Nurul Arifah H2A 009 210
Standar Molases untuk Ternak
Molases adalah limbah utama
industri pemurnian gula. Menurut
SNI 01-1679-1989 definisi molases atau tetes tebu adalah
hasil samping pabrik gula, berupa cairan kental berwarna coklat
kehitam-hitaman, berbau khas, berasa sepat manis, sebagai produk dari proses
pemisahan terakhir gula kristal dari masakan tebu (Saccharum officinarum L)
tanpa penambahan air dan bahan lainnya.Kandungan
nutrien pada molases antara lain protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6 %; BETN 83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan
abu 11,9 %.
Molases dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu: (1) Cane-molasses, merupakan
molasses yang memiliki kandungan 25 – 40 % sukrosa dan 12 – 25 % gula pereduksi dengan total
kadar gula 50 – 60 % atau lebih. Kadar protein kasar sekitar 3 % dan kadar abu
sekitar 8 – 10 %, yang sebagian besar terbentuk dari K, Ca, Cl, dan garam
sulfat; (2) Beet-molasses merupakan
pakan pencahar yang normalnya diberikan pada ternak dalam jumlah kecil (Cheeke,
1999; McDonald dkk., 2001).
Kadar air dalam cairan molases yaitu
15 – 25 % dan cairan tersebut berwarna hitam serta berupa sirup manis. Molases
yang diberikan pada level yang tinggi dapat berfungsi sebagai pencahar, akibat
kandungan mineralnya cukup tinggi. Molases dapat diberikan pada ternak ayam, babi, sapi dan
kuda. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian molases pada ransum ternak ruminansia adalah sebanyak 5 % yang terdiri
dari jagung, dedak padi, tepung ikan, rumput gajah secara nyata dapat
meningkatkan bobot badan. Akan tetapi penggunaan lebih dari 5 % akan berdampak
negatif, yaitu berkurangnya peningkatan bobot badan karena energi pakan yang
dihasilkan terlalu tinggi.
Molases sering dimasukkan ke dalam ransum sebanyak 2
sampai 5 % untuk meningkatkan palatabilitas pakan. Molases dapat berfungsi sebagai pellet binder yang dalam pelaksanaanya dapat
meningkatkan kualitas pelet. Penggunaan molases pada industri pakan dengan level diatas 5 –
10 %, molases dapat menyebabkan masalah, karena kekentalan dan terjadi
pembentukan gumpalan pada mixer. Molases juga dapat digunakan sebagai bahan
pakan untuk sejumlah industri fermentasi.
Contoh dari penggunaan molases dalam
ransum pakan yaitu melalui pengolahan pakan UMB (Urea Molasses Block) yang merupakan sumber protein (Non Protein Nitrogen), energi dan
mineral yang banyak dibutuhkan temak. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan urea molasses block antara lain molasses
sebagai sumber energi, pupuk urea sebagai sumber nitrogen (protein) dan bahan
pengisis berupa dedak padi,gandum, bungkil kelapa, bungkil biji kapuk, sebagai
bahan pengeras dipakai bentonit, tepung batu gamping dan sebagai bahan tambahan
dipakai garam dapur dan mineral campuran.
SNI 01-1679-1989 Menetapkan 3 jenis
mutu tetes tebu sesuai standard internasional dari United States Standards for
Grades of Sugarcane Molasses yaitu mutu A (Fancy), mutu B (Choice) dan mutu C
(Standard). Syarat mutu untuk tiap jenis mutu berdasarkan kadar gula total
diberikan dalam tabel berikut.
Tabel
1. Pembagian mutu menurut SNI
Jenis Uji
|
Persyaratan
|
||
Mutu A (Fancy)
|
Mutu B (Choice)
|
Mutu C (Standard)
|
|
Kadar gula total sebagai invert (min.)
|
60,0
|
52,0
|
47,0
|
*Ukuran
dalam % (bobot/bobot)
Sumber
: SNI 01-1679-1989
Sementara itu, standar lain yaitu dari Amerika
adalah sebagai berikut :
Tabel
2. Syarat persentase kepadatan Brix, total gula, abu dan total sulfit
Mutu
|
Kepadatan Brix (min.)
|
Total Gula (min.)
|
Abu (maks.)
|
Total sulfit (ppm)
|
|||
Rata-rata
|
Limit
|
Rata-rata
|
Limit
|
Rata-rata
|
Limit
|
rata-rata
|
|
Mutu A
|
79
|
78,5
|
63,5
|
63,0
|
5,00
|
5,25
|
200
|
Mutu B
|
79
|
78,5
|
61,5
|
61,0
|
7,00
|
7,50
|
250
|
Mutu C
|
79
|
78,5
|
58,0
|
57,0
|
9,00
|
10,00
|
250
|
SStd
|
< 79,0
|
N/A
|
< 58,0
|
N/A
|
> 90,0
|
N/A
|
> 250
|
Sumber
: United States Standards for Grades of Sugarcane Molasses, 1959.
Pengujian mutu dilakukan dengan cara
pengambilan sampel dari setiap tangki/container dalam tiap partai barang dengan
menggunakan pipa berdiameter dalam 2,54 cm (inch) dengan panjang
sekurang-kurangnya dapat menyentuh dasar tangki. Pipa dibuat dari bahan yang
tidak mempengaruhi ataupun bereaksi dengan tetes tebu (misal pipa pvc) dan
tidak lentur. contoh dari tiap tangki dikeluarkan dari pipa kemudian dicampur
menjadi satu wadah dan diaduk sehingga merata.
Beberapa uji yang diterapkan
berkaitan dengan pengujian mutu molases adalah uji penentuan gula total, gula
mereduksi dan gula sukrosa dalam tetes tebu (molases) menurut cara Lane Eynon.
Semua keterangan uji tersebut dijelaskan secara terperinci dalam SNI
01-1679-1989. Selain itu juga dilakukan uji terhadap kandungan zat terlarut
(derajat Brix) serta kandungan abu sulfat. Penentuan derajat Brix menggunakan
prinsip kandungan zat padat terlarut ditentukan dengan penentuan berat jenis
tetes tebu kemudian dikonversikan ke dalam derajat Brix mempergunakan tabel
Brix.
Selain uji secara kimiawi, standar
pengendalian mutu juga ditentukan dengan flavor (palatabilitas), warna, dan
kerusakan. Flavor dibagi menjadi tiga yaitu good flavor, reasonably good
flavor, dan fairly good flavor. Warna dan kerusakan dibagi menjadi empat yaitu
klasifikasi A, B, C dan Sub standar.
Tetes tebu dikemas dalam bentuk
curah. Penyimpanan dan pengirimannya dilakukan dengan menggunakan
tangki/container yang bersih yang dapat menghindarkan kerusakan akibat
fermentasi dan reaksi kimia lanjutan.
Sumber :
SNI 01-1679-1989
United
States Standards for Grades of Sugarcane Molasses, 1959
www.ilmupeternakan.com
hallo, aku kirim message ke fb kamu, kalo sempet tolong dibalas.
BalasHapusterima kasih.