31 Mei 2013

Belum Lupa Kan?


Mungkinkah kita lupa? Bahwa ternyata kita telah mengabarkan sesuatu yang seharusnya rahasia dan hanya beberapa orang saja yang tahu, menjadi berbanyak orang tahu, dan jatuh menjadi rahasia umum.
Mungkinkah kita lupa? Bahwa orang-orang Quraisy dulu, tidak mau bersyahadat hanya karena mereka tahu dan sangat memahami hakikat syahadat dan iman. Bukan karena mereka tidak tahu dan tidak mau mengerti. Mereka malah sangat mengerti arti beriman, maka mereka memilih untuk membenci.
Mungkinkah kita lupa? Bahwa mungkin, mereka yang sekarang berada di luar ‘kita’, yang memiliki pemikiran yang berbeda itu, mereka yang ‘kurang mau menurut’ itu, bisa jadi, sangat mengerti konsekuensi yang akan dihadapi ketika menjadi ‘seperti kita’. Dan mereka memilih untuk berada di luar, mengamati, mengoreksi, dan mendukung kita.
Mungkinkah kita lupa? Bahwa Allah lah yang Mahatahu segalanya. Bahwa kitapun, sebagai sahabat dekat, bahkan saudara, bisa jadi memiliki kekeliruan yang tinggi atas pemahaman kita terhadap sahabat dan atau saudara kita itu.
 Maka sejenak, ijinkan hati kita untuk beristirahat dari merasa-rasa, ijinkan sejenak otak dan pikiran kita dari kesibukan mengira-ira, ijinkan sejenak khayalan kita terarah pada segala yang baik tentang orang lain. Ijinkan sejenak diri kita untuk sedikit merendah, agar kita tidak terlampau sakit setelah jatuh. Ijinkan sejenak lisan kita untuk selalu berdoa dengan mengharap kebersihan dan kelembutan hati kita :D

Jenuh Elegan


Tiba-tiba, saya menjadi jenuh dan bosan dengan semua ini. Dan lalu saya merasa bahwa saya telah dibodohi dengan keadaan. Tapi saya juga menjadi semakin ingin tahu.
Saya pernah berpura-pura tidak mengerti. Lalu berusaha untuk menjadi diri saya apa adanya. Tetapi ternyata, saya malah menjadi benar-benar tidak mengerti. Dan lalu memutuskan untuk berpura-pura mengerti. Dan saya sadar bahwa yang paling tidak mudah adalah berpura-pura.. jadi saya akhirnya memutuskan untuk apa adanya.. :P
Kemudian, saya menjadi sangat berdosa ketika harus disibukkan dengan jalan menilai-nilai orang lain. Seolah-olah kita adalah orang yang paling memahami karakter orang lain. Padahal bisa jadi, seperti yang pernah saya lakukan, orang tersebut juga sedang berpura-pura. Kadang kita mengklaim seperti ini dan seperti itu, padahal sebenarnya, hanya Allah lah yang tahu. Dan kadang pula, seolah-olah kita menjadi yang paling mengerti, sampai dengan berani meramalkan masa depan seseorang. Hingga tanpa sadar,  meniadakan peran Allah dalam menentukan hidup seseorang.
Tapi jika kita membiarkan semuanya berjalan sekenanya, kita juga bermasalah. Karena jika hal tersebut tidak berjalan sesuai koridorNya, kita lah yang salah, telah membiarkan sesuatu yang salah tetap terjadi.
Dilematis bukan? Ketika kita dihadapkan pada masalah yang sebenarnya itu-itu saja. Dan kita jatuh pada kejenuhan dan kebosanan.
Maka jika kita berani mengklaim bahwa jalan yang sedang kita tempuh adalah jalan menujuNya, jalan tentangNya, dengan komitmen kita untuk selalu mengajak semesta mencintaiNya, seharusnya kita berani untuk terus mendekat padaNya dengan jalan terbaik, demi menghindari atau menghilangkan kejenuhan dan kebosanan kita itu, yang mungkin sering secara tiba-tiba muncul..?

29 Mei 2013

Sedang Belajar tentang Ikhlas


Keren sekali cara mendidik di jalan ini...
Karena kita benar2 akan disadarkan dalam sebuah ketidaksadaran...
Kadang kita merasa telah mendapat banyak sekali ilmu. Namun kenyataan menunjukkan sebaliknya, betapa kita sangat diwajibkan untuk selalu haus ilmu dan selalu menerapkan ilmu yang kita dapat itu, secepatnya. Hingga kita tidak hanya mendapat, tapi juga melakukan, dan lalu memahami, dan kita menjadi.
Seperti tentang ikhlas. Kita pasti, sudah mendapatkannya sejak kecil dulu.. Ketika hak-hak kita dirampas sekenanya, atau ketika kita ditimpa musibah yang membuat kita tidak enak hati. Orang-orang dewasa di sekitar kita, sering mengumandangkan kata-kata ikhlas, menuntun kita untuk mampu mengikhlaskan sesuatu, apapun bentuknya..
Dan konsep ikhlas itu, pasti sudah banyak kita pelajari lewat berbagai peristiwa, hingga umur kita kini. Bukan begitu?
Tapi kadang, kita terlalu kekanak-kanakan dalam memandang suatu masalah yang sedang menimpa.. Dan lalu kita menjadi seperti belum pernah mendengar kata ikhlas. Ikhlas menjadi sebuah kata yang seakan baru saja muncul di kamus kehidupan kita..
Lalu apa yang terjadi jika kita lupa, bahwa ternyata kata ikhlas itu sudah selayaknya kita kenal dari dulu, dan sudah seharusnya kita memahami, dan menjadinya..?

24 Mei 2013

Mencoba Jujur

dulu pernah dan sering didakwahi oleh banyak orang.
bosan memang, mendengar nasehat yang begitu-begitu saja..
SAYA SUDAH TAHU!

terpaksa harus mendengarkan nasyid,
membaca buku-buku islami,
mendengar nasehat untuk menjadi perempuan 'baik-baik'
mendengar celotehan tentang surga-neraka..
gerah mendengar bacaan quran..
dan banyak lagi..

23 Mei 2013

Keajaiban Kode Genetik


Selain menyebabkan pembelahan sel dan mentransmisikan sifat-sifat dari orang tua ke anak, gen bekerja tanpa henti pada tingkatan yang jauh lebih langsung. Contohnya, kita tidak akan dapat berbicara tanpa berfungsinya gen kita, yang memainkan peran penting dalam menyaring informasi linguistik dari otak. Perantaraan gen diperlukan untuk mengangkat benda-benda, memainkan piano, atau mengerjakan segala aktivitas lainnya. Bukti bahwa kita tidak berubah menjadi sapi saat kita makan daging sapi juga diakibatkan oleh gen. Gen terlibat jauh lebih langsung dalam proses-proses kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.

22 Mei 2013

Kapan Pertama Kali Nge Blog?


Hayoooo,kapan pertama kali ngeblog?
Terus mengenal orang-orang dari berbagai penjuru nusantara?
Terus tahu bahwa gunung-gunung depan rumah itu sangat indah, lewat blog, yang ternyata pemilik blognya adalah teman satu kampus?
Terus sering menceritakan apapun di blog?

Pura-pura Tuli


Kembali lagi dalam turbulensi diri. Ketika kita dihadapkan pada kenyataan untuk selalu dan selalu berkarya, kita malah dikembalikan pada pemikiran-pemikiran, untuk apa sebenarnya karya kita?
Dan lalu kita menjadi ragu untuk melangkah, padahal sejengkal lagi, kita akan menapaki tangga kesuksesan, yang itu berarti, kita akan semakin menanjak... tapi, yang terjadi adalah, keraguan yang menyelimuti, yang menghambat kita untuk maju dan terus melangkah.

15 Mei 2013

Terimakasih..

ini tentang penyelesaian tugas akhir yang terlalu sembrono karena melibatkan terlalu banyak pihak...
mulai dari tawaran dari Akh Farihin pada kami tentang penelitian gratis di kerbau (yang ternyata tidak gratis sama sekali :)), tapi membuat saya sangat banyak belajar, terimakasih Akh Farihin telah menggiring kami, saya, Lia dan Eko plus pacarnya, Izza sampai di sini :D..


Be Me

not all of us be able to just SPEAK in front of many people..

that's why we all, are different, and having a very best ability base in ourselves.

and we can't be another us.

we can just become us.

I become me. You become you. She become her. He become him.


13 Mei 2013

ada apa dengan uang

memangnya kenapa harus korupsi?
biar dapat uang banyak?
oke..
terus, kalau dapat uang banyak, bisa ngapain aja?
beli mobil? beli rumah? bahagiakan keluarga? dan lain-lain??
memangnya kalau banyak uang, terus bisa hidup abadi, begitu?
memangnya kalau hidup abadi, dijamin tidak akan sakit, begitu?
dan lalu kalau tidak sakit, tidak akan mati??

ah,,, macam anak kecil..
terima sajalah kematian, jika memang sudah ajalnya..

kalau sedang melakukan kebohongan pada seluruh elemen masyarakat,
lalu ajal menjemput, bagaimana?
seru sepertinya,,

tapi, kembali lagi,,,
kenapa harus curang?
harus tidak sungguh-sungguh?
seadanya?
merampas hak orang lain?

belajar agama itu perlu, Anda..!!!

apa pentingnya uang banyak saat ini?

entahlah, kadang saya merasa saya lah yang paling bersih :)

suka-suka 1

dulu, sering banget nyanyi di kamar mandi. lagu apapun, yang penting merdu. dan saat saya pikir-pikir, waktu itu, suara saya memang sangat merdu >,<...

percaya atau  tidak, menyanyi di kamar mandi telah menaikkan derajat kemerduan suara kita beberapa di atas normal :P

tapi sekarang, setelah tahu kalau bernyanyi di kamar mandi itu TIDAK BOLEH.. maka saya berhenti untuk memiliki kebiasaan olah vokal model begitu :D...

dan Anda tahu? sekarang saya memiliki pelatihan vokal yang tidak kalah jitu : TILAWAH

tapi tetap, jangan tilawah di kamar mandi... -_-

karena, dengan tilawah, ternyata saya jauh lebih mampu berekspresi, semua gaya pengucapan huruf bisa dipraktekan...

a b c (meski ga ada huruf hijaiyahnya c), d....sampe z sampe kh, sampe th, sampe dz, 'ain, dan lain-lain.. mantap pula ini! kalau baca quran juga panjang pendek harus diatur, jadi bener2 latihan nafas..

haha..

ini hanya pengalaman..

judulnya saja suka-suka 1,, nanti kapan2 ada suka-suka 2 dan seterusnya..

terimakasih, ayo tilawah, jangan ngobrol apalagi nyanyi di kamar mandi :)

Nyaman dengan Menulis

Nasihat dari Ustadz Salim A. Fillah ketika Training Akbar Pementor dulu, kurang lebih seperti ini :
"Menulislah, tanpa ingin dilihat orang lain. Menulislah, dengan niat ingin diperbaiki, bukan niat menggurui. Ungkapkan : Aku baru tahu sedikit, tolong ditambahi..."

Lalu waktu jadi panitia Training Jurnalistik II bersama KAMMI Semarang, diisi oleh Mas Edhie Prayitno Ige, tentang cerita, berita, dan menulis...beliau menyampaikan materi yang sangat menarik, dan kurang lebih begini :
"kita sering terbebani dalam menulis karena beberapa hal, terbiasa selalu menonton dan mendengarkan tanpa menganalisis, terbebani rasa harus runtut, harus bagus, yang malah bisa menghilangkan ruh dari tulisan tersebut... dan bahkan terbebani dengan penggunaan logika yang berlebihan.. Misalnya, ketika kita sudah menulis, kita baca kembali tulisan kita, dan terlalu banyak berpikir, layakkah, baguskah, menarikkah untuk dibaca orang?? dan sebagainya, yang menuntut logika kita bekerja lebih, padahal, seringnya, logika dapat membunuh rasa percaya diri kita..." .. karena nyatanya, kejadian di luar logika jauh leih sering terjadi di kehidupan kita, kan?

ada lagi, status di Facebooknya Bang Tere Liye, tentang menulis :
"Saya tidak tahu apa motivasi orang2 menulis. Tapi kalau hanya ingin punya buku, diterbitkan, laris, jadi film, terkenal, bisa diundang kemana2, maka sungguh ketika kalian sudah mencapai semuanya, kosong saja hasilnya. Kosong bagai botol berdebu.

Saya tidak tahu apa motivasi orang2 ingin menjadi penulis. Tetapi sungguh, menulislah karena kalian ingin menulis, tidak terpaksa, tidak dipaksa. Menuli...slah karena ingin berbagi konsen, menghibur, membuat tertawa, menemani, memberikan pemahaman, syukur2 menginspirasi orang2 untuk berubah.

Hanya dengan itulah kita akan bahagia, cahaya lampu yang kita miliki bersinar elok meski kecil. Meski hingga tamat, game over, tidak ada buku yang kita terbitkan, tidak ada film, tidak terkenal, apalagi bisa jalan2 kemana2. Kita tidak akan menyesal, tetap enjoy.

Terus menulis, melakukan yang terbaik.

--Tere Lije"


nah! banyak sekali nasihat2 orang besar mengenai menulis. Dan untuk sebagian orang (termasuk saya), menulis itu menyembuhkan, menulis itu menentramkan, menulis itu membuat nyaman, menulis itu teman, menulis itu mengusir kesepian, menulis itu berarti bejkerja, bukan diam saja.. karena kita pasti menghasilkan tulisan. Entah tulisan yang enak dibaca maupun tulisan ala kadarnya.. 
 
*padahal pas nulis ini juga ketar-ketir... :D, takut ga enak dibaca..
*but, teruslah menulis, meski tidak dibaca, setidaknya, sudah ada satu manusia yang membaca, diri kita!

Lihat, Aku Tidak Akan Tergoda

Jika kau menganggap aku wanita,
maka memang, kadang aku peka..

Jika kau menganggap aku wanita,
maka memang, kau berhak merasa..

Jika kau menganggap aku wanita,
maka memang, aku kadang berpikir berbeda..

Jika kau menganggap aku wanita,
lihat, aku ingin berbeda...

Jika kau menganggap aku wanita,
lihat, biarkan aku berbeda..

Jika kau menganggap aku wanita,
lihat, aku tidak akan tergoda..

Meski kau bawakan
warna langit yang indah di hari-hariku,

Meski tiba-tiba kau ada di sana,
aku ingin berbeda,

Membersamai siapapun di satu waktu,
atas titahNya..

Jika kau masih menganggap aku wanita,
biarlah saja,
karena bisa jadi,
bukan kau titahNya..

8 Mei 2013

berbeda tapi sama

bagaimana perasaan Anda jika kita sama-sama ingin menuju Bandung, tapi ternyata transportasi kita berbeda?
Anda memilih naik motor, sedangkan saya memilih untuk naik kereta?
sudah dapat dipastikan, bahwa saya akan mencapai Bandung terlebih dulu...
tapi lain halnya jika ternyata Anda yang mengendarai sepeda motor memiliki kecepatan yang sama dengan saya yang naik kereta.. bisa jadi kita sama-sama sampai Bandung dalam waktu yang sama...

tapi karena kenyamanan, kita tidak akan pernah memaksa satu sama lain...
bisa jadi saya akan tiba-tiba linglung jika harus dipaksa naik motor bersama Anda sampai Bandung,,
atau, bisa jadi Anda pegal-pegal ketika harus bersama saya baik kereta..

kita berbeda memang, tapi tujuan kita sama, Bandung..
tapi kita tidak pernah bisa sama, mungkin..
terserah, yang penting sampai dengan selamat, dengan tujuan yang tepat, Bandung...

berjalanpun, naik bus pun, berlari pun, tak apa, asal tujuan kita jelas, dan kita punya konsekuensi sendiri dengan cara yang sedang kita pilih, melalui jalan yang sedang kita tempuh..

2 Mei 2013

mohon maaf jika saya terlalu jauh masuk ke dalam hidup Anda. sehingga Anda menjadi seperti ini, tidak seproduktif dulu. menjalani hidup yang itu-itu saja.. menjadi Anda yang bergitu-begitu saja..

tapi ijinkan saya bersyukur telah menjadi bagian dari secuil hidup Anda...

karena mengenal Anda adalah sebuah kebahagiaan,, sebuah keberuntungan, karena saya banyak belajar tentang ikhlas, sabar, tulus, cerdas, dan hal-hal lain yang nyatanya kini semakin membuat hidup saya cerah.

meski mungkin saya terlalu banyak menyita waktu Anda dan tidak menjadikan Anda sebagai apa-apa...

Anda, yang kini berperan sebagai siapapun, tetap menjadi salah satu bagian penting dalam hidup saya..
Anda, yang sedang dimanapun, tetaplah berkarya, dan terimakasih telah menjadi salah satu bagian dari hidup saya..

Ya, Anda adalah siapapun, dimanapun, apapun, dan kapanpun yang selalu ada untuk saya...

Anda semua..

mohon maaf dan terimakasih banyak..

1 Mei 2013

Mati Karena Hobi


-judulnya nyeremin ya?-|-ah, enggak kok-|-baca dulu tulisannya ya! =)-|

Tiba-tiba terlintas saja di benak saya, tentang judul di atas. Karena sejauh ini, saya memang telah menyaksikan, mendengar, dan tapi belum mengalami, kematian karena hobi. Bukan karena sebenarnya, tapi kematian saat menjalankan hobi..
Menariknya, ada yang memang hobi tersebut baik, ada pula, dan lumayan banyak, yang merupakan hobi yang buruk bahkan sangat buruk.
Beberapa mungkin mengenal Steve, si pemburu hewan liar dari negeri seberang. Beliau tewas pada saat memburu hewan liar, ikan pari. Pun entah benar atau tidak, tentang kematian pemburu hewan liar di Indonesia, Panji, yang dikabarkan tewas ketika berburu. Ada lagi, Simoncelli, yang tewas saat mengendarai sepeda motornya, di arena balap pula.
Lalu yang lain, berbagai macam kisah. Ada yang tewas setelah melakukan (maaf) hubungan suami istri tidak dengan istrinya, di area pemakaman, setelah dirawat di rumah sakit beberapa lama. Atau, ada pula, yang tewas setelah menenggak minuman keras oplosan, atau mengkonsumsi narkoba. Atau bahkan mati karena putus asa dengan cara gantung diri atau terjun bebas..
Ada pula, yang meninggal dalam keadaan kecelakaan di atas sepeda motor, setelah melakukan hobinya, kebiasaannya berdakwah. Atau meninggal di depan mahasiswa saat mengajar. Atau meninggal saat mencari nafkah di sawah dalam keadaan sendiri. Atau wafat saat mendaki gunung, meninggalkan cerita yang amat memilukan..
Ah, entahlah, tapi, kita pasti diambil sesuka Allah, sesukaNya dimana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apapun, tanpa pernah kita tahu.
Lalu, adakah hubungannya dengan mati karena hobi?
Tentu ada. Bisa jadi, hobi itu akan benar-benar membentuk diri kita. Yang hobi bermain sepak bola, bisa saja sebutannya sebagai pemain bola. Yang hobi naik gunung, bisa saja sebutannya pendaki. Yang hobi belajar, boleh jadi panggilannya sang pembelajar. Atau yang hobi berdakwah, bisa jadi sebutan orang-orang di sekitarnya adalah pendakwah. Yang menyeramkan adalah, ketika seseorang sangat hobi berjudi, tidak sedikit manusia di sekelilingnya memanggil dia penjudi. Atau yang hobi merampok, mencuri, mencopet,, kebanyakan memiliki julukan perampok, pencuri, pencopet.. atau bahkan ada pula yang hobi berbohong, kebanyakan orang memanggilnya tukang bohong.
Dan julukan atau pribadi akibat dari hobi itu, sudah pasti menjadi amat sangat suka dilakukan oleh si pemilik pribadi. Dan seringnya, kebiasaan menjadi hal yang melekat dan sangat sulit dihilangkan dari seseorang.
Dan jika sudah melekat kuat, sepanjang hidup, adakah kita tahu, kapan hidup ini akan berakhir? Adakah jika hobi, kebiasaan, pribadi kita buruk, kita masih mampu memastikan kita dapat berubah menjadi baik?
Maka saya juga sedang belajar, untuk memiliki hobi, melakukan kebiasaan, yang semakin mendekatkan diri padaNya. Hingga jika mati nanti, bukan hanya mati karena hobi sia-sia, tapi kita, mati karena hobi yang mendekatkan kita padaNya.
*sedang mencoba menasehati diri sendiri, mari :)