17 Januari 2012

cerita tentang pendidikan


Saya mendengar cerita tentang pendidikan.. lagi-lagi tentang pendidikan, yang membuat hati ini seperti diiris-iris..
Langsung dari TKP, setelah melalui proses penerjemahan oleh penulis..
“Lha memang sekolahnya gratis, tapi kok tiap semester beli buku terus.. bukunya ya nggak pernah dipelajari.. Masih mending jaman dulu, tiap bulan bayar lima ribu, tapi ya sudah, cuma itu nggak ada tambahan bayar-bayar yang lain..” salah seorang tetangga mengisahkan anak keduanya yang sekarang kelas enam SD.
“Aku belum bayar buku Bulik, dua puluh empat ribu limaratus.. ada berapa buku gitu..” giliran keponakan saya yang mengadu pada saya.
“Memangnya sekarang nggak ada buku paket?” saya bertanya pada mereka, karena di jaman saya SD dulu, selalu ada buku paket,, beberapa buku pelajaran yang dipinjamkan dari sekolah untuk satu tahun pelajaran. Buku-buku itu harus kami rawat selama satu tahun karena nantinya dikembalikan lagi kepada pihak sekolah untuk dipinjamkan kepada generasi setelah kami.
“Nggak ada...” jawab tetangga dan keponakan saya.
“Yaa itu tadi, tiap semester membeli buku baru..” kata tetangga saya lebih memperjelas..
Entahlah, saya tidak mau mengatakan apa-apa tentang program pemerintah di bidang pendidikan. Karena saya tidak mengalami langsung kali ini, setidaknya saya bukan lagi seorang murid dan bukan pula seorang guru. Namun, saya yang masih berpredikat mahasiswa, merasa ikut bertanggungjawab atas ketidaknyamanan para orangtua dengan sistem keuangan di sekolah yang seperti itu. Apalagi kampus saya sangat dekat dengan jantung Provinsi. Tapi halloooo...apa yang sudah saya lakukan untuk meringankan beban para tetangga saya??

Karena
Saya hanya bisa tersenyum...menandakan saya tidak punya masalah yang sepahit mereka.
Saya hanya bisa bertanya...menandakan saya peduli nasib mereka.
Saya hanya bisa mendengarkan..menandakan saya masih mau mengetahui masalah mereka.
Saya hanya bisa menggerutu...menandakan saya harus bisa membahagiakan mereka.
Saya hanya bisa berdoa...menandakan titik iman yang paling lemah, dan itulah yang saya miliki..

Salahkah saya yang masih ingin menjadikan pendidikan di daerah saya lebih baik dari jaman saya?? Karena kenyataan menunjukkan itu belum tercapai. Nanti, saya akan mendirikan sekolahan yang ada peternakannya.. semoga Allah menghendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar