Mungkinkah kita
lupa? Bahwa ternyata kita telah mengabarkan sesuatu yang seharusnya rahasia dan
hanya beberapa orang saja yang tahu, menjadi berbanyak orang tahu, dan jatuh
menjadi rahasia umum.
Mungkinkah kita
lupa? Bahwa orang-orang Quraisy dulu, tidak mau bersyahadat hanya karena mereka
tahu dan sangat memahami hakikat syahadat dan iman. Bukan karena mereka tidak
tahu dan tidak mau mengerti. Mereka malah sangat mengerti arti beriman, maka mereka
memilih untuk membenci.
Mungkinkah kita
lupa? Bahwa mungkin, mereka yang sekarang berada di luar ‘kita’, yang memiliki pemikiran
yang berbeda itu, mereka yang ‘kurang mau menurut’ itu, bisa jadi, sangat
mengerti konsekuensi yang akan dihadapi ketika menjadi ‘seperti kita’. Dan mereka
memilih untuk berada di luar, mengamati, mengoreksi, dan mendukung kita.
Mungkinkah kita
lupa? Bahwa Allah lah yang Mahatahu segalanya. Bahwa kitapun, sebagai sahabat
dekat, bahkan saudara, bisa jadi memiliki kekeliruan yang tinggi atas pemahaman
kita terhadap sahabat dan atau saudara kita itu.
Maka sejenak, ijinkan hati kita untuk
beristirahat dari merasa-rasa, ijinkan sejenak otak dan pikiran kita dari
kesibukan mengira-ira, ijinkan sejenak khayalan kita terarah pada segala yang
baik tentang orang lain. Ijinkan sejenak diri kita untuk sedikit merendah, agar
kita tidak terlampau sakit setelah jatuh. Ijinkan sejenak lisan kita untuk
selalu berdoa dengan mengharap kebersihan dan kelembutan hati kita :D
mungkin.. bisa jadi..
BalasHapuskunjungan balik ya..
join di blog gw juga :)
salam kenal,
laras