Kalau
ada orang ngomong sembarangan dan kita jadi sakit hati karena omongannya,
setidaknya kita jadi tahu, bahwa ngomong sembarangan itu tidak baik, tidak baik
untuk orang lain maupun untuk diri sendiri..
Dan
beruntungnya, bagi kita-kita yang terbiasa mengambil sisi positif dari suatu
kejadian atau permasalahan, hal-hal negatif seperti itu bukan malah membuat
kita ciut, tapi membuat kita semakin besar, bertumbuh dan makin yakin bahwa
menjadi orang baik itu tidak mudah (bukan ujub, tapi menghibur diri =))
Karena
ya, mau bagaimana lagi, orang-orang yang omongannya sembarangan, apalagi jika
kita sudah mengenal tabiatnya, akan cenderung sangat melelahkan untuk
ditanggapi jika kita menenggapinya dengan sikap negatif pula. Jadi, demi
menjaga kredibilitas, martabat, dan harga diri, cara melayani orang-orang
seperti itu adalah dengan bersikap elegan. Kadang kita malah lebih baik untuk
terlihat tidak pernah terjadi apa-apa. Jika baru saja diomong-i sembarangan,
diam saja, kadang itu lebih baik. Diam saja, tanpa harus menggerutu, tanpa
harus mengomong-i balik yang sembarangan, tanpa menyebarkan omongannya yang
sembarangan, dan lihat apa yang terjadi. (udah kaya Mario Teguh aja ya :P).
Tapi
bener lho, saya sedang mencoba sekarang..haha. Orang yang kebanyakan omongannya
ga beres itu, sudah beberapa kali menyampaikan maksud ketidakberesannya lewat
perkataannya.. dan tidak hanya pada saya, tapi pada beberapa orang juga (lhoh
kok malah saya omongkan di sini? Ah, tidak, ini sebuah kisah, untuk diambil
hikmahnya, saya tidak akan menyebutkan orangnya =)). Dan beberapa orang yang
menjadi sasaran ke-sembarangan omongannya, sebagian besar acuh tak acuh, tidak
peduli dengan tingkahnya, ya seperti yang saya omongkan tadi, diam saja, tanpa
menanggapi, tanpa menyebarkan ke-sembarangannya.. dan yang terjadi adalah, dia
semakin tidak beres dengan ke-sembarangannya, dan kita-kita yang nampak
‘innocent’ ini, malah nampak baik.. (jahat ya? Lha mau bagaimana, wong kita
sudah mencoba meluruskan, malah jadi berantakan...)
Hmmm...
jika ketidakberesan sudah dicoba untuk dibereskan, bahkan oleh beberapa
manusia, tetapi masih belum dan tidak pernah menjadi beres, ada beberapa
kemungkinan yang mungkin terjadi. Mungkin, beberapa manusia itu kurang memohon
pertolongan Sang Maha Kuasa, atau jika pun telah meminta tolong dengan sangat
kepada Sang Maha Kuasa tetapi belum beres-beres, bukan berarti Sang Maha Kuasa
yang tidak mampu, tapi mungkin, si pembuat ketidakberesan itu, sedang diminta
untuk menguji para pemberes, atau bahkan memang, sudah tidak akan pernah beres.
Arggghhh...
mari beres-beres! Bereskan hati, bereskan perasaan, bereskan pikiran, bereskan
omongan, bereskan tingkah laku, bereskan semua, hingga tidak ada yang tidak
beres, hingga tidak ada lagi yang sembarangan =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar