Tiba-tiba, saya
menjadi jenuh dan bosan dengan semua ini. Dan lalu saya merasa bahwa saya telah
dibodohi dengan keadaan. Tapi saya juga menjadi semakin ingin tahu.
Saya pernah
berpura-pura tidak mengerti. Lalu berusaha untuk menjadi diri saya apa adanya. Tetapi
ternyata, saya malah menjadi benar-benar tidak mengerti. Dan lalu memutuskan
untuk berpura-pura mengerti. Dan saya sadar bahwa yang paling tidak mudah
adalah berpura-pura.. jadi saya akhirnya memutuskan untuk apa adanya.. :P
Kemudian, saya
menjadi sangat berdosa ketika harus disibukkan dengan jalan menilai-nilai orang
lain. Seolah-olah kita adalah orang yang paling memahami karakter orang lain.
Padahal bisa jadi, seperti yang pernah saya lakukan, orang tersebut juga sedang
berpura-pura. Kadang kita mengklaim seperti ini dan seperti itu, padahal
sebenarnya, hanya Allah lah yang tahu. Dan kadang pula, seolah-olah kita
menjadi yang paling mengerti, sampai dengan berani meramalkan masa depan
seseorang. Hingga tanpa sadar,
meniadakan peran Allah dalam menentukan hidup seseorang.
Tapi jika kita
membiarkan semuanya berjalan sekenanya, kita juga bermasalah. Karena jika hal
tersebut tidak berjalan sesuai koridorNya, kita lah yang salah, telah
membiarkan sesuatu yang salah tetap terjadi.
Dilematis bukan?
Ketika kita dihadapkan pada masalah yang sebenarnya itu-itu saja. Dan kita
jatuh pada kejenuhan dan kebosanan.
Maka jika kita
berani mengklaim bahwa jalan yang sedang kita tempuh adalah jalan menujuNya,
jalan tentangNya, dengan komitmen kita untuk selalu mengajak semesta
mencintaiNya, seharusnya kita berani untuk terus mendekat padaNya dengan jalan
terbaik, demi menghindari atau menghilangkan kejenuhan dan kebosanan kita itu,
yang mungkin sering secara tiba-tiba muncul..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar