merepotkan orang lain.

Aku berjuang untuk selalu belajar. menjadi diam ketika orang lain bercerita tentang dirinya. meski lebih banyak aku berbenturan dengan hati. dan kadang masih emosi.

Aku berjuang untuk selalu belajar. menjadi diriku apa adanya. tanpa harus menipu. tanpa harus selalu terlihat baik. tanpa harus menjadi munafik. mengaku-aku tapi tidak mau. mengaku-aku tapi tidak mampu..

22 Juli 2013

Talk To Allah

Hello...
Are you hearing me?
You answer or not, I know You're always hearing...

then I try to always knowing...
that Your sight is unlimited...

You can understand me more than everyone
Blessing..
Caring...
Loving...
Staying...

When the world leaving..
You're always there...

18 Juli 2013

Bermacam Rasa

Pekan ini,

Beberapa kawan telah resmi terdaftar sebagai peserta sidang skripsi, bahkan ada yang sudah mengkhatamkan sidangnya, hanya tinggal revisi dan wisuda. Saya? Jangan tanya...

Dan pula, ada banyak yang cerita...

Salah satunya, bahwa dia tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan masa depannya... Saya? Jangan tanya...

Ada lagi, yang sudah ditembung orang untuk datang ke rumahnya, menawarkan diri menjadi suami kepada ayahnya... Dan pernyataan kawan saya yang mengejutkan : Kalau yang ini, susah menolaknya... Saya? Jangan tanya...

Jangan tanya kapan saya sidang skripsi, tapi doakan saya untuk segera memulai dan menyelesaikannya..
Jangan tanya bagaimana keuangan saya, tapi doakan semoga tidak ada kendala..
Jangan tanya apakah saya ada yang menanyakan, tapi doakan semoga Allah mempertemukan dengan jodoh terbaik di waktu terbaik, tanpa harus berkata "Kalau yang ini, susah menolaknya" :)

Sebuah Pernyataan

Terimakasih,,,
kepada yang telah memilih untuk tidak pernah lagi berinteraksi, meski sekedar mengikuti..
kepada yang telah memilih untuk menghindari, meski sekedar sembunyi...
kepada yang telah memperhatikan dengan diam,
kepada yang telah menjadikan saya berpikir banyak mengenai bermacam pribadi...

Terimakasih,
karena Anda semua, bukan hanya satu..
karena Anda semua, membuat saya banyak berpikir,
karena Anda semua, membuat saya sadar siapa saya..
karena Anda semua, memberikan saya pelajaran yang amat berharga..

Terimakasih,
meski semua tak terucap,
meski semua hanya melintas,
meski semua hanya perilaku...
tapi ijinkan saya mengerti dan tahu...

Terimakasih,
sebab mungkin Anda semua juga membaca ini :)
meski entah bagaimana kemungkinan itu..

Terimakasih,
atas diijinkannya saya banyak belajar dari Anda,
atas diijinkannya saya memiliki saudara macam Anda..
atas diijinkannya saya merasa terbina..:)

Anda semua, tak tergantikan pasti..

17 Juli 2013

Abstrak Ar Randomi

saya ingin kembali menulis. meski hanya sedikit yang membaca. tak apa, karena menyalurkan hasrat itu penting.

belajar banyak dalam hidup, terutama dimulai ketika kuliah. entah, seperti terbuka sebuah tabir, dan ada saja yang berkata, "Hei, ini namanya hidup"

dan turbulensi itu selalu ada. bertubruk setiap hari. di dalam diri, di hiruk pikuk dunia. "Hidup ini tak mudah".

dan bahwa setiap pelajaran selalu bisa diambil. tapi sering kita memilih untuk acuh.

apa yang dikatakan, tidak selalu apa yang dilakukan. tapi tuntutan itu ada saja.

saya makin tidak mengerti tentang hidup. pelajarannya lebih sering terlalu susah untuk dipahami.

tiba-tiba orang-orang sibuk untuk saling menilai. ini saya juga sedang dalam rangka penilaian.

ah, terlalu abstrak isi otak ini.

kakak saya pernah berkata, jaman sekarang, mencari nasehat dan teladan itu gampang. tapi maksiat juga tak kalah gampang.

sebenarnya hidup ini sangat membosankan, oh bukan, dunia ini.

entah apa yang ada di pikiran orang-orang yang hanya ingin kenyamanan, tapi mengatakan tidak seperti itu.

padahal nyatanya mencari keamanan dan kenyamanan, pada dasarnya, tapi sibuk mencari redaksional yang isinya : bukan untuk itu.

lalu apa?

beberapa orang tersindir atas kata orang lain. tiba-tiba merasa paling benar tapi tidak sadar jika tidak mau disalahkan.

seolah lupa bahwa dunia hanyalah tempat tinggal sementara, semua ingin hidup sempurna.

kedudukan memang membuktikan kemuliaan diri, tapi apakah harus menjalani hidup tanpa arti?

jalani saja, yang penting diakui...


12 Juli 2013

Buat Apa Kita Berbuat Baik


Lalu buat apa khatam berjuz-juz sehari jika kita masih sibuk merasai.
Semacam perasaan diri paling sempurna.
Tidak memaklumi kesalahan orang lain.
Pun ketika orang itu salah.
Bukankah harusnya dibenarkan?
Maka tiba-tiba aku menjadi jengah
Melihat fenomena “Manusia bukanlah malaikat”
Mendengar perkataan “Kita harus selalu berbaik sangka padaNya”

Lalu dengan begitu,
Seenak saja berlaku dosa?
Memaklumi diri yang bukan malaikat
Membenarkan sekenanya sebuah pernyataan
Tentang berbaik sangka padaNya?

Buat apa kita berbuat baik, sesungguhnya?

1 Juli 2013

Malu

Kadang kita tidak sadar, bahwa apa yang kita lakukan selama ini, ada Dia di atas segalanya. Ah, bukan kita, saya saja..

Karena parahnya, saya kadang begitu.. Menyadari bahwa semua telah diatur dengan sangat baik olehNya. Tapi masih selalu ingin yang baik-baik saja yang dialami. Padahal yang baik menurutNya, memang belum tentu kita rasakan dan kita anggap baik. Itu memang karena kita tidak pernah tahu, dan belum tentu tahu. Padahal yang baik menurut kita, belum tentu baik menurutNya. Kalau ini, karena memang Dia selalu memberikan yang terbaik saja untuk kita, tanpa harus kita lihat baik-baiknya saja.

Ah, malu rasanya, menuntut yang tidak-tidak. Menganggap yang tidak-tidak..

Menuntut agar diberikan kesehatan segera ketika sakit baru menyerang.
Menuntut agar diberikan kemudahan segera ketika kesulitan datang.
Menuntut apa saja yang enak-enak segera ketika yang tidak enak meradang.

Dan lalu,

Saat sedih melanda. Menganggap diri sebagai manusia paling pantas untuk dikasihani.
Atau
Saat bahagia terasa. Menganggap diri sebagai manusia paling beruntung yang sangat dicintaiNya.

Malu.
Ampuni kami Tuhan, Rabb semesta alam..

Terimakasih telah mengirimkan segala macam hal dan terimakasih telah mengijinkan kami mampu belajar pada berbagai macam hal...