30 April 2013

Pesan Bang Tere Liye tentang PHP

Kurang lebih, bang Tere Liye mengatakan seperti ini :
"Laki-laki yang suka mem-PHP beberapa perempuan itu, kasihan sebenarnya. Mereka tidak sadar kalau merekalah yang merupakan korban dari perempuan.. jadi, sudah perempuannya korban, tapi laki-laki itu juga korban.. jadi laki-laki merupakan korban dari korban. Mereka lupa kalau perempuan merupakan ujian berat bagi laki-laki... Ya kan?"

entahlah, tapi dalam agama saya, memang, perempuan menjadi ujian tersendiri bagi laki-laki, seperti firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 14 :

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)"

jadi, jika Anda laki-laki, janganlah suka mem-PHP perempuan, jadilah laki-laki 'cool' yang tidak mudah tergoda untuk menggoda perempuan ;)

gambar saya, saya menggambar


karena saya tidak secantik gambar saya :P..

29 April 2013

Catatan Habis Seminar Kemuslimahan, tentang Perasaan


28 April 2013, ikut Seminar Kemuslimahan 2013 bersama Rohis FK UNDIP... judul seminarnya, The Power of Love Management, Memantapkan Hati Menuju Cinta yang Hakiki.
Sebenarnya, saya sudah mendapat banyak sekali wejangan tentang manajemen hati, manajemen cinta, manajemen perasaan ini, tapi entahlah, semua tentang perasaan selalu menarik.
Ada lima pembicara, yang utama adalah bang Tere Liye (Penulis novel kondang). Lalu ada dua pasang suami istri, yang kesemuanya adalah alumni FK UNDIP, dr. Hermawan dan istrinya dr. Anggi, lalu dr. Widya dan istrinya dr. Iffah.
Bang Tere Liye, dengan gayanya yang khas, memberikan materi berjudul “Perasaan, Perasaan, dan Perasaan”.. Beliau mengawali materi dengan memberikan kuis tentang perasaan kepada kami, yang kesemuanya perempuan. Dan lewat kuis tersebut, kami bisa mengetahui kadar kegalauan kami. Saya lupa apa saja katagori galau yang dituliskan beliau, tapi yang saya ingat, ada yang galau berat, galau ringan, galau apa lagi, lalu tidak galau.. Dan tebak! Saya ‘menderita galau berat’ karena perasaan. Payah sekali.
Tapi lalu, beliau memberikan materi yang mengalir dan segar bagi saya yang katanya sedang ‘galau berat’ ini =). Beliau pun pernah galau, katanya.. Dan galaunya beliau adalah, naik gunung sendiri, benar-benar sendiri, hanya untuk menangis ketika sampai di puncak. Dan galaunya beliau, berhasil menerbitkan beberapa novel, salah satunya Hafalan Shalat Delisa, yang ternyata, baru saya tahu jika inti ceritanya adalah melukiskan kemunafikan, dan tokoh paling munafik dalam novel tersebut adalah Delisa, karena telah berbohong pada ibunya hanya demi sebatang cokelat, bahkan tidak pernah jujur hingga ibunya wafat..
Inti materinya adalah, ada kaki-kaki pondasi untuk menghadapi perasaan (dan ini sudah banyak di tweet kan dari para peserta dengan #semus2013). Kaki pertama adalah “Kekuatan Tidak Bilang”, dan hal ini beliau ejawantahkan di novelnya, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Kurang lebih, poinnya adalah pada, jika kita jatuh cinta pada seseorang, jangan dulu terburu-buru mengungkapkannya. Biar semuanya menjadi indah pada waktunya. Seperti kisah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, seperti pula kisah di novel beliau. Karena jika kita mengungkapkan perasaan kita di awal, kisah-kisah indah mungkin tidak akan pernah terjadi. Karena kekuatan “tidak bilang” itu, sedikit banyak akan mampu mengantarkan kita pada proses menjadi lebih baik, hingga ketika waktu sudah didapat, semuanya akan terungkap dan pasti tepat!
Kaki kedua, tentang “Hakikat Menunggu”. Beliau mengilustrasikannya dengan kisah Bambang (bisa dilihat di FB, Page Darwis Tere Liye). Yang menggambarkan ada tiga sikap dalam menunggu, yang pertama, menunggu dengan omelan dan gerutu, lalu menunggu dengan gagah tanpa peduli apapun yang penting menunggu, kemudian yang terakhir, menunggu dengan tetap melakukan pembelajaran, mengambil tiap hikmah di tiap kejadian yang menimpa. Hingga kembali lagi, saat waktu yang tepat itu datang, yang ditunggu-tunggu pasti datang.
Kaki ketiga, “Hakikat Berharap”, yang secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebaiknya kita berfokus pada bagaimana kita berproses, dan mengenai hasil, itu tidak terlalu penting. Karena jika proses kita baik, insyaAllah hasil yang didapat juga akan baik, sambil berproses, sambil berharap, padaNya yang Maha Tinggi.
Kaki terakhir, keempat, adalah “Wisdom Pergi”. Jika kita jatuh cinta, maka pergilah, menjauh, apalagi jika kita memang belum mampu mewujudkannya dalam komitmen selamanya.
Ketika kita ragu, yakinilah bahwa dengan pemahaman yang baik mengenai itu semua, kita akan dipertemukan dengan segenap perasaan terbaik di waktu terbaik.

Lalu, pada sesi kedua, dengan empat pembicara, yang lebih menjurus pada perasaan pada lawan jenis dengan ujung pernikahan. Karena sesi pertama bersama Tere Liye tadi, hanya sebatas bagaimana kita mengelola perasaan. Kedua pasangan itu, menjalani proses terbaik yang mengantarkan mereka pada hasil terbaik. Bahwa jodoh mereka, insyaAllah mereka dapat di tempat yang sama dimana mereka berjuang untuk masa depan, tanpa pernah terduga sebelumnya, tanpa pernah melakukan kesia-siaan sebelum menjadi apa-apa.
Kata dr. Hermawan “Saya memperlakukan semua akhwat sama, baik di dunia nyata maupun dunia maya” itu dilakukannya sebelum beliau menikah. Hingga ketika bertemu dengan dr. Anggi, ya biasa saja, tidak ada yang spesial, tetapi karena langsung cocok, jadilah mereka resmi menikah. Sementara dr. Anggi mengatakan, bahwa sebelum dipertemukan dengan dr. Hermawan, beliau sering berdoa “Ya Allah, berikanlah jodoh terbaik, di waktu terbaik, dengan cara terbaik, dan bermanfaat bagi umat.

(to be continued)

27 April 2013

Masih Layak Makan


Dan pada karung-karung buah-buahan itu, jika kita mendapati ada satu buah yang busuk, segeralah kita ingin, sangat ingin membuangnya segera, secepat mungkin, agar busuknya tidak menyebar pada buah-buah lainnya..
Manusia pun begitu, ada yang cenderung busuk dan membusukkan...
Meski bukan berarti saya tidak memiliki potensi untuk busuk, saya juga jengah melihat kebusukan-kebusukan yang dibiarkan saja,, entahlah.. Bukan pula merasa ‘sok segar’ dengan menginginkan ‘buah-buahan busuk’ itu menjauh dan dihilangkan, dimusnahkan.. tapi hanya tidak ingin membersamakan mereka yang memang masih begitu segar, dengan kebusukan...
Rugi bukan, jika kita mengetahui sebuah kebusukan tetapi kita tidak tanggap untuk sekedar membuangnya dan menjaga yang lain yang masih segar. Aih, saya memang tidak sesegar ‘buah-buah segar’ lainnya, tapi setidaknya, saya masih ingin menjadi yang ‘layak makan’. :P

perbedaan itu biasa...


Jadi inget waktu temen saya yang Nasrani tiba-tiba nanya..
“Kalau udah pake jilbab, berarti harus terus pake ya Rul? Ga bisa dilepas di sembarang tempat dan ga boleh sembarang orang boleh lihat, kan?”
“Iya..”
“Wah, berarti berat juga ya..”
“Nggak juga, kalo kita udah mantep, ya insyaAllah gak kenapa2”
“Keren...terus, perilakunya juga harus dijaga kan ya?”
“He’em.. Nah, itu yang berat..hehe..”

Atau waktu temen lain, ketika saya masih SMP dan memutuskan untuk berjilbab ketika masuk SMA..
“Nurul gak usah pake jilbab lah... kan sayang”
“Tapi aku pengen..”
“Yah...”
“Udah gapapa, kan Cuma pake jilbab tok..”

Atau waktu kuliah,,,dosen saya beragama Hindu..
Teman saya bilang InsyaAllah pada dosen atas pemenuhan tugasnya..
“Jangan bilang InsyaAllah!!!! Karena tidak pasti!! Tidak seratus persen!!” (Sang Dosen yang sudah agak sepuh sambil ngos-ngosan...)
“Iya Pak...” (kata teman saya)
Berapa lama kemudian... Pak Dosen mengklarifikasi (demi menjaga ketertiban kuliah kami waktu itu..)
“Mohon maaf jika saya terlalu keras. Karena menurut saya, kalimat insyaAllah selalu dijadikan alasan bagi kebanyakan muslim... jadi saya mohon agar jangan lagi menggunakan kata itu, gunakan kata lain ya..”
“Ah..dan lagi,,saya jauh lebih menghargai perempuan-perempuan muslim yang berkerudung tetapi tetap sopan.. seperti Anda-anda ini... (sambil menunjuk ke arah kami yang satu deret berkerudung).. bukan yang berkerudung tapi, mohon maaf, dadanya masih terlihat, kalau menungging sedikit, pantatnya terlihat... itu kan sama saja, menguntungkan bagi kami kaum laki-laki,,,ya kan?”

Ya sudah, perbedaan itu sebenarnya ada, dan biasa.. hanya orang-orang yang sensi saja yang menjadikannya sebagai senjata untuk saling meruntuhkan ;)

Hargailah ya,.


Sayang sekali ketika kita menjadi salah satu penyebab kandasnya mimpi teman kita. Entah dengan perkataan kita yang mungkin sering menyudutkannya, sering membuatnya merasa kecil, atau bahkan perilaku kita yang sering meremehkannya tanpa sadar.
Ah, inilah mengapa hati-hati sangat diperlukan.. hati-hati dalam bertutur kata, hati-hati dalam bertindak, bahkan hati-hati dalam merasa dan memikirkan.
Yaaaa... dan saya juga sedang belajar. Untuk menjadi manusia yang selalu menyemangati, bukan membinasakan mimpi...
Pentingnya menghargai, pentingnya bersikap takjub dengan karya orang lain, demi untuk menghargai, bukan berpura-pura, karena jujur harus selalu diutamakan, tapi belajar trik-trik menghargai itu perlu, sangat perlu.
Lalu apa lagi yang perlu saya tuliskan? Intinya, bersikap menghargai orang lain, apapun karyanya, bagaimanapun keadaannya, apapun prestasinya..
Nah! Dan kita menjadi besar hati, bukan besar diri dan tinggi hati...

kangen...

kangen Bapak, kangen Ibuk, kangen Mbak-mbak...

kangen bukain pintu buat Bapak waktu beliau pulang kerja dari Semarang tiap malam...

kangen Ibuk yang nangis pas saya bosan sekolah waktu kelas tiga SD, malah pengen bantuin pakde cari pakan buat sapinya...

kangen sama mbak Yani yang suka ngedengerin kaset Raihan, Snada, The Fikr lewat tape.. sama diskusi-diskusi masalah agama..

kangen sama ceritanya mbak Nofi tentang pertanian UNS...tentang teman-teman kuliahnya, tentang pengalaman serunya...

kangen juga sama pakde, kangen bau komboran yang beliau masak buat sapi-sapinya...kangen suara kunyahan rumput di mulut si sapi...

kangen juga sama mbah Putri, yang suka nyeritain Jepang sama Belanda yang sempat ditemuinya..kangen waktu mbah bilang "Mbah harus dandan seburuk-buruknya biar tentara asing ga pada naksir..." lalu beliau tersipu-sipu...

kangen juga pergi ke sawah, makan nasih pakai daun pisang di gubuk, bau pupuk teletong sapi..

kangen main di air, lalu diam-diam nyuri kacang di ladang tetangga..

ah...
dan sekarang, saya di Semarang, seperti Bapak dulu..
saya sedang belajar peternakan, tanpa harus berhenti sekolah..
saya suka mendengaran nasyid, lewat laptop..
saya sedang jadi mahasiswa...dengan segenap pengalaman seru saya...
saya juga sering berjumpa dengan ternak, belajar tentangnya..
saya sering membaca buku dan berdiskusi tentang sejarah Indonesia...
tapi sudah jarang ke sawah dan makan di gubuk...
juga tidak lagi pernah mencuri hasil pertanian milik orang...

dan lalu saya sadar bahwa semua yang terjadi di masa lalu, membawa saya di jaman sekarang ini...
semuanya telah diaturNya...

tapi saya masih kangen..

suka

*ceritanya ada dua anak laki-laki yang lagi ngobrol, tentang perasaan* 

A : Kamu kenapa? lagi suka sama perempuan?
B : Iya...salah ya?
A : Nggak kok..Siapa emang?
B : Si X..
A : Punya kontak ortunya gak? ato alamat rumahnya?
B : Lha kamu mau ngapain?
A : Katanya suka, ya mau nganterin kamu nembung sama orang tuanya..
B : Gila kamu! belum siap kalau aku harus nikah...
A : Beneran? Tapi aku siap lho...
B : Teman macam apa ini ya Allah,,,
A : Lha katanya suka, ya langsung aja too...
B : Hello meennn... kite masih kulieh...apa-apaan...
A : Ya udah kalo belum siap, jangan suka dulu..
B : Lha katanya gak salah suka sama perempuan???!!
A : Ya emang gak salah kalau kamu udah siap, kan bisa langsung :P
B : Ya tapi aku belum siaaappp..
A : Ya sudah jangan dulu suka.. puasa gih.. masih muda ini..
B : Tapi aku sukaaaa...
A : *Plakk*

*mendadak alay semua..*

B : Awww..gimana dongg??
A : Simpel, kalo suka, dan udah siap, segera nikah! kalau suka tapi belum siap, jangan suka dulu..
B : Enteng bener??

A : Bentar... kamu udah pernah ngomong kalau kamu suka dia ke dia??
B : Belum, ga berani.. *sambil nundukkin muka, malu*
A : Ahhh... laki-laki macam apaa.. tapi good lah, bagus..sekarang, hubungi ortunya..
B : Belumm siaappp kakaaakkk!!!
A : Stop loving, keep praying!
B : Ahh,, sungguh berat kurasa meninggalkannyaa...
A : Mau surga???!! atau....
B : Iyaa dehh...tapii...I need some times to make me stronger...
A : Udah, ngaji dulu sana!

*lagaknya si A kebal, entahlah bagaimana sebenarnya dia, tapi semoga masih terjaga semua yaa..*

*celoteh sore*

pacaran deh

bagi sebagian orang, pacaran adalah suatu kebutuhan, bahkan ada yang membuatnya menjadi suatu kewajiban..
karena dengan pacaran, kita bisa mencurahkan isi hati kita pada pacar kita, lalu minta antar ke mana-mana, lalu sedih bersama suka bersama...
karena dengan pacaran, kita tidak akan dikucilkan oleh kawan-kawan kita yang juga punya gandengan...
kalau pergi ke kondangan, tidak usah bingung cari teman...

ah,
tapi demi cinta kita pada Yang Maha Besar, pacaran itu busuk, sebusuk buah yang sudah lama matang tapi tidak dipetik menggantung lemah di pohon, jatuh enggan, menggelayut manja...
demi taat kita pada Yang Maha Kuasa, pacaran itu buruk, buruk saja..
demi takut kita pada Yang Maha Mengetahui, pacaran itu dosa,, karena mencintai tidak pada waktuNya, karena memiliki yang belum bersama izinNya, karena menantangNya...

bahkan sudah menjadi pasangan sah pun, belum tentu berjodoh...

masih alibi pacaran itu mengenal lebih dekat?

sudah seberapa dekat denganNya?

atau ganti status, bukan pacaran tapi hubungan tanpa status?

yakin?

sudah tahu ilmunya kan?

kalau belum, cari tahulah..

kalau sudah, mau apa? menantang Tuhan?

harus menunggu masuk liang lahat atau melihat ruang panas yang jaraknya tujuh puluh ribu tahun aru sadar?

ah, ini juga introspeksi bagi saya..
bukan saya sok suci...
tapi mari belajar bersama..

karena nggambar ga harus di kertas

saya suka nggambar. meski hasilnya kayak anak TK, tapi nggambar itu, udah kayak terapi..ato emang terapi? Terapi stress :P
ini hasilnya pake photoshop,





26 April 2013

njajal moto (saja, lagi, terus...)

Gara-gara gak bisa upload gambar di FB, tumpuk sajaa di sini,,, ga ngerti kenapa, FB nya agak nggemesin.. bukan mau pamer, cuma mau nunjukkin aja, hehehe... silakan dinikmati, karena melukis dengan cahaya itu, indah :)

 Bunga Mawar, nemu di deretan nursery Bandungan.. ga pengen beli, pengen moto aja..

 ini juga, Kenikir..

kalo yang ini, Dahlia, cantik euy!

ini, kuda-kuda di dekat Candi V di Gedongsongo, pengen naik, tapi karena jalan kaki lebih sehat, ya cuma nyuri fotonya aja (alibi ga ada duit :P).. *moga someday bisa punya deh ya..

 kalau yang ini, hasil editan sih, lha wong kamera pocketnya lumayan ehem..hehe.. di Tretep, Temanggung.. kayak Teletubies ya, *ini kata mba Puput, kakak kelas saya di UNDIP
 ini juga editan, tapi pake efek panorama, jadi bisa memanjang begini, di perbatasan Temanggung Wonosobo, lewat Tretep-Wonoboyo, dan kalau terus, njedulnya di Tambi, Wonosobo..

ini sama, tuh pohonnya ada di gambar atasnya juga, cuma gak pake efek panorama, jadi cuma ketangkep pohon dan bukitnya tok.. waktu itu mendung, dinginnn...

 saya sudah pernah mem-post kan gambar-gambar bebungaan ini, tapi demi memenuhi keinginan, biar saja lah ya..hehe.. teratai di kolam Masjid Jabal Mubarok, Bukit Sari, Semarang..

ini, (saya tidak tahu nama bunganya apa -_-).. juga di samping Masjid Jabal Mubarok..

 kalau ini, spider web di pinggir kandang di Dony Farm Magelang, lagi PKL tahun lalu :D

nah, ini, di Wonogiri, dekat rumah Yendy,

 ini juga..seru! kita bisa lihat deretan gunung di kejauhan, tapi gara-gara satu dan lain hal, yang ketangkep cuma sawah-sawah ini, tapi, good lah (maksa)

seneng banget bisa ke Lawang Sewu setelah hampir empat tahun kuliah di Semarang << katrok detected.. lha wong emang belum sempet, dan kemarin, gara-gara ada event akbar di tempat ini, jadilah saya berkeliling :D

itu dulu, doain saya segera punya SLR yak! biar lebih bening potonya :D:D:D