31 Mei 2013

Jenuh Elegan


Tiba-tiba, saya menjadi jenuh dan bosan dengan semua ini. Dan lalu saya merasa bahwa saya telah dibodohi dengan keadaan. Tapi saya juga menjadi semakin ingin tahu.
Saya pernah berpura-pura tidak mengerti. Lalu berusaha untuk menjadi diri saya apa adanya. Tetapi ternyata, saya malah menjadi benar-benar tidak mengerti. Dan lalu memutuskan untuk berpura-pura mengerti. Dan saya sadar bahwa yang paling tidak mudah adalah berpura-pura.. jadi saya akhirnya memutuskan untuk apa adanya.. :P
Kemudian, saya menjadi sangat berdosa ketika harus disibukkan dengan jalan menilai-nilai orang lain. Seolah-olah kita adalah orang yang paling memahami karakter orang lain. Padahal bisa jadi, seperti yang pernah saya lakukan, orang tersebut juga sedang berpura-pura. Kadang kita mengklaim seperti ini dan seperti itu, padahal sebenarnya, hanya Allah lah yang tahu. Dan kadang pula, seolah-olah kita menjadi yang paling mengerti, sampai dengan berani meramalkan masa depan seseorang. Hingga tanpa sadar,  meniadakan peran Allah dalam menentukan hidup seseorang.
Tapi jika kita membiarkan semuanya berjalan sekenanya, kita juga bermasalah. Karena jika hal tersebut tidak berjalan sesuai koridorNya, kita lah yang salah, telah membiarkan sesuatu yang salah tetap terjadi.
Dilematis bukan? Ketika kita dihadapkan pada masalah yang sebenarnya itu-itu saja. Dan kita jatuh pada kejenuhan dan kebosanan.
Maka jika kita berani mengklaim bahwa jalan yang sedang kita tempuh adalah jalan menujuNya, jalan tentangNya, dengan komitmen kita untuk selalu mengajak semesta mencintaiNya, seharusnya kita berani untuk terus mendekat padaNya dengan jalan terbaik, demi menghindari atau menghilangkan kejenuhan dan kebosanan kita itu, yang mungkin sering secara tiba-tiba muncul..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar