22 Maret 2013

Sekedar Cerita Tajam


Kemarin, menjadi survey paling mengesankan selama saya mencari kambing untuk bahan penelitian... karena saya harus bertemu dengan seorang sarjana non peternakan yang menekuni bidang pembibitan kambing, dan sebentar lagi, akan mengajukan proposal mengenai peternakan itik ke kementrian pertanian...
What aaa....
Saya yang masih mahasiswa ini, semakin dilema dengan jatidiri saya...
Bersyukur sekali saya ditemukan dengan beliau, karena passionnya dalam memajukan peternakan di wilayahnya, sangat besar,,, ia bercita-cita untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di wilayahnya...dengan ide-ide segarnya...

Tapi sangat tertampar bukan hanya karena beliau adalah sarjana non peternakan yang menekuni bidang peternakan, on farm pula, tapi juga karena pengetahuan beliau yang sangat luas, terlebih dengan membawa-bawa nama universitas yang menaungi saya, bahwa universitas tempat saya menuntut ilmu sekarang, sangat kurang dalam program pengabdian masyarakat, kalah dengan universitas-universitas lain yang sangat getol dalam pengabdian masyarakat, dalam hal ini, berkaitan dengan pengembangan peternakan...
Ah, saya tidak akan menyebutkan institusi, silakan Anda kembangkan sendiri...
Saya hanya ingin bercerita, biasa, tentang kegundahan saya..
Bahwa silaturahmi memang berdampak sangat banyak...
Dan dampak itu, selalu lebih banyak positifnya dibandingkan negatifnya..
Ketika bersilaturahmi, kita harus mampu menempatkan diri, menjadi pendengar yang baik, berbagi ilmu tanpa menggurui, dan selalu siap untuk menerima nasehat, bagaimanapun cara orang lain menyampaikannya.
Beliau, bercerita tentang banyak hal. Mulai dari kenapa beliau memutuskan untuk beternak, bagaimana beliau mengajukan proposal PNPM Mandiri, lalu tentang apa saja yang dibutuhkan oleh seseorang yang akan berkecimpung di bidang peternakan, tentang pemerintah yang sangat kurang perhatian terhadap perkembangan peternakan, tentang institusi pendidikan yang sering tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat... tentang banyak hal, dan mudah saja diterka, bahwa kami lebih banyak tersenyum dan diam, tanda menghormati, dan cenderung banyak tersakiti karena kenyataan yang ada ternyata memang sangat menghebohkan..
Sebenarnya bukan hanya sekarang saya merasakan banyak tamparan terkait dengan kehidupan pasca kampus. Di rumah saya memang tidak terlalu mencolok, karena masyarakat sekitar telah mengenal saya. Tapi di luar sana, ketika dulu saya sempat PKL, lalu KKN, lalu menjalankan praktikum dan penelitian, saya kembali disadarkan dan memang harus sadar sesadar-sadarnya bahwa mahasiswa adalah bagian dari masyarakat itu sendiri, mahasiswa tidak bisa jauh dari masyarakat, dan mahasiswa sangat diharapkan dapat menjadi pencerah di tengah masyarakat..
Kembali lagi pada cerita saya tentang beliau yang sarjana non peternakan ini,, beliau juga sempat mennyampaikan bahwa, espete (S.Pt/Sarjana Peternakan), lebih banyak menekuni profesi di luar peternakan, lalu kami diminta untuk membandingkan lulusan peternakan yang bekerja di dunia peternakan dan di luar peternakan... sangat jomplang, katanya.. Kebanyakan dari para lulusan peternakan, malah lebih memilih untuk bekerja sebagai bankir (pegawai bank), kalaupun ada yang di bidang peternakan, lebih banyak mereka yang menekuni off farm dibanding dengan yang menekuni on farm, karena kata beliau, banyak dari sarjana peternakan yang kurang yakin dengan pendapatan dari on farm,,menurut para sarjana peternakan, ON FARM KURANG MENJANJIKAN.
Itu saja dulu yang sedang ingin saya bagikan... Bagaimanapun, jadilah diri sendiri, tanpa harus mengabaikan kata-kata orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar