23 Agustus 2013

Sejumlah Kata Tentang Abstrak

Benar-benar abstrak dan random.

saya habis nonton film 5 cm untuk yang pertama kali. dari mulai film nya sudah heboh di bioskop, sampai 17 agustus kemarin sudah tayang di tv, saya tanpa merasa kuno, baru saja kelar nonton 5 cm. dan merasa biasa. tapi overall, bagus kok filmnya. atau mungkin karena saya habis nonton film2 hollywood yang akting-nya lebih hebat dari aktor/aktris Indonesia, jadi saya biasa saja nonton 5 cm? atau karena di luar sana sedang bergejolak Mesir dan Syria sehingga hambar saja menontonnya? entahlah,..

dan saya terlalu jauh membayangkan pendakian gunung bersama teman-teman.

atau karena tadi sore bercerita tentang masa-masa SD dan SMP saya yang cukup gemilang, sehingga saya masih merasa terjebak di ruang nostalgia? ingat masa dimana mendapat nilai 100 adalah sebuah kebanggaan? ingat dimana saya bisa mendapatkan peringkat UAN yang sama dengan nilai yang persis hampir sampai koma-komanya padahal beda kelas dengan Enrico, sang juara olimpiade Biologi SMP sampai tingkat Nasional? lalu dia memperbolehkan saya mengambil piala yang lebih tinggi dari dia hanya karena dia sudah sering mendapat penghargaan -_- sungguh kesombongan di masa muda yang indah.

Enrico, entah ingat atau tidak pada kisah itu. dia mahasiswa ITB. ah, kita sering bercanda dulu. masa SMP yang absurd.

atau malah ingat ketika saya pernah menjadi salah satu anggota peleton inti patriot SMASA. habis makan dengan waktu 3-5 menit, kami diminta jalan jongkok keliling lapangan. setiap hari latihan baris berbaris untuk membawa nama baik SMA. atau ketika diamanahi jadi pengibar bendera waktu upacara hari senin di SMA, kami malah melakukan kesalahan, bendera yang berkibar, putih di atas, merah di bawah. dan lalu kami beserta teman-teman OSIS dihukum setelah upacara -_-.

anda tahu? kita semua punya cerita, punya kebanggaan. bahkan mungkin hanya menonton film saya bisa jadi kebangaan. atau bisa naik gunung, melihat matahari terbit, berfoto bersama di puncak, membagi keindahan alam di sosial media, apapun.

maka tidak salah jika saya bangga dengan masa lalu, yang seharusnya tidak hanya mentok pada nostalgia, tapi juga melecutkan semangat untuk memulai lagi. menciptakan akhir yang baru, akhir yang lebih indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar