5 Juli 2012

sesungguhnya, air mata itu tertahan

ketika melihat sebagian besar teman beranggapan bahwa agama tidak seharusnya diikutkan dalam pembicaraan tentang kehidupan (sekolah, kuliah, politik, bergaul dll), saya merinding,
begitukah?

saya juga baru saja belajar tentang agama ini, memang sejak lahir saya muslim, ketika lahir dulu, bapak saya membisikkan asma Allah di telinga saya..dan saya tumbuh dalam lingkungan mayoritas muslim..
tapi keluarga saya bukan lulusan pesantren, bapak hanya lulusan SMA swasta, ibu juga lulusan SPG dan melanjutkan ke Universitas Terbuka yang semuanya serba nasionalis...
tapi mereka tidak pernah bosan menanamkan pesan-pesan kebaikan pada saya dan anak-anaknya yang lain.. tentang mendengarkan sebelum berkomentar, tentang menghargai tetangga, tentang mengutamakan menolong orang lain, tentang memperbanyak saudara,,dan lain-lain..yang sejatinya, sikap seperti itu sangat diajarkan dalam agama Islam..
tapi, saya baru bisa menyimpulkan hal seperti itu ketika saya SMA, ketika saya lebih jauh mengenal Islam lewat kegiatan Rohani Islamnya..meski ketika SD saya sering disibukkan dengan bacaan-bacaan islami dari kakak saya yang pertama..

hmmm...intinya, kembali pada Islam adalah hal yang indah, sangat indah..
dan memang susah untuk mengajak orang lain! tapi pasti bisa!
makin banyak kita membaca dan memahami kejadian-kejadian dunia, sesungguhnya semua berakar dari masalah agama..
hingga ada yang berani menyampaikan bahwa "Agama hanya membuat kerusakan di muka bumi"
hingga mereka yang tidak percaya Tuhan, makin di atas angin dengan terus menebarkan paham atheis..
hingga pun mereka yang telah terlanjur 'percaya' Tuhan, hanya bisa berdalih, memisahkan agama dari urusan dunia..

padahal sesungguhnya, jika kita mau memahami, agama sangat tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan urusan dunia.. terlebih agama Islam, yang tuntunannya, Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad, adalah sebaik-baik tuntunan tentang dunia dan akhirat..

saya bingung, dengan ilmu agama saya yang pas-pasan, dalam menanggapi mereka yang sejatinya memahami ilmu agama yang jauh lebih lengkap, tetapi kadang luput menggunakan nurani..
dan saya hanya bisa mengatakan bahwa,
"Mungkin ilmu kita yang belum mencapainya, kita hanya harus taat pada perintahNya dan menjauhi laranganNya, tanpa menggerutu, tanpa membantah-Sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami taat)"

saya bingung karena saya tidak bisa menuntut dengan seenaknya terhadap orang-orang yang mengerti agama tetapi tidak mau menyebarkan kebaikan agamanya,
saya bingung mengapa mereka memilih sikap untuk membiarkan dirinya baik dan acuh tak acuh pada kawan di sekitar..
saya bingung dengan mereka yang mengedepankan 'kata ibu saya', 'menurut pendapat bapak ini'.. dan mengedepankan logika, dibandingkan mengutamakan "FirmanNya" atau "Sunnah RasulNya"..

mohon maaf jika Anda kurang berkenan membaca tulisan saya yang sejatinya adalah curahan hati saya ini,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar