29 Juni 2013

Begini (mungkin) Orang Lini Akademik Itu


“...Kata kuncinya adalah kontribusi. Sejauh mana kontribusi kita bagi dunia. Saya berpikir, kalau di dunia saja kita tidak menghasilkan apa-apa, bagaimana kita bisa menghadapi akhirat? Mereka yang bernilai di dunia saja hisabnya berat, bagaimana dengan yang tak punya apa-apa? Dunia ini lahan bagi kita untuk bekerja. Saya sering berseloroh ke teman-teman, setelah kita meninggal, yang tersisa kan tiga, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh...”
“...Saya tak mau, pekerjaan saya tak ada hubungannya dengan masa depan. Masa depan adalah akhirat itu sendiri. Orang Jepang yang bekerja hanya untuk masa tua saja pulang jam 9 malam. Kita yang punya akhirat, kerja kok jam 4 pulang. Pernah ada yang komentar, buat apa sih kerja kok sampai malam-malam begitu? Saya bilang, kalau ini kerja dunia, jam 2 sudah saya tinggal. Para peneliti harus selalu ingat perintah pertama dalam Al Qur’an itu iqra. Itu perintah utama dan pertama. Meneliti kan iqra, jika diniati ibadah. Saya pulang jam 12 aja bingung, kok pekerjaan gak selesai-selesai. Apalagi kalau santai, main game..”
“...Istri saya minta pulang jam 4. Setiap subuh kami sekeluarga berjamaah di masjid, terus ngaji bareng, satu halaman tiap orang, kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Itu saja pertemuan rutin dengan anak-anak. Bagi saya, yang penting bukan durasi, tapi kualitas. Tapi kalau Sabtu-Minggu, kalau tidak ada acara, kita kadang juga pergi keluar..”
Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M.Eng 
(Tarbawi Edisi 255 Th.13, Sya’ban 1432 H, 14 Juli 2011)

28 Juni 2013

Masih

Entahlah..
Kau sepertinya tak pernah tahu..
Aku hanya bisa berdoa..
Semoga kau mendapat apa-apa yang kau inginkan
Jika itu baik..

Dan semoga Allah selalu menetapkan kita dalam kebaikan..
Aku tak ingin menyimpanmu dimanapun.

Biarlah Dia yang Maha Tahu..
Biarlah Dia yang menjagamu..

Memang,
Sekarang aku sedang memikirkanmu,
Tapi tidak,
Aku ingin segera mengakhiri..

Meski sulit..

*Ahahahaha.... sudah-sudah, mari mengerjakan apa yang harus dikerjakan..

22 Juni 2013

Asing

lalu aku merasa bahwa,
aku memang bukan siapa-siapa...
yang lalu menjadi debu,
begitu saja..

aku merasa asing...
bahkan dengan keterasingan itu sendiri...

sebenarnya siapa aku ini?

19 Juni 2013

Menuju Kebaikan Memang Tidak Mudah

Rasulullah dulu, sering dilempari batu, ditimpuki isi perut kambing, dihantam suka-suka oleh musuhnya.. hingga luka memenuhi tubuhnya, hingga bau di sekujur tubuhnya, hingga tanggal gigi geliginya...

Namun beliau mencontohkan hal sebaliknya pada para musuh.. bukan berbalik menyerang, bukan berbalik bersikap buruk atau lebih buruk.. Beliau mencontohkan kebaikan, yang ada pada dirinya, untuk para musuhnya.

Atau, seperti Umar, Utsman, Ali, yang dengan ikhlas mengakhiri hidupnya dengan pembunuhan.. dan musuh mereka tidak hanya dari orang yang tidak mengerti.. musuh mereka, berasal dari mereka yang justru mengerti.

Entahlah, jujur, saya sedang merasa sakit hati dengan perkataan seseorang setelah saya berupaya memberikan yang terbaik untuknya, baik dalam tingkah laku maupun perkataan. Berusaha menasehati sesuatu yang melenceng menurut pandangan umum itu, baik kan? Tapi mungkin memang cara saya yang kurang baik, menjadikan semuanya tambah buruk.

Tapi kemudian, saya ingat kembali, bahwa mereka yang berjuang untuk memperbaiki, selalu mendapat banyak musuh. (tapi saya tidak ingin menjadikan yang tersakiti itu sebagai musuh..ini hanya analogi :P). dan para penyampai kebaikan tidak pernah gentar untuk terus menyampaikan kebaikan. Mereka tidak mempedulikan suara-suara sumbang yang ada. Mereka membiarkan yang memang sudah tidak mau diajak tersenyum dan tertawa bersama. Mereka jauh lebih sibuk melakukan kebaikan-kebaikan yang menuju pada perbaikan diri dan sesama. Meski berbagai perlawanan muncul di dalam perjalanan menuju kebaikan diri dan sesama, mereka terus melaju.

*entahlah jika sedikit kurang baik untuk dibaca, saya ijin untuk mempublikasikannya di situs pribadi saya ya*

7 Juni 2013

Mari Belajar Bersama


Berat memang, mengikhlaskan yang kita cintai untuk pergi, dan menjadi dia yang terbaik. Jadi ingat waktu dulu,, ah, sudahlah.
Jadi, untukmu yang sekarang sepertinya sedang jatuh cinta, saya mendukung sepenuhnya. Mendukung agar cinta kalian disemikan di waktu yang tepat, bersama dengan ridhoNya.
Tumbuhlah menjadi dua insan yang baik. Yang mampu berkarya dan menjadi diri kalian sebaik mungkin. Dan biarkan Dia menemukan kalian (lagi), di waktu yang memang telah ditentukanNya. Karena itu akan jauh lebih indah dibanding jika kalian memaksakan sekarang.
Saya memang bukan orang yang sangat berpengalaman dalam bidang ini. Tapi, setidaknya, saya pernah tahu beberapa kisah. Bahwa yang matang memang lebih enak untuk dimakan.. aihh,, maksudnya, ya tumbuh matang dulu, lalu bertemu, dan menjalani kisah kasih yang indah, bukan hanya di mata manusia, tapi yang sangat penting, indah di mataNya.
Jadilah dua insan yang pantas untuk Dia temukan suatu hari. Tanpa harus memaksakan jalan cerita. Tanpa harus mengikatkan yang belum pantas diikatkan. Tanpa harus menyatukan yang belum pantas disatukan. Tanpa harus memiliki sebelum pantas dan diijinkan.
Ini nasehat untukmu, untuk saya, dan juga untuk siapa saja yang memang menginginkan keberkahan. Saya pun begitu, sedang belajar mengenai ikhlas, mengenai sabar, mengenai menjadi lebih baik dari hari ke hari, mengenai menemukan sosok yang memang pantas, mungkin tanpa harus kita tahu, siapa dia, bagaimana sifatnya, kapan pertama bertemu,, dan kenangan-kenangan yang mungkin tidak mampu kami ingat bersama.

Waiting For The Call-Irfan Makki


Miles away, oceans apart
Never in my sight, but always in my heart
The love is always there, it will never die
Only growing stronger, a tear rolls down my eye

I'm thinking all the time
When the day will come
Standing there before you
Accept this Hajj of mine

Standing in ihram, making my tawaf
Drinking blessings from Your well
The challenge of Safa and Marwa
Rekindles my imaan

O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall
O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall

I feel alive and I feel strong
I can feel Islam running through my veins
To see my Muslim brothers, their purpose all the same
Greeting one another, exalting one True Name
I truly hope one day, everyone will get the chance
To be blessed with the greatest honour
Of being called to Your Noble House

Standing in ihram making my tawaf,
Drinking blessings from Your well
The challenge of Safa and Marwa
Rekindles my imaan

O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall
O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall

Labbayka Allahumma labbayk (here I am, O Allah, here I am)
Labbayka la sharika laka labbayk (here I am, You have no partner. Here I am)
Innal hamda wanni'mata laka wal mulk (surely all praise, grace and dominion is Yours)
La sharika laka labbayk (No partner have You, here I am)

Labbayka Allahumma labbayk (here I am, O Allah, here I am)
Labbayka la sharika laka labbayk (here I am, You have no partner. Here I am)
Innal hamda wanni'mata laka wal mulk (surely all praise, grace and dominion is Yours)
La sharika laka labbayk (No partner have You, here I am)
Labbayk(here I am)
Labbayk(here I am)

O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall
O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall

O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall
O Allah! I am waiting for the call
Praying for the day when I can be near the Kabah wall

Labbayka Allahumma labbayk (here I am, O Allah, here I am)
Labbayka la sharika laka labbayk (here I am, You have no partner. Here I am)
Innal hamda wanni'mata laka wal mulk (surely all praise, grace and dominion is Yours)
La sharika laka labbayk (No partner have You, here I am)

Labbayka Allahumma labbayk (here I am, O Allah, here I am)
Labbayka la sharika laka labbayk (here I am, You have no partner. Here I am)
Innal hamda wanni'mata laka wal mulk (surely all praise, grace and dominion is Yours)
La sharika laka labbayk (No partner have You, here I am)
Labbayk(here I am)
Labbayk(here I am)

Mabrook-Irfan Makki


Today smiles all around
Both of you are shining with faces so bright
These memories will always remain
Deep in your hearts brightening the darkest night
We always pray your everyday
Will be blessed with joy
May all your dreams come true
Look now happiness is all around
Your love has brightened up the night sky
Your loved ones are gathered here just to say
Oh congratulations
(Ya Allah berkati pasangan ini
Bahagia hidup berkasih sayang
Rasulullah indahnya sunnahmu
Dunia terasa bagai di syurga)
We always pray your everyday
Will be blessed with joy
May all your dreams come true
Look now happiness is all around
Your love has brightened up the night sky
Your loved ones are gathered here just to say
Oh congratulations
Mabrook mabrook mabrook congratulations to you
Mabrook mabrook mabrook congratulations to you
Mabrook (mabrook) mabrook (mabrook) mabrook congratulations to you
Mabrook (mabrook) mabrook (mabrook) mabrook congratulations to you
Mabrook mabrook (mabrook) mabrook congratulations to you yeah
Look now happiness is all around
Your love has brightened up the night sky
Your loved ones are gathered here just to say
Oh congratulations
Mabrook mabrook mabrook congratulations to you
Mabrook mabrook mabrook congratulations to you

Tentang Hidayah


Saya, sampai sekarang masih ada keinginan untuk tahu dan mengerti tentang mekanisme energi, dan semua yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Yang berasal dari apapun yang dimakan, dan menjadi energi untuk kemudian mampu menggerakkan semua anggota tubuh untuk lebih giat dan semangat bekerja. Meski sedikit rumit, mekanisme-mekanisme itu sangat lebih mudah dipelajari lewat buka-buka buku teks pelajaran biokimia, atau searching di google dan semacamnya.
Tapi, saya, sampai sekarang juga, masih sangat tidak mampu memahami bagaimana mekanisme hidayah bisa sampai ke telinga, mata, hidung, mulut manusia, lalu menjalar ke seluruh tubuh, bermuara di hati, dan tercermin pada perilaku. Mau dicari di manapun, ia tidak pernah ditemukan.
Ada saja. Ada saja yang tiba-tiba berubah setelah mendapat musibah. Ada saja yang butuh bertahun-tahun berubah setelah diberi nasehat bertubi-tubi. Ada saja yang tidak pernah tersentuh, meski segala apa yang ada di lingkungan amat sangat mendukung proses terjadinya pemasukan hidayah. Ada saja...
Maka saya terlalu jenuh untuk hanya memahami mekanisme terjadinya hidayah. Saya, jadi lebih senang menikmati adanya hidayah pada siapapun. Yang lalu serta-merta membentuk energi terbaik yang pernah ada dalam hidup. Merubah apapun yang buruk, menjadi sesuatu yang baik. Menjadikan senyum menghiasi muka yang kusut. Menjadikan bersih sebagai kebiasaan. Menjadikan hidup lebih hidup.
Ah, meski saya belajar banyak tentang metabolisme energi, protein, dan nutrisi lain, ternyata pengetahuan itu jauh lebih mudah dipahami (padahal susyah syekali memunculkan semangat belajarnya). Dibanding mereka, mekanisme hidayah sungguh rumit. Dan hanya Dia, memang hanya Dia yang tahu. Kita hanya bisa mempersilakan hidayah datang, dan merubah seluruh hidup kita.
*gara-gara sebuah fenomena : jilbab* -if you know what I mean-

5 Juni 2013

Sudah Bersyukur Kah?

bagaimana kalau tiba-tiba kita tidak bisa buang hajat selama tiga hari?
tapi kita biasa saja jika bisa buang hajat tiap hari, tiap pagi..

bagaimana kalau tiba-tiba kita dapati handphone kita hilang?
tapi kita biasa saja meletakkannya sembarangan..

bagaimana kalau tiba-tiba kuota modem habis dan tidak lagi leluasa mengakses internet?
tapi kita biasa saja membuka sembarang situs jika ada...

bagaimana kalau tiba-tiba kita jatuh dari motor dan terbentur batu di kepala?
tapi kita biasa saja pergi kemanapun tanpa helm, selagi tidak ada polisi...

bagaimana kalau tiba-tiba, seseorang yang resmi menikah dengan kita adalah orang yang tidak pernah kita tahu?
tapi kita biasa saja bergaul dan mencinta orang seadanya...

bagaimana kalau tiba-tiba kita biasa saja melakukan semuanya?

belajar mengenai hidup, tidak mudah.

4 Juni 2013

Saya Perempuan (2)


Dan hari ini, Senin.. mendapat banyak sekali pelajaran mental, meski saya sedang tidak mengikuti pelatihan mental :P.

Pagi-pagi, masih se-gerimis ketika ahad kemarin (dan berkali-kali bapak mengirimi sms yang isinya ‘hanya’ mengabarkan cuaca di rumah..*he’s worried*). Biasalah, kesenduan gerimis tidak hanya tampak di langit, tapi juga memunculkan stimulus-stimulus kemalasan di dalam diri.. hehe..

Tapi, karena tanggal 3 Juni 2013 merupakan hari bersejarah bagi saya dan tim PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) Salon Jilbab Annisa, maka, pagi gerimis tadi malah memicu kami untuk segera melangkahkan kaki ke PKM Tembalang guna mengikuti wawancara review proposal PMW 2013, pukul 09.00. (padahal cukup telat juga gara-gara mandinya kesiangan -_-).

TAPI, yang jadi masalah adalah, dedengkot PMW Salon Jilbab Annisa baru bisa hadir di Tembalang sekitar pukul 11.00. Muti namanya, dia baru saja pulang kampung, ditahan keponakan yang memintanya menyuapi sarapan.

Alhasil, hanya saya dan dua teman se tim (Nurul HM dan Jend) yang pergi terlebih dahulu ke PKM Tembalang. Dengan kepasrahan seutuhnya, kami melangkahkan kaki ke gedung PKM, di lantai dua. Dan tanpa ba bi bu, kami yang hanya tahu kalau acara hari ini adalah review, kami menyiapkan hanya diri dan kenekatan kami, tanpa menyiapkan proposal kasaran yang mungkin bisa membantu kami jika terjadi sesuatu yang kurang nyaman..

Dan ternyata benar! Baru membaca pengumuman lagi beberapa menit sebelum nongol di PKM, bahwa ternyata acara hari ini adalah WAWANCARA REVIEW PMW 2013... poin pentingnya di WAWANCARA, dan kita datang tanpa persiapan..

Dengan 90 tim yang telah lolos seleksi administrasi, kami mengantri seperti pasien klinik, menunggu dipanggil satu-satu. Tapi kami tidak ikut mengantri, hanya karena Muti belum datang.

Akhirnya kami menunggu sampai Muti muncul, ceritanya mau pamitan baik-baik ke ibu-ibu penjaga wawancara :
Jend : mohon maaf ibu, ini nanti teknis wawancaranya seperti apa ya bu?
Ibu : ya nanti tak panggil satu-satu.. gimana? Mau kuliah dulu?
Jend : ...
Ibu : kalau mau kuliah dulu, kuliah dulu saja.. nanti kesini lagi..
Jend : ... oh, iya bu.. (dan pergi bersama kami).
*bukan bohong, karena kami lapar, ceritanya kami mau pamit makan dulu, lalu ngeprin proposal untuk bahan belajar sebelum wawancara, malah diijinkan dengan amat sangat elegan oleh sang Ibu, ya sudah..:P*

Setelah kami makan, dan lalu menunggu Muti datang, kami shalat dhuhur, lalu kembali lagi ke PKM Tembalang untuk mengantri. Dan ternyata masih sangat banyak peserta. Nomor urut kami seharusnya 60, tetapi teknis pemanggilan didasarkan pada jenis usaha yang diusulkan di proposal. Jadilah kami ikut berjejalan mengantri di depan pintu.
Ibu : jasa-jasa, mana yang usahanya jasa..
Kami : saya bu.. saya saya..
Ibu : ya sudah ngantri dulu..
Okelah kami mengantri dengan tertib, menunggu giliran..

Tiba di dalam, ketemunya sama dosen sendiri -_-“..
Bapak : Salon Jilbab Annisa... (sambil lihat-lihat muka kami yang keempatnya berkerudung lebar, tanpa kreasi..)
Kami : ....

Kami melalui sesi wawancara yang cukup memalukan menginspirasi.. intinya, sang bapak kurang percaya jika kami mengajukan proposal tentang salon, karena tampilan kami yang kurang mencerminkan ‘anak salon’. Tapi alhamdulillah kami dengan pd meyakinkan beliau.. karena memang kami hanya ingin mengembangkan usaha, jadi memang, tampilan kami sederhana, tapi riasan kami, luar biasa :D.

Ah, lagi, saya perempuan, yang senang dengan keindahan. Alam, muka, bentuk, dan segala macam, jika sudah indah, senang saja melihatnya. Dan usaha kami, jika nanti diloloskan untuk didanai, sangat berkutat dengan ‘menampakkan keindahan’. Bukan berarti kami ingin mengajarkan tabarruj untuk muslimah, bukan itu.. tapi kami juga belajar berdakwah lewat ini :D. kami ingin memberitahu dunia, bahwa kecantikan memang baik, tapi akan lebih baik jika sepenuhnya untukNya. Perlahan, ijinkan kami memberitahu dunia bahwa hijab syar’i itu indah, bahwa indah itu hijab syar’i. Dukung kami dalam mengampanyekan hijab syar’i ya! Yang tanpa punuk onta, yang menutup dada..