Saya mendengar
cerita tentang pendidikan.. lagi-lagi tentang pendidikan, yang membuat hati ini
seperti diiris-iris..
Langsung dari
TKP, setelah melalui proses penerjemahan oleh penulis..
“Lha memang
sekolahnya gratis, tapi kok tiap semester beli buku terus.. bukunya ya nggak
pernah dipelajari.. Masih mending jaman dulu, tiap bulan bayar lima ribu, tapi
ya sudah, cuma itu nggak ada tambahan bayar-bayar yang lain..” salah seorang
tetangga mengisahkan anak keduanya yang sekarang kelas enam SD.
“Aku belum bayar
buku Bulik, dua puluh empat ribu limaratus.. ada berapa buku gitu..” giliran
keponakan saya yang mengadu pada saya.
“Memangnya
sekarang nggak ada buku paket?” saya bertanya pada mereka, karena di jaman saya
SD dulu, selalu ada buku paket,, beberapa buku pelajaran yang dipinjamkan dari
sekolah untuk satu tahun pelajaran. Buku-buku itu harus kami rawat selama satu
tahun karena nantinya dikembalikan lagi kepada pihak sekolah untuk dipinjamkan
kepada generasi setelah kami.
“Nggak ada...”
jawab tetangga dan keponakan saya.
“Yaa itu tadi,
tiap semester membeli buku baru..” kata tetangga saya lebih memperjelas..
Entahlah, saya
tidak mau mengatakan apa-apa tentang program pemerintah di bidang pendidikan. Karena
saya tidak mengalami langsung kali ini, setidaknya saya bukan lagi seorang
murid dan bukan pula seorang guru. Namun, saya yang masih berpredikat mahasiswa,
merasa ikut bertanggungjawab atas ketidaknyamanan para orangtua dengan sistem
keuangan di sekolah yang seperti itu. Apalagi kampus saya sangat dekat dengan
jantung Provinsi. Tapi halloooo...apa yang sudah saya lakukan untuk meringankan
beban para tetangga saya??
Karena
Saya hanya bisa
tersenyum...menandakan saya tidak punya masalah yang sepahit mereka.
Saya hanya bisa
bertanya...menandakan saya peduli nasib mereka.
Saya hanya bisa
mendengarkan..menandakan saya masih mau mengetahui masalah mereka.
Saya hanya bisa
menggerutu...menandakan saya harus bisa membahagiakan mereka.
Saya hanya bisa
berdoa...menandakan titik iman yang paling lemah, dan itulah yang saya miliki..
Salahkah saya
yang masih ingin menjadikan pendidikan di daerah saya lebih baik dari jaman
saya?? Karena kenyataan menunjukkan itu belum tercapai. Nanti, saya akan
mendirikan sekolahan yang ada peternakannya.. semoga Allah menghendaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar