23 September 2013

Tentang Kemudahan


Susahnya jadi orang sedikit perfeksionis itu, kadang kurang mensyukuri apa yang sudah diberikan, terlebih masalah kemudahan. Kadang target kita besar-besar.. tapi kemudahan yang didapat, menampakkan target kita yang besar-besar itu sebagai sesuatu hal yang sangat mudah dicapai. Dan lalu kita tercenung.. kok semudah ini ya...
Ah.. bahkan kadang kita sedikit lupa akan kebesaranNya yang tak pernah kita sadari akan muncul darimana dan kapan. Tapi, hei... mari sini lihat lagi.. kemudahan itu selalu datang atas kehendakNya, dan sesuai dengan kondisi kita. Kalau kita memang pantas mendapatkan kemudahan itu, bersyukurlah... BERSYUKURLAH, karena dengan bersyukur, nikmat yang kita rasakan akan ditambah olehNya. Tapi jika kita belum diberi kemudahan atas target kita yang besar-besar itu, bisa jadi memang kita belum pantas mendapatkannya.. dan satu hal yang harus diingat adalah, jangan pernah berubah menjadi seperti orang lain. Kita tetaplah diri kita, dengan apa adanya kita. Kita tetaplah diri kita, apapun target kita. Kita tetaplah diri kita, bagaimanapun cara kita mencapai target itu, tentu dengan usaha yang baik dan usaha terbaik. Kemudahan yang Allah berikan pada kita atas perantara orang lain itu, bukan semata karena usaha kita, tapi Dia yang berkehendak. Jangan pernah meremehkan apapun, ya? Dan teruslah berusaha serta berdoa. Ada tangan tak terlihat yang selalu ada mendukung kita :D

19 September 2013

Mbonceng :)

Banyak waktu yang saya habiskan untuk berkendara sepeda motor, menjadi yang mengendarai tentu. Tapi suatu waktu, saya lebih nyaman menjadi pembonceng :).

Lebih-lebih ketika saya melihat beberapa kecelakaan, termasuk minggu lalu di Ngaliyan, saat saya menuju terminal Mangkang. Saat itu, ada korban kecelakaan yang -mohon maaf- sudah tewas di pinggir jalan dengan luka kepala yang sangat serius. Membuat saya menurunkan kecepatan sepeda motor saya, dari Ngaliyan sampai Mangkang.

Ah, saya tidak ingin berpanjang-panjang bercerita tentang hal itu. Kali ini saya akan menuliskan beberapa yang saya lihat ketika menjadi pembonceng...

Bahwa saya bisa melihat anak kecil yang tercepuk-cepuk mengikuti langkah orang tuanya.
Atau melihat tukang parkir yang sedang serius membaca koran.
Atau sepasang kekasih yang sedang berboncengan, yang depan mengajak ngobrol tap yang belakang sms-an sambil senyum-senyum.
Atau melihat pedagang bakso yang sedang menanti pelanggannya.
Atau melihat bapak-bapak tua melamun.
Atau melihat perempuan muda tersipu malu bersama seorang pemuda.
Atau melihat keceriaan anak-anak berseragam sepulang sekolah.
Atau melihat anak kuliahan berjalan gontai dengan ransel seadanya.
Atau melihat ibu-ibu muda menghitung uang lusuhnya satu-satu sambil terus menggendong anaknya..

Atau bahkan melihat banci yang sedang mengamen merajuk merayu.
Atau ada mas-mas ganteng merangkul menggandeng mas-mas ganteng lainnya saat menyeberang jalan.. (ini entah kakak adik atau pasangan homo).

Atau melihat sekilas mbak-mbak dan ibu-ibu berjilbab lebar yang sedang bersalam dan cium pipi kanan kiri.
Atau tiba-tiba melihat pak ustadz yang sudah berada di belakang motor -_-.

Ah, dan semua menyadarkan saya bahwa hidup ini berbanyak rasa.
Bahwa hidup ini harus berbagi.
Bahwa hidup ini bukan hanya bangun tidur, melakukan segala kepentingan diri, dan kembali tidur.
Bahwa hidup ini terus berputar.
Bahwa kadang kita harus selalu siap mengambil segala resiko..

Mari membonceng :) #lhoh#

17 September 2013

Pokok-pokok Akhlak yang Baik

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar. Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. 

-Taken From Chapter 16 : The Bees, in The Holy Qur'an-

7 Poin Penting Akhlak Yang Baik

Masih lekat di ingatan, nasehat sang guru dari doa bercermin,
اَللَّهُـمَّ كَمَا حَسَّـنْتَ خَلْقِـيْ فَحَسِّـنْ خُلُقِـيْ
Allaahumma kamaa hassanta kholqii fa hassin khuluqii
Artinya : “Ya Allah sebagaimana Engkau telah ciptakan aku dengan baik, maka perbaikilah akhlakku

Beliau menasehati kami tentang bagaimana doa ini bisa menjadikan kita memiliki akhlak yang baik.

Dan ini tujuh poin tentang mengapa akhlak yang baik itu penting :) :

1. Ada hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa mukmin yang sempurna adalah yang baik akhlaknya. "Kaum mukminin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaknya." (HR.Ahmad & Abu Daud).

2. Bahwa Islam memang mengajarkan akhlak yang baik :). "Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati." (HR. Ad-Dailami)

3. Dia yang baik akhlaknya, dia yang dicintai Allah :). Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

4. Di hari kiamat nanti, paling dekat tempat duduknya dengan Rasulullah. "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian, dan orang yang paling dekat duduknya denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." (HR.Bukhari)

5. Timbangan kita berat :) "Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik." (HR. Abu Dawud)

6. Bisa punya peringkat yang sejajar dengan ahli ibadah. "Sesungguhnya seorang hamba dengan akhlak yang baik pasti dapat mencapai derajat akhirat yang agung dan tempat yang mulia, kendati ibadahnya lemah." (HR.Thabrani)

7. Anugerah terbaik bagi seorang muslim, ya akhlak yang baik :). "Kemuliaan orang adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya". (HR. Ahmad dan Al Hakim)

Dan dari nasehat itu, saya tercenung, karena beberapa hari yang lalu sedang bertanya-tanya tentang akhlak yang baik. Seakan-akan dibukakan untuk jauh lebih memahami akhlak yang baik :). Saya jadi pengen share juga tentang beberapa akhlak yang baik :). 

Karena kata guru saya itu, dengan akhlak yang baik, kita masih punya kesempatan untuk mendapat ridhoNya, untuk meraih surgaNya, meski mungkin kita bukan ahli ibadah :). Seperti poin ke 6 itu, baca lagi ya..

15 September 2013

Perhatikan, Rani!


_Lagi suka sama lagu ini_

Beranjak dewasa kakakku Rani tercinta
Sudah saatnya belajar berpijak
Tinggalkan Jakarta demi masa depan cipta
Sudah waktunya kau mulai terjaga..

Beranjak melentik kakakku Rani yang cantik
Jadikan masa depanmu menarik
Ingat slalu pesan kedua orangtuamu
Jalani dengan hatimu yang tulus

Dan jangan takut, jangan layu, 
pada semua cobaan yang menerpamu
Kami selalu bersamamu 
dalam derap dalam lelap mimpi indah, bersamamu...

Padamkan sekejap warna warni duniamu,
saat kau mulai kehilangan arah
Nyalakan sekejap warna warni duniamu, 
saat berjalanmu kembali tegap..

Mungkin semua ini kan cepat berakhir, 
semoga semua ini adalah persinggahan sementara mimpimu

Dan jangan takut, jangan layu, 
pada semua cobaan yang menerpamu
Kami selalu bersamamu 
dalam derap dalam lelap mimpi indah, bersamamu



14 September 2013

Habis Manis Sepah Dibuang

Sempat terpikir untuk menulis tentang penjabaran kata-kata di atas. Bahwa saya mengalami banyak hal tentangnya. Seperti ketika kita punya beberapa teman di sosial media, mengawali perkenalan di sana, kalau di facebook, saling menyukai status, saling komen, lalu beranjak ke chatting tentang hal-hal penting dan mendesak. Atau kalau di twitter, saling follow, saling retweet, mention-mentionan.. Dan lalu menjadi teman yang sangat akrab. Tapi kalau sudah bosan, sudah lah berhenti saja, berhenti saling like, berhenti saling komen, berhenti saja..

Dan menjadi kesepian.

Begitulah manusia, kalau masih bermanfaat, siap-siap saja menjadi dekat dan tentu bermanfaat. Tapi kalau sudah tidak, yaa.. Nyuwun sewu,,, lebih baik dibuang memang.

Ah,, apalah, intinya adalah, berbahagialah ketika kita masih merasa dimanfaatkan oleh orang lain atau oleh keadaan, setidaknya, kita masih bermanfaat bagi sesama :).

11 September 2013

Kita Bisa Bahagia


Kita bisa bahagia, berdasar pada definisi bahagia yang kita buat sendiri. Kita bisa sukses, berdasar pada definisi kesuksesan yang kita buat sendiri.
Jika kita berpikir dan mencipta bahagia adalah memiliki sahabat yang baik, maka kita akan sangat bahagia saat memiliki sahabat yang baik. Jika kita berpikir dan mencipta sukses adalah berpenghasilan lebih dari lima juta per bulan, maka kita akan sangat bahagia saat penghasilan kita sepuluh juta per bulan. Itu saja.
Tapi apakah cukup dengan definisi yang kita buat itu saja?
Sayangnya, hidup ini bukan kita yang punya. Hidup ini tidak semena-mena berdasar pada berbagai definisi yang mungkin kita berani ciptakan.
Hidup ini tentang kita, tentang orang lain, tentang Tuhan.
Dan bahagia serta sukses sesungguhnya, bagi kita yang percaya Tuhan, adalah apa-apa yang menjadi parameter kebahagiaan dan kesuksesan menurut Tuhan. Bahwa ukuranNya tak terbatas. TakaranNya jauh dibanding manusia. DefinisiNya sempurna.
Maka mungkin, mengenalNya akan menggiring kita menuju bahagia dan sukses sebenarnya. Tentu sebelumnya, kita telah yakin seyakinnya bahwa kita percaya padaNya, sepenuhnya, apapun itu, bagaimanapun keadaannya.