21 April 2013

Tidak Ingin Munafik


Saya membenci orang yang banyak mengeluh. Yang tidak mau belajar. Yang lemot. Yang lamban. Yang sukanya menyalahkan orang lain, mencari-cari kesalahan...
Dan kalau ternyata saya adalah orang yang seperti itu, bukankah sama saja saya telah membenci diri saya sendiri?
Saya juga sangat membenci orang yang hobinya membicarakan orang lain. Terutama yang membicarakan kejelekannya...
Apa-apaan jika ternyata saya juga menjelek-jelekkan orang lain?
Pun ketika saya sangat membenci orang-orang yang tunduk patuh pada lawan jenis yang bukan siapa-siapanya... Pacar? Atau hanya teman biasa yang sudah sangat dekat?
Apa-apaan jika saya juga sekarang merasa bahwa sedang dan harus menyayangi orang lain yang adalah teman dekat sendiri? Lawan jenis pula?
Saya egois, jika dan karena saya merasa saya tidak suka dengan A tetapi ternyata saya melakukan A. Munafik juga namanya...
Lalu seperti harus keluar dari kemunafikan tetapi terjebak oleh kemunafikan yang lain...
Padahal, mudah saja jika ingin keluar dan menjadi orang baik. tanpa harus merasa ada yang dikhianati... jika memang keluarnya saya adalah tidak untuk mengkhianati...
Ah, kadang saya terlalu berlebihan dalam merasa dan menggunakan perasaan... lalu berlebihan juga dalam berpikir...
Memangnya saya siapa? Artis bukan, politikus bukan, bahkan orang penting di lingkungan juga bukan. Jadi kalau saya terlalu berlebihan dalam berpikir, merasa bahkan bertindak, saya tidak akan mampu membaginya menjadi kebermanfaatan pada orang lain..
Nah, saya juga sangat tidak suka jika dijelek-jelekkan.. dianggap remeh, dianggap salah terus...
Memangnya saya ini siapa? Kok terus-terusan salah?
Memangnya hanya Anda saja yang berhak benar?
Kalau sudah begini, siapa yang egois?
Ah, saya dan Anda juga sama egoisnya. Maka ijinkan saya mengalah dengan cara diam. Mengalah dengan menjadi yang selalu kalah... bukan karena saya ingin terlihat baik di mata Anda maupun di mata siapapun... saya hanya ingin mencoba menghargai Anda, dengan memenangkan Anda.
Ah, saya hanya bisa berdoa, menunjukkan selemah-lemahnya iman saya, bahwa saya hanya ingin Anda sadar bahwa Anda dan saya juga kadang memiliki kesalahan, bahwa kita, sungguh, tidak selalu sepenuhnya benar...
Saya hanya bisa menulis dan berdoa di sini, karena untuk menjaga hubungan persaudaraan kita. Seperti saya yang tidak ingin terpojokkan, saya juga tidak ingin menjadikan Anda terpojok. Meski mungkin ini tidak sehat untuk Anda dan saya, tapi saya mohon ijin untuk menjadi diri saya sekarang, saat ini saja =).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar