Rasulullah dulu, sering dilempari batu, ditimpuki isi perut kambing, dihantam suka-suka oleh musuhnya.. hingga luka memenuhi tubuhnya, hingga bau di sekujur tubuhnya, hingga tanggal gigi geliginya...
Namun beliau mencontohkan hal sebaliknya pada para musuh.. bukan berbalik menyerang, bukan berbalik bersikap buruk atau lebih buruk.. Beliau mencontohkan kebaikan, yang ada pada dirinya, untuk para musuhnya.
Atau, seperti Umar, Utsman, Ali, yang dengan ikhlas mengakhiri hidupnya dengan pembunuhan.. dan musuh mereka tidak hanya dari orang yang tidak mengerti.. musuh mereka, berasal dari mereka yang justru mengerti.
Entahlah, jujur, saya sedang merasa sakit hati dengan perkataan seseorang setelah saya berupaya memberikan yang terbaik untuknya, baik dalam tingkah laku maupun perkataan. Berusaha menasehati sesuatu yang melenceng menurut pandangan umum itu, baik kan? Tapi mungkin memang cara saya yang kurang baik, menjadikan semuanya tambah buruk.
Tapi kemudian, saya ingat kembali, bahwa mereka yang berjuang untuk memperbaiki, selalu mendapat banyak musuh. (tapi saya tidak ingin menjadikan yang tersakiti itu sebagai musuh..ini hanya analogi :P). dan para penyampai kebaikan tidak pernah gentar untuk terus menyampaikan kebaikan. Mereka tidak mempedulikan suara-suara sumbang yang ada. Mereka membiarkan yang memang sudah tidak mau diajak tersenyum dan tertawa bersama. Mereka jauh lebih sibuk melakukan kebaikan-kebaikan yang menuju pada perbaikan diri dan sesama. Meski berbagai perlawanan muncul di dalam perjalanan menuju kebaikan diri dan sesama, mereka terus melaju.
*entahlah jika sedikit kurang baik untuk dibaca, saya ijin untuk mempublikasikannya di situs pribadi saya ya*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar