11 November 2011

a story about my man

Sembari mengerjakan laporan manajemen ternak potong dan kerja dengan bahasan babi, saya mendengarkan lagu-lagu jadul Westlife. Kalau kata beberapa senior, lagu-lagu seperti ini, lagu jahiliyah, bisa membuat kita malas untuk berpikir. Tapi, entah saya yang sedang bandel atau bagaimana. Saya malah senang mendengarkannya.
Bagaimanapun, kebiasaan bapak saya dulu (dan sekarang) mendengarkan lagu-lagu barat jaman dulu, sedikit banyak membentuk kebiasaan saya untuk seperti itu. dan dengan mendengarkan lagu-lagu barat ini, bukan kemudian saya menikmati dengan membayangkan seseorang di luar sana, karena lagu-lagu westlife memang sangat nggombal. Lebih dari itu, yang saya ingat adalah bapak saya. Bagaimana saya mengingat tape recorder yang beliau gunakan untuk mengencangkan suara Shane, Mark, dan kawan-kawan. Bagaimana hampir setiap minggu siang beliau memutar ulang lagu-lagu ini sambil kami makan siang, atau malah sambil kami menonton tv, jadilah suara tv dan tape bersahut-sahutan. Tapi saya suka.
(ketika saya menulis ini, bapak tiba-tiba sms, mungkinkah beliau merasakan?).
Selain itu, bapak juga suka menyanyi, bersenandung, bersiul-siul, atau mengetuk-ketuk kursi atau meja mengikuti irama yang beliau dengarkan. Dan begitu juga saya. Kecintaannya pada seni, menurun pada diri saya.
Biarlah, bukan lagu-lagunya yang harus terus saya dengarkan. Tapi bagaimana kebaikan-kebaikan bapak selama ini.. biarlah semuanya selalu saya ingat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar