2 Agustus 2010

nilai manusia


Sebuah kekecewaan kurasakan ketika melihat nilai teori yang terpampang di kampus, kemarin. Kekecewaan karena usahaku terasa amat sangat kurang, dan tidak akan terulang, tetapi juga kekecewaan karena sebuah kejujuran.
Entah mengapa, hati ini masih belum mampu untuk mengikhlaskan angka-angka yang ada waktu itu. Namun, selalu kugaungkan pada diri sendiri, bahwa aku harus bangga dengan hasil apapun yang kuperoleh. Apalagi saat mengingat bagaimana proses yang terjadi. Bahwa semua yang kuperoleh memang telah sesuai dengan usahaku yang amat sangat kurang itu. Dan salah satu pelajaran yang dapat kupetik adalah bahwa aku harus lebih giat dalam belajar dan agar aku lebih mampu mengatur waktu-waktuku. Dan satu lagi, apapun hasilnya, dan bagaimanapun keadaan serta cara-caraku, kejujuran harus tetap kunomorsatukan..
Karena ada seorang teman, yang menceritakan temannya. Bahwa ia, dalam penampilan telah merupakan seseorang dengan pemahaman agama yang mumpuni dimana segala sesuatu yang dilakukannya adalah implementasi dari kematangan pemahamannya. Namun, ternyata, ia telah melakukan sesuatu, yang menurutku dan sebagian teman, adalah sangat tidak pantas dilakukan oleh orang dengan ilmu yang mumpuni sepertinya. Intinya, dia melakukan kecurangan, dan nyatanya hal tersebut mampu membaguskan angka-angka atau nilai teoritis baginya.
Tidak, sekali lagi, aku tidak boleh menirunya. Meniru perilakunya yang menghalalkan segala cara demi membaguskan predikat dari manusia, yang malah menjatuhkan martabat, yang mungkin, telah ia bangun selama ini. Karena sungguh, aku pun tak mengira ia akan melakukan hal tersebut, aku dan teman-teman merasa tertipu dengan penampilannya yang begitu mengagumkan, benar-benar mencerminkan seseorang dengan agama yang kuat dan iman yang begitu mantap.
Ya, meski hati ini masih belum mengikhlaskan angka-angka yang terpampang sangat jelas di dinding kampus dan jauh lebih tidak ikhlas melihat kenyataan tentang temannya temanku itu, aku masih patut bersyukur karena masih memiliki teman-teman yang selalu siap mengingatkan bahwa ada Allah yang selalu mengawasi, bahwa Dia lebih melihat proses daripada hasil, hingga aku dan teman-temanku terjaga dari perilaku menipu manusia dengan penampilan.
Bukan bermaksud menunjukkan aib seseorang, tetapi hanya mencoba untuk mengabarkan agar kita semua selalu mengingat bahwa apapun yang kita lakukan, ada Allah yang mengawasi, apapun yang kita peroleh adalah selalu sesuai dengan usaha-usaha kita dan kembali mengingatkan terutama pada diri sendiri, agar apapun yang dilakukan, benar-benar merupakan upaya untuk mencari ridhoNya, bukan popularitas dunia, atau nilai-nilai dari manusia. Dan semua hal yang setiap detik kita lakukan di dunia, akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Maka, bagi yang terkecewakan karena sebuah nilai dari manusia, ingatlah Dia yang selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dan yakinlah, Dia selalu menciptakan cara-cara yang meski terlalu rumit untuk kita pahami, tapi merupakan kejutan yang akan mencengangkan setiap langkah yang kita usahakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar