9 November 2013

Untuk Apa (2)

Ini pembicaraan serius. Yaa.. setidaknya tidak terlalu bernada curhat dengan celotehan seadanya seperti biasanya. Ini tentang sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah terjawab. Hanya saja saya ingin menanyakan lagi, lagi dan terus.

Ini tentang perempuan.

Apakah benar bahwa pandangan perempuan berbeda dengan laki-laki? Dimana saya pernah mendengar bahwa jika perempuan memandang, pandangan matanya bisa cukup peka dalam 180 derajat. Artinya, jika perempuan memandang lurus ke depan, berarti juga mampu mengetahui sedikit yang ada di samping kiri kanannya, searah 180 derajat. Berbeda dengan laki-laki yang hanya memiliki kefokusan pandangan sebesar 45 derajat. Jadi laki-laki harus memfokuskan pandangan saat melihat sesuatu (terutama jika sesuatu itu perempuan), dengan memutar kepalanya juga. Sementara perempuan mampu melihat 180 derajat tanpa harus memutar kepalanya. Maka sering ada kejadian bahwa perempuan tahu jika dia sedang diperhatikan oleh laki-laki.

Atau juga saya pernah mendengar, bahwa perasaan perempuan akan biasa saja ketika melihat laki-laki yang menarik. "Oh, dia ganteng, ya!". Sudah, itu saja. Tanpa ada bayangan apapun yang mengikuti. Sementara laki-laki yang melihat perempuan cantik, bayangan dan khayalannya akan sampai kemana-mana. Meski perempuan itu sudah menutup auratnya dengan baik. Meski hanya seulas tipis senyum yang sempat tergerak. Begitukah?

Lalu jika perempuan sudah mengerti, untuk apa masih memasang foto-foto yang 'cukup menarik' itu di jejaring sosial? Untuk apa sibuk berdandan jika ternyata yang ada di sekeliling ya orang-orang yang biasa kita jumpai. Demi hari istimewakah? Demi lebih cantik di fotokah? Bukankah kini teknologi sudah semakin canggih dan muka kita yang biasa bisa dibuat membahana sedemikian rupa? Lalu untuk apa?

Saya juga kadang masih takut jika nanti yang saya lakukan bukan untuk apa-apa... Termasuk menuliskan semua ini. Menyulut pertengkaran antar perempuan.

"Perempuan punya hak untuk menjadikan dirinya eksis, diakui dunia" katanya begitu
"Laki-laki juga punya hak untuk dijaga dari godaan. Janganlah jadi perempuan yang 'menggoda'" kata yang lain begitu
"Yoo salah sendiri gak bisa jaga diri.." katanya begitu
"Kucing mau makan ikan dengan lahap kalo ikannya disodorkan ke depan mulutnya, kalo ikannya masih disimpan rapi, kucing hanya bisa mengendus-endus.." kata yang lain begitu..

Untuk apa saya menulis begini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar