17 September 2018

Katakan yang Saya Inginkan, bukan yang tidak..

Menarik sekali ketika berbicara bersama anak usia 19,5 bulan yang bahasanya masih sederhana. Saat kita ingin A, dia bilang "Emooh". Saat kita larang B, dia segera melaksanakannya. Terbolak-balik.

Dan dari belajar materi Komunikasi Produktif, saya jadi bisa memilah-milah bagaimana gaya komunikasi yang baik dengan anak. Meski banyak gagal dan sering emosi, tapi semua ini proses. Dan saya berusaha menikmatinya.

Seperti hari ini, saat anak saya mainan karpet puzzle. Hobi melemparnya masih diteruskan. Karpet puzzle yang kami punya adalah karakter angka, lengkap dengan keterangannya. Misal 1-one. Jadi ada potongan2 puzzle yang kecil-kecil yang rawan hilang. Dan karena usia puzzle ini sudah 10 tahun, warisan dari kakak saya, maka sudah ada beberapa potongan yang hilang.

Dan ketika pagi ini Fathan melempar potongan huruf dan angka, saya bilang
"Fathan, jangan dilempar, nanti pada hilang.."
"Ilang??..." pluk, dia lempar lagi
"Fathan.. Hayo.. Eh yuk ditata lagi yuk, dipasang-pasang yuk puzzle nyaa.."
"Nandi??.. (Dimana)"
"Sinii.."

Akhirnya dia berhenti melempar, dan mulai fokus memasang-masang puzzle lagi.
Dari sini saya belajar, bahwa anak kecil cenderung melakukan apa-apa yang kita larang. Pada beberapa hal, sebagai umat muslim dan sesuai yang pernah saya tahu, saya meyakini bahwa penggunaan kata 'jangan' itu masih diperbolehkan, karena dalam kitab suci kami ada contoh penggunaan kata 'jangan'. Tapi dalam beberapa hal lain, kita dapat mengganti kata 'jangan' dengan kalimat ajakan untuk melakukan sesuatu yang berlawanan. Atau kalau dikaitkan dengan materi Komunikasi Produktif, saya belajar beberapa hal, yaitu :
- Mengatakan yang saya inginkan, bukan yang tidak saya inginkan.
- Fokus pada Solusi, bukan Masalah
- Gunakan suara ramah

#hari7
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar