26 November 2018

ALIRAN RASA Game Level 3

Awalnya, jujur, saya bingung dengan tantangan meningkatkan kecerdasan anak di game level 3 Bunda Sayang ini. Bingung karena suami bolak-balik Temanggung-Banjar, sementara anak saya juga masih usia 22 bulan. Mau bikin proyek apa ya yg mengasah kecerdasannya? Kecerdasan apa yang harus saya stimulasi lebih di usia nya ini. Lama tidak menulis, saya melihat postingan teman saya yang lebih dulu sudah menentukan proyek keluarganya. Pun saya menyimak diskusi di grup, membaca materi beberapa kali. Pesan penting yang saya tangkap dari fasilitator saya adalah, buatlah proyek keluarga yg melibatkan anak utk meningkatkan kecerdasannya, meski proyek itu simpel, tidak apa-apa, pasti nanti ketemu polanya.

Ada beberapa yang benar-benar membuat suatu 'proyek', melibatkan suami dan anak seusia TK-SD, dan menghasilkan karya. Saya pikir, memang sih Fathan, anak saya, sudah bisa diajak bikin ini itu, tapi masih saja saya ragu. Akhirnya, karena memang saya sedang meniatkan untuk menyapih Fathan dalam waktu dekat, saya putuskan untuk mengerjakan proyek berjudul "Weaning with Love" menyapih dengan cinta.

Waktu terus berjalan, dan memang mengalir begitu saja. Tidak setiap hari rencana saya berhasil. Pun tidak setiap hari kecerdasan anak saya kelihatan bertambah. Yang ada, dalam proses penyapihan kemarin, kami banyak melibatkan emosi. Konsep Weaning With Love yang kami jalankan juga tidak sesuai teori kebanyakan. Kami masih menerapkan cara menyapih orang-orang terdahulu dengan 'memaksa anak tidak mau menyusu' dengan cara yang kurang sesuai teori WWL dimana harusnya anak diajak berdialog hingga mau total meninggalkan aktivitas nenennya. Awalnya memang ingin begitu, tapi ternyata saya dikejar waktu, saya harus cepat-cepat menyapih Fathan karena kondisi kami yg sudah kami ceritakan di postingan2 kami di blog.

Jadilah Fathan berhasil disapih dalam kurun waktu satu minggu. Selama proses menyapih, kecerdasan yang ingin saya tingkatkan adalah kecerdasan intelektual terutama verbal dan kecerdasan emosi, untuk tidak selalu harus bersama saya. Alhamdulillah, sekarang, setelah selesai tantangan level 3 dan setelah selesai proses sapih, Fathan makin menunjukkan kecerdasannya.

Sebagai contoh, saat dulu dia lapar, ya dia tinggal bilang "Ibuk, mimik..". Lalu kini, dia bisa membedakan haus dan lapar. Dia akan lari ke dapur untuk minta dibuatkan susu, atau teh, atau jika hanya ingin minum air putih, ya dia bilang "mik putih..". Atau ketika lapar, dia akan mencari camilan atau makanan, sambil bilang "maem, nandi maem..". Atau saat ingin makan camilan, dia bilang "wafer.. roti..".. Atau saat dia mengantuk, dia bilang "bobook, kamar..". Yang saya pikir, kecerdasan verbalnya sudah ada peningkatan, sudah lebih spesifik dalam mengutarakan keinginannya.

Pun begitu dengan kecerdasan emosinya. Saat awal-awal proses menyapih, saya juga sering mengajaknya ngobrol. Bahwa,
"nenen Ibu sudah tidak enak buat Fathan", atau
"Fathan nenennya sudah ya, gantian sama adek, ini ada adek di perut Ibu..nanti kalau perut Ibu sudah besar, insyaallah adek lahir, owek-owek, terus nenennya buat adek.."
Lalu kini, dia pun sering bilang "adek, adek," sambil menunjuk perut saya.. Meski kini dia juga masih posesif, apa-apa masih harus dengan saya, tapi insyaAllah dia makin terlihat dewasa. Tidur sudah tidak harus nenen, tidak harus digendong, saat terbangun malam pun sudah tidak terlalu rewel. Saat bangun tidur juga langsung bangun, tidak banyak merengek, meski kadang saat dia masih capek, dia hanya ingin berguling-guling dulu di kasur, baru mau bangun dan turun dari kasur beberapa saat setelahnya.

Tugas saya selanjutnya, meski game level tiga sudah selesai, adalah bahwa saya masih harus memantau dan meningkatkan kecerdasannya. Yang berarti juga, kecerdasan saya juga harus ditingkatkan.

#KuliahBundaSayang
#AliranRasa
#GameLevel3
#FamilyProject
#MyFamilyMyTeam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar