4 Juni 2013

Saya Perempuan (2)


Dan hari ini, Senin.. mendapat banyak sekali pelajaran mental, meski saya sedang tidak mengikuti pelatihan mental :P.

Pagi-pagi, masih se-gerimis ketika ahad kemarin (dan berkali-kali bapak mengirimi sms yang isinya ‘hanya’ mengabarkan cuaca di rumah..*he’s worried*). Biasalah, kesenduan gerimis tidak hanya tampak di langit, tapi juga memunculkan stimulus-stimulus kemalasan di dalam diri.. hehe..

Tapi, karena tanggal 3 Juni 2013 merupakan hari bersejarah bagi saya dan tim PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) Salon Jilbab Annisa, maka, pagi gerimis tadi malah memicu kami untuk segera melangkahkan kaki ke PKM Tembalang guna mengikuti wawancara review proposal PMW 2013, pukul 09.00. (padahal cukup telat juga gara-gara mandinya kesiangan -_-).

TAPI, yang jadi masalah adalah, dedengkot PMW Salon Jilbab Annisa baru bisa hadir di Tembalang sekitar pukul 11.00. Muti namanya, dia baru saja pulang kampung, ditahan keponakan yang memintanya menyuapi sarapan.

Alhasil, hanya saya dan dua teman se tim (Nurul HM dan Jend) yang pergi terlebih dahulu ke PKM Tembalang. Dengan kepasrahan seutuhnya, kami melangkahkan kaki ke gedung PKM, di lantai dua. Dan tanpa ba bi bu, kami yang hanya tahu kalau acara hari ini adalah review, kami menyiapkan hanya diri dan kenekatan kami, tanpa menyiapkan proposal kasaran yang mungkin bisa membantu kami jika terjadi sesuatu yang kurang nyaman..

Dan ternyata benar! Baru membaca pengumuman lagi beberapa menit sebelum nongol di PKM, bahwa ternyata acara hari ini adalah WAWANCARA REVIEW PMW 2013... poin pentingnya di WAWANCARA, dan kita datang tanpa persiapan..

Dengan 90 tim yang telah lolos seleksi administrasi, kami mengantri seperti pasien klinik, menunggu dipanggil satu-satu. Tapi kami tidak ikut mengantri, hanya karena Muti belum datang.

Akhirnya kami menunggu sampai Muti muncul, ceritanya mau pamitan baik-baik ke ibu-ibu penjaga wawancara :
Jend : mohon maaf ibu, ini nanti teknis wawancaranya seperti apa ya bu?
Ibu : ya nanti tak panggil satu-satu.. gimana? Mau kuliah dulu?
Jend : ...
Ibu : kalau mau kuliah dulu, kuliah dulu saja.. nanti kesini lagi..
Jend : ... oh, iya bu.. (dan pergi bersama kami).
*bukan bohong, karena kami lapar, ceritanya kami mau pamit makan dulu, lalu ngeprin proposal untuk bahan belajar sebelum wawancara, malah diijinkan dengan amat sangat elegan oleh sang Ibu, ya sudah..:P*

Setelah kami makan, dan lalu menunggu Muti datang, kami shalat dhuhur, lalu kembali lagi ke PKM Tembalang untuk mengantri. Dan ternyata masih sangat banyak peserta. Nomor urut kami seharusnya 60, tetapi teknis pemanggilan didasarkan pada jenis usaha yang diusulkan di proposal. Jadilah kami ikut berjejalan mengantri di depan pintu.
Ibu : jasa-jasa, mana yang usahanya jasa..
Kami : saya bu.. saya saya..
Ibu : ya sudah ngantri dulu..
Okelah kami mengantri dengan tertib, menunggu giliran..

Tiba di dalam, ketemunya sama dosen sendiri -_-“..
Bapak : Salon Jilbab Annisa... (sambil lihat-lihat muka kami yang keempatnya berkerudung lebar, tanpa kreasi..)
Kami : ....

Kami melalui sesi wawancara yang cukup memalukan menginspirasi.. intinya, sang bapak kurang percaya jika kami mengajukan proposal tentang salon, karena tampilan kami yang kurang mencerminkan ‘anak salon’. Tapi alhamdulillah kami dengan pd meyakinkan beliau.. karena memang kami hanya ingin mengembangkan usaha, jadi memang, tampilan kami sederhana, tapi riasan kami, luar biasa :D.

Ah, lagi, saya perempuan, yang senang dengan keindahan. Alam, muka, bentuk, dan segala macam, jika sudah indah, senang saja melihatnya. Dan usaha kami, jika nanti diloloskan untuk didanai, sangat berkutat dengan ‘menampakkan keindahan’. Bukan berarti kami ingin mengajarkan tabarruj untuk muslimah, bukan itu.. tapi kami juga belajar berdakwah lewat ini :D. kami ingin memberitahu dunia, bahwa kecantikan memang baik, tapi akan lebih baik jika sepenuhnya untukNya. Perlahan, ijinkan kami memberitahu dunia bahwa hijab syar’i itu indah, bahwa indah itu hijab syar’i. Dukung kami dalam mengampanyekan hijab syar’i ya! Yang tanpa punuk onta, yang menutup dada..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar