21 Oktober 2013

Percaya

"Mas, aku pengen kayak mbak-mbak di kampus sebelah yang cantik-cantik itu lho.." adikku bungsu bercerita padaku
"Mbak-mbak yang mana?" tanyaku padanya
"Itu, mbak-mbak yang shalihah, senyum dimana-mana, pinter ngomong, cerdas, talent-nya juga keren..." jelasnya..
"Ya udah sana dandan.." timpalku.
"Bukan dandannya maaaass..ah.. Mas, kalo aku begini-begini aja, kira-kira ada yang mau gak ya sama aku?" dia mulai curhat.
"Maksudmu?" tanyaku sok tidak tahu, sambil terus mengetik di laptop.
"Iiih.. mas, dengerin aku.. Mbak-mbaknya itu kan cantik-cantik, mmm, bukan, kebanyakan perempuan sekarang cantik, pinter, cerdas, soft skillnya ada, ga susah deh kalo mau yang begitu-begitu. Nah aku? Aku gak pinter ngomong, gemeteran kalo di depan banyak orang, gak gampang gaul, cantik juga standar, masak gak bisa, nyuci sebisanya, apalagi softskill lain. Aku standar banget gitu lho mas.. Gak ada lebih-lebihnya. Shalihah juga enggak, hafal quran apalagi.. Gimana dong mas aku nanti??" ceracaunya.
"Kamu gak pinter ngomong? Lha itu tadi apa kalo bukan ngomong??"
"Aahh.. mas ki lhoo.."
"Heh, denger ya" aku mulai menatapnya, urung mengetik lagi. Kali ini aku mengambil posisi sebagai kakak laki-laki yang bijak. "Dengerin nih, setiap perempuan itu cantik. Meski mukanya standar kayak kamu. Meski skillnya nihil kayak kamu. Di luar sana pasti ada mata yang melihat jauh ke depan. Melihat sosokmu sebagai yang tercantik buat dia. Aku salah satunya"
"Lahh.. mas kan kakakku, aku mau yang lain, yang bisa jadi pangeran, jadi imamku, jadi suamiku mas, suami! Mas kan mahramku.." potongnya cepat-cepat.
"Husshh.. dengerin dulu.. Di luar sana, kamu percaya kan, masih 'ada' yang satu jenis sama aku, masmu ini. Yang lebih suka perempuan apa adanya, ya cantik lebih baik, tidak juga tidak apa-apa. Yang penting shalihah lah, minimal.. Haha.."
"Hmmm... tapi aku kan shalihah juga enggak mas..."
"Makanya, terus, apa yang kamu punya? Laki-laki yang akan tertarik sama kamu, pasti deh, karena memang Allah sudah tetapkan rasa tertarik itu. Sama apapun yang ada sama kamu. Udah deh, kalo jodoh ya pasti bertemuuuu..." sambil menyanyi a la Afgan.
"Masa iya?"
"Lha kamu percaya nggak sama Allah, kan Dia yang ngasih kamu jodoh, nantinya. Lagian sekarang masih SMA gitu, udah mikir yang nggak-nggak.. Masmu ini lho, belum dapet juga, biasa aja.."
"Halah... dalam hati siapa tahu, jangan-jangan mas juga lagi galau gara-gara nggak ada yang mau? Hahaha..."
"Hushh.. mas udah taarufan sama seseorang. Tapi masih rahasia. Nanti kalo udah waktunya, mas kasih lihat.."
"Hadehhhh..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar