Kurang lebih, bang Tere Liye mengatakan seperti ini :
"Laki-laki yang suka mem-PHP beberapa perempuan itu, kasihan sebenarnya. Mereka tidak sadar kalau merekalah yang merupakan korban dari perempuan.. jadi, sudah perempuannya korban, tapi laki-laki itu juga korban.. jadi laki-laki merupakan korban dari korban. Mereka lupa kalau perempuan merupakan ujian berat bagi laki-laki... Ya kan?"
entahlah, tapi dalam agama saya, memang, perempuan menjadi ujian tersendiri bagi laki-laki, seperti firman Allah dalam QS Ali Imran ayat 14 :
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga)"
jadi, jika Anda laki-laki, janganlah suka mem-PHP perempuan, jadilah laki-laki 'cool' yang tidak mudah tergoda untuk menggoda perempuan ;)
30 April 2013
29 April 2013
Catatan Habis Seminar Kemuslimahan, tentang Perasaan
28 April 2013,
ikut Seminar Kemuslimahan 2013 bersama Rohis FK UNDIP... judul seminarnya, The
Power of Love Management, Memantapkan Hati Menuju Cinta yang Hakiki.
Sebenarnya, saya
sudah mendapat banyak sekali wejangan tentang manajemen hati, manajemen cinta,
manajemen perasaan ini, tapi entahlah, semua tentang perasaan selalu menarik.
Ada lima
pembicara, yang utama adalah bang Tere Liye (Penulis novel kondang). Lalu ada
dua pasang suami istri, yang kesemuanya adalah alumni FK UNDIP, dr. Hermawan
dan istrinya dr. Anggi, lalu dr. Widya dan istrinya dr. Iffah.
Bang Tere Liye,
dengan gayanya yang khas, memberikan materi berjudul “Perasaan, Perasaan, dan
Perasaan”.. Beliau mengawali materi dengan memberikan kuis tentang perasaan
kepada kami, yang kesemuanya perempuan. Dan lewat kuis tersebut, kami bisa
mengetahui kadar kegalauan kami. Saya lupa apa saja katagori galau yang
dituliskan beliau, tapi yang saya ingat, ada yang galau berat, galau ringan,
galau apa lagi, lalu tidak galau.. Dan tebak! Saya ‘menderita galau berat’
karena perasaan. Payah sekali.
Tapi lalu,
beliau memberikan materi yang mengalir dan segar bagi saya yang katanya sedang
‘galau berat’ ini =). Beliau pun pernah galau, katanya.. Dan galaunya beliau
adalah, naik gunung sendiri, benar-benar sendiri, hanya untuk menangis ketika
sampai di puncak. Dan galaunya beliau, berhasil menerbitkan beberapa novel,
salah satunya Hafalan Shalat Delisa, yang ternyata, baru saya tahu jika inti
ceritanya adalah melukiskan kemunafikan, dan tokoh paling munafik dalam novel
tersebut adalah Delisa, karena telah berbohong pada ibunya hanya demi sebatang
cokelat, bahkan tidak pernah jujur hingga ibunya wafat..
Inti materinya
adalah, ada kaki-kaki pondasi untuk menghadapi perasaan (dan ini sudah banyak
di tweet kan dari para peserta dengan #semus2013). Kaki pertama adalah “Kekuatan Tidak Bilang”,
dan hal ini beliau ejawantahkan di novelnya, Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin. Kurang lebih, poinnya adalah pada, jika kita jatuh cinta pada
seseorang, jangan dulu terburu-buru mengungkapkannya. Biar semuanya menjadi
indah pada waktunya. Seperti kisah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, seperti pula
kisah di novel beliau. Karena jika kita mengungkapkan perasaan kita di awal,
kisah-kisah indah mungkin tidak akan pernah terjadi. Karena kekuatan “tidak
bilang” itu, sedikit banyak akan mampu mengantarkan kita pada proses menjadi
lebih baik, hingga ketika waktu sudah didapat, semuanya akan terungkap dan pasti
tepat!
Kaki kedua,
tentang “Hakikat Menunggu”. Beliau mengilustrasikannya dengan kisah Bambang (bisa dilihat di FB, Page Darwis Tere Liye).
Yang menggambarkan ada tiga sikap dalam menunggu, yang pertama, menunggu dengan
omelan dan gerutu, lalu menunggu dengan gagah tanpa peduli apapun yang penting
menunggu, kemudian yang terakhir, menunggu dengan tetap melakukan pembelajaran,
mengambil tiap hikmah di tiap kejadian yang menimpa. Hingga kembali lagi, saat
waktu yang tepat itu datang, yang ditunggu-tunggu pasti datang.
Kaki ketiga,
“Hakikat Berharap”, yang secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebaiknya kita
berfokus pada bagaimana kita berproses, dan mengenai hasil, itu tidak terlalu
penting. Karena jika proses kita baik, insyaAllah hasil yang didapat juga akan
baik, sambil berproses, sambil berharap, padaNya yang Maha Tinggi.
Kaki terakhir,
keempat, adalah “Wisdom Pergi”. Jika kita jatuh cinta, maka pergilah, menjauh,
apalagi jika kita memang belum mampu mewujudkannya dalam komitmen selamanya.
Ketika kita
ragu, yakinilah bahwa dengan pemahaman yang baik mengenai itu semua, kita akan
dipertemukan dengan segenap perasaan terbaik di waktu terbaik.
Lalu, pada sesi
kedua, dengan empat pembicara, yang lebih menjurus pada perasaan pada lawan
jenis dengan ujung pernikahan. Karena sesi pertama bersama Tere Liye tadi,
hanya sebatas bagaimana kita mengelola perasaan. Kedua pasangan itu, menjalani
proses terbaik yang mengantarkan mereka pada hasil terbaik. Bahwa jodoh mereka,
insyaAllah mereka dapat di tempat yang sama dimana mereka berjuang untuk masa
depan, tanpa pernah terduga sebelumnya, tanpa pernah melakukan kesia-siaan
sebelum menjadi apa-apa.
Kata dr.
Hermawan “Saya memperlakukan semua akhwat sama, baik di dunia nyata maupun
dunia maya” itu dilakukannya sebelum beliau menikah. Hingga ketika bertemu
dengan dr. Anggi, ya biasa saja, tidak ada yang spesial, tetapi karena langsung
cocok, jadilah mereka resmi menikah. Sementara dr. Anggi mengatakan, bahwa
sebelum dipertemukan dengan dr. Hermawan, beliau sering berdoa “Ya Allah,
berikanlah jodoh terbaik, di waktu terbaik, dengan cara terbaik, dan bermanfaat
bagi umat.
(to be continued)
27 April 2013
Masih Layak Makan
Dan pada
karung-karung buah-buahan itu, jika kita mendapati ada satu buah yang busuk,
segeralah kita ingin, sangat ingin membuangnya segera, secepat mungkin, agar
busuknya tidak menyebar pada buah-buah lainnya..
Manusia pun
begitu, ada yang cenderung busuk dan membusukkan...
Meski bukan
berarti saya tidak memiliki potensi untuk busuk, saya juga jengah melihat
kebusukan-kebusukan yang dibiarkan saja,, entahlah.. Bukan pula merasa ‘sok
segar’ dengan menginginkan ‘buah-buahan busuk’ itu menjauh dan dihilangkan,
dimusnahkan.. tapi hanya tidak ingin membersamakan mereka yang memang masih
begitu segar, dengan kebusukan...
Rugi bukan, jika
kita mengetahui sebuah kebusukan tetapi kita tidak tanggap untuk sekedar
membuangnya dan menjaga yang lain yang masih segar. Aih, saya memang tidak
sesegar ‘buah-buah segar’ lainnya, tapi setidaknya, saya masih ingin menjadi
yang ‘layak makan’. :P
perbedaan itu biasa...
Jadi inget waktu temen saya yang Nasrani tiba-tiba nanya..
“Kalau udah pake jilbab, berarti harus terus pake ya Rul? Ga
bisa dilepas di sembarang tempat dan ga boleh sembarang orang boleh lihat,
kan?”
“Iya..”
“Wah, berarti berat juga ya..”
“Nggak juga, kalo kita udah mantep, ya insyaAllah gak
kenapa2”
“Keren...terus, perilakunya juga harus dijaga kan ya?”
“He’em.. Nah, itu yang berat..hehe..”
Atau waktu temen lain, ketika saya masih SMP dan memutuskan
untuk berjilbab ketika masuk SMA..
“Nurul gak usah pake jilbab lah... kan sayang”
“Tapi aku pengen..”
“Yah...”
“Udah gapapa, kan Cuma pake jilbab tok..”
Atau waktu kuliah,,,dosen saya beragama Hindu..
Teman saya bilang InsyaAllah pada dosen atas pemenuhan
tugasnya..
“Jangan bilang InsyaAllah!!!! Karena tidak pasti!! Tidak
seratus persen!!” (Sang Dosen yang sudah agak sepuh sambil ngos-ngosan...)
“Iya Pak...” (kata teman saya)
Berapa lama kemudian... Pak Dosen mengklarifikasi (demi
menjaga ketertiban kuliah kami waktu itu..)
“Mohon maaf jika saya terlalu keras. Karena menurut saya,
kalimat insyaAllah selalu dijadikan alasan bagi kebanyakan muslim... jadi saya
mohon agar jangan lagi menggunakan kata itu, gunakan kata lain ya..”
“Ah..dan lagi,,saya jauh lebih menghargai
perempuan-perempuan muslim yang berkerudung tetapi tetap sopan.. seperti
Anda-anda ini... (sambil menunjuk ke arah kami yang satu deret berkerudung)..
bukan yang berkerudung tapi, mohon maaf, dadanya masih terlihat, kalau
menungging sedikit, pantatnya terlihat... itu kan sama saja, menguntungkan bagi
kami kaum laki-laki,,,ya kan?”
Ya sudah, perbedaan itu sebenarnya ada, dan biasa.. hanya
orang-orang yang sensi saja yang menjadikannya sebagai senjata untuk saling
meruntuhkan ;)
Hargailah ya,.
Sayang sekali
ketika kita menjadi salah satu penyebab kandasnya mimpi teman kita. Entah
dengan perkataan kita yang mungkin sering menyudutkannya, sering membuatnya
merasa kecil, atau bahkan perilaku kita yang sering meremehkannya tanpa sadar.
Ah, inilah mengapa
hati-hati sangat diperlukan.. hati-hati dalam bertutur kata, hati-hati dalam
bertindak, bahkan hati-hati dalam merasa dan memikirkan.
Yaaaa... dan
saya juga sedang belajar. Untuk menjadi manusia yang selalu menyemangati, bukan
membinasakan mimpi...
Pentingnya
menghargai, pentingnya bersikap takjub dengan karya orang lain, demi untuk
menghargai, bukan berpura-pura, karena jujur harus selalu diutamakan, tapi
belajar trik-trik menghargai itu perlu, sangat perlu.
Lalu apa lagi
yang perlu saya tuliskan? Intinya, bersikap menghargai orang lain, apapun
karyanya, bagaimanapun keadaannya, apapun prestasinya..
Nah! Dan kita
menjadi besar hati, bukan besar diri dan tinggi hati...
kangen...
kangen Bapak, kangen Ibuk, kangen Mbak-mbak...
kangen bukain pintu buat Bapak waktu beliau pulang kerja dari Semarang tiap malam...
kangen Ibuk yang nangis pas saya bosan sekolah waktu kelas tiga SD, malah pengen bantuin pakde cari pakan buat sapinya...
kangen sama mbak Yani yang suka ngedengerin kaset Raihan, Snada, The Fikr lewat tape.. sama diskusi-diskusi masalah agama..
kangen sama ceritanya mbak Nofi tentang pertanian UNS...tentang teman-teman kuliahnya, tentang pengalaman serunya...
kangen juga sama pakde, kangen bau komboran yang beliau masak buat sapi-sapinya...kangen suara kunyahan rumput di mulut si sapi...
kangen juga sama mbah Putri, yang suka nyeritain Jepang sama Belanda yang sempat ditemuinya..kangen waktu mbah bilang "Mbah harus dandan seburuk-buruknya biar tentara asing ga pada naksir..." lalu beliau tersipu-sipu...
kangen juga pergi ke sawah, makan nasih pakai daun pisang di gubuk, bau pupuk teletong sapi..
kangen main di air, lalu diam-diam nyuri kacang di ladang tetangga..
ah...
dan sekarang, saya di Semarang, seperti Bapak dulu..
saya sedang belajar peternakan, tanpa harus berhenti sekolah..
saya suka mendengaran nasyid, lewat laptop..
saya sedang jadi mahasiswa...dengan segenap pengalaman seru saya...
saya juga sering berjumpa dengan ternak, belajar tentangnya..
saya sering membaca buku dan berdiskusi tentang sejarah Indonesia...
tapi sudah jarang ke sawah dan makan di gubuk...
juga tidak lagi pernah mencuri hasil pertanian milik orang...
dan lalu saya sadar bahwa semua yang terjadi di masa lalu, membawa saya di jaman sekarang ini...
semuanya telah diaturNya...
tapi saya masih kangen..
kangen bukain pintu buat Bapak waktu beliau pulang kerja dari Semarang tiap malam...
kangen Ibuk yang nangis pas saya bosan sekolah waktu kelas tiga SD, malah pengen bantuin pakde cari pakan buat sapinya...
kangen sama mbak Yani yang suka ngedengerin kaset Raihan, Snada, The Fikr lewat tape.. sama diskusi-diskusi masalah agama..
kangen sama ceritanya mbak Nofi tentang pertanian UNS...tentang teman-teman kuliahnya, tentang pengalaman serunya...
kangen juga sama pakde, kangen bau komboran yang beliau masak buat sapi-sapinya...kangen suara kunyahan rumput di mulut si sapi...
kangen juga sama mbah Putri, yang suka nyeritain Jepang sama Belanda yang sempat ditemuinya..kangen waktu mbah bilang "Mbah harus dandan seburuk-buruknya biar tentara asing ga pada naksir..." lalu beliau tersipu-sipu...
kangen juga pergi ke sawah, makan nasih pakai daun pisang di gubuk, bau pupuk teletong sapi..
kangen main di air, lalu diam-diam nyuri kacang di ladang tetangga..
ah...
dan sekarang, saya di Semarang, seperti Bapak dulu..
saya sedang belajar peternakan, tanpa harus berhenti sekolah..
saya suka mendengaran nasyid, lewat laptop..
saya sedang jadi mahasiswa...dengan segenap pengalaman seru saya...
saya juga sering berjumpa dengan ternak, belajar tentangnya..
saya sering membaca buku dan berdiskusi tentang sejarah Indonesia...
tapi sudah jarang ke sawah dan makan di gubuk...
juga tidak lagi pernah mencuri hasil pertanian milik orang...
dan lalu saya sadar bahwa semua yang terjadi di masa lalu, membawa saya di jaman sekarang ini...
semuanya telah diaturNya...
tapi saya masih kangen..
suka
*ceritanya ada dua anak laki-laki yang lagi ngobrol, tentang perasaan*
A : Kamu kenapa? lagi suka sama perempuan?
B : Iya...salah ya?
A : Nggak kok..Siapa emang?
B : Si X..
A : Punya kontak ortunya gak? ato alamat rumahnya?
B : Lha kamu mau ngapain?
A : Katanya suka, ya mau nganterin kamu nembung sama orang tuanya..
B : Gila kamu! belum siap kalau aku harus nikah...
A : Beneran? Tapi aku siap lho...
B : Teman macam apa ini ya Allah,,,
A : Lha katanya suka, ya langsung aja too...
B : Hello meennn... kite masih kulieh...apa-apaan...
A : Ya udah kalo belum siap, jangan suka dulu..
B : Lha katanya gak salah suka sama perempuan???!!
A : Ya emang gak salah kalau kamu udah siap, kan bisa langsung :P
B : Ya tapi aku belum siaaappp..
A : Ya sudah jangan dulu suka.. puasa gih.. masih muda ini..
B : Tapi aku sukaaaa...
A : *Plakk*
*mendadak alay semua..*
B : Awww..gimana dongg??
A : Simpel, kalo suka, dan udah siap, segera nikah! kalau suka tapi belum siap, jangan suka dulu..
B : Enteng bener??
A : Bentar... kamu udah pernah ngomong kalau kamu suka dia ke dia??
B : Belum, ga berani.. *sambil nundukkin muka, malu*
A : Ahhh... laki-laki macam apaa.. tapi good lah, bagus..sekarang, hubungi ortunya..
B : Belumm siaappp kakaaakkk!!!
A : Stop loving, keep praying!
B : Ahh,, sungguh berat kurasa meninggalkannyaa...
A : Mau surga???!! atau....
B : Iyaa dehh...tapii...I need some times to make me stronger...
A : Udah, ngaji dulu sana!
*lagaknya si A kebal, entahlah bagaimana sebenarnya dia, tapi semoga masih terjaga semua yaa..*
*celoteh sore*
A : Kamu kenapa? lagi suka sama perempuan?
B : Iya...salah ya?
A : Nggak kok..Siapa emang?
B : Si X..
A : Punya kontak ortunya gak? ato alamat rumahnya?
B : Lha kamu mau ngapain?
A : Katanya suka, ya mau nganterin kamu nembung sama orang tuanya..
B : Gila kamu! belum siap kalau aku harus nikah...
A : Beneran? Tapi aku siap lho...
B : Teman macam apa ini ya Allah,,,
A : Lha katanya suka, ya langsung aja too...
B : Hello meennn... kite masih kulieh...apa-apaan...
A : Ya udah kalo belum siap, jangan suka dulu..
B : Lha katanya gak salah suka sama perempuan???!!
A : Ya emang gak salah kalau kamu udah siap, kan bisa langsung :P
B : Ya tapi aku belum siaaappp..
A : Ya sudah jangan dulu suka.. puasa gih.. masih muda ini..
B : Tapi aku sukaaaa...
A : *Plakk*
*mendadak alay semua..*
B : Awww..gimana dongg??
A : Simpel, kalo suka, dan udah siap, segera nikah! kalau suka tapi belum siap, jangan suka dulu..
B : Enteng bener??
A : Bentar... kamu udah pernah ngomong kalau kamu suka dia ke dia??
B : Belum, ga berani.. *sambil nundukkin muka, malu*
A : Ahhh... laki-laki macam apaa.. tapi good lah, bagus..sekarang, hubungi ortunya..
B : Belumm siaappp kakaaakkk!!!
A : Stop loving, keep praying!
B : Ahh,, sungguh berat kurasa meninggalkannyaa...
A : Mau surga???!! atau....
B : Iyaa dehh...tapii...I need some times to make me stronger...
A : Udah, ngaji dulu sana!
*lagaknya si A kebal, entahlah bagaimana sebenarnya dia, tapi semoga masih terjaga semua yaa..*
*celoteh sore*
pacaran deh
bagi sebagian orang, pacaran adalah suatu kebutuhan, bahkan ada yang membuatnya menjadi suatu kewajiban..
karena dengan pacaran, kita bisa mencurahkan isi hati kita pada pacar kita, lalu minta antar ke mana-mana, lalu sedih bersama suka bersama...
karena dengan pacaran, kita tidak akan dikucilkan oleh kawan-kawan kita yang juga punya gandengan...
kalau pergi ke kondangan, tidak usah bingung cari teman...
ah,
tapi demi cinta kita pada Yang Maha Besar, pacaran itu busuk, sebusuk buah yang sudah lama matang tapi tidak dipetik menggantung lemah di pohon, jatuh enggan, menggelayut manja...
demi taat kita pada Yang Maha Kuasa, pacaran itu buruk, buruk saja..
demi takut kita pada Yang Maha Mengetahui, pacaran itu dosa,, karena mencintai tidak pada waktuNya, karena memiliki yang belum bersama izinNya, karena menantangNya...
bahkan sudah menjadi pasangan sah pun, belum tentu berjodoh...
masih alibi pacaran itu mengenal lebih dekat?
sudah seberapa dekat denganNya?
atau ganti status, bukan pacaran tapi hubungan tanpa status?
yakin?
sudah tahu ilmunya kan?
kalau belum, cari tahulah..
kalau sudah, mau apa? menantang Tuhan?
harus menunggu masuk liang lahat atau melihat ruang panas yang jaraknya tujuh puluh ribu tahun aru sadar?
ah, ini juga introspeksi bagi saya..
bukan saya sok suci...
tapi mari belajar bersama..
karena dengan pacaran, kita bisa mencurahkan isi hati kita pada pacar kita, lalu minta antar ke mana-mana, lalu sedih bersama suka bersama...
karena dengan pacaran, kita tidak akan dikucilkan oleh kawan-kawan kita yang juga punya gandengan...
kalau pergi ke kondangan, tidak usah bingung cari teman...
ah,
tapi demi cinta kita pada Yang Maha Besar, pacaran itu busuk, sebusuk buah yang sudah lama matang tapi tidak dipetik menggantung lemah di pohon, jatuh enggan, menggelayut manja...
demi taat kita pada Yang Maha Kuasa, pacaran itu buruk, buruk saja..
demi takut kita pada Yang Maha Mengetahui, pacaran itu dosa,, karena mencintai tidak pada waktuNya, karena memiliki yang belum bersama izinNya, karena menantangNya...
bahkan sudah menjadi pasangan sah pun, belum tentu berjodoh...
masih alibi pacaran itu mengenal lebih dekat?
sudah seberapa dekat denganNya?
atau ganti status, bukan pacaran tapi hubungan tanpa status?
yakin?
sudah tahu ilmunya kan?
kalau belum, cari tahulah..
kalau sudah, mau apa? menantang Tuhan?
harus menunggu masuk liang lahat atau melihat ruang panas yang jaraknya tujuh puluh ribu tahun aru sadar?
ah, ini juga introspeksi bagi saya..
bukan saya sok suci...
tapi mari belajar bersama..
karena nggambar ga harus di kertas
saya suka nggambar. meski hasilnya kayak anak TK, tapi nggambar itu, udah kayak terapi..ato emang terapi? Terapi stress :P
ini hasilnya pake photoshop,
ini hasilnya pake photoshop,
26 April 2013
njajal moto (saja, lagi, terus...)
Gara-gara gak bisa upload gambar di FB, tumpuk sajaa di sini,,, ga ngerti kenapa, FB nya agak nggemesin.. bukan mau pamer, cuma mau nunjukkin aja, hehehe... silakan dinikmati, karena melukis dengan cahaya itu, indah :)
Bunga Mawar, nemu di deretan nursery Bandungan.. ga pengen beli, pengen moto aja..
ini juga, Kenikir..
kalo yang ini, Dahlia, cantik euy!
ini, kuda-kuda di dekat Candi V di Gedongsongo, pengen naik, tapi karena jalan kaki lebih sehat, ya cuma nyuri fotonya aja (alibi ga ada duit :P).. *moga someday bisa punya deh ya..
kalau yang ini, hasil editan sih, lha wong kamera pocketnya lumayan ehem..hehe.. di Tretep, Temanggung.. kayak Teletubies ya, *ini kata mba Puput, kakak kelas saya di UNDIP
ini juga editan, tapi pake efek panorama, jadi bisa memanjang begini, di perbatasan Temanggung Wonosobo, lewat Tretep-Wonoboyo, dan kalau terus, njedulnya di Tambi, Wonosobo..
ini sama, tuh pohonnya ada di gambar atasnya juga, cuma gak pake efek panorama, jadi cuma ketangkep pohon dan bukitnya tok.. waktu itu mendung, dinginnn...
saya sudah pernah mem-post kan gambar-gambar bebungaan ini, tapi demi memenuhi keinginan, biar saja lah ya..hehe.. teratai di kolam Masjid Jabal Mubarok, Bukit Sari, Semarang..
ini, (saya tidak tahu nama bunganya apa -_-).. juga di samping Masjid Jabal Mubarok..
kalau ini, spider web di pinggir kandang di Dony Farm Magelang, lagi PKL tahun lalu :D
nah, ini, di Wonogiri, dekat rumah Yendy,
ini juga..seru! kita bisa lihat deretan gunung di kejauhan, tapi gara-gara satu dan lain hal, yang ketangkep cuma sawah-sawah ini, tapi, good lah (maksa)
seneng banget bisa ke Lawang Sewu setelah hampir empat tahun kuliah di Semarang << katrok detected.. lha wong emang belum sempet, dan kemarin, gara-gara ada event akbar di tempat ini, jadilah saya berkeliling :D
itu dulu, doain saya segera punya SLR yak! biar lebih bening potonya :D:D:D
saya sudah pernah mem-post kan gambar-gambar bebungaan ini, tapi demi memenuhi keinginan, biar saja lah ya..hehe.. teratai di kolam Masjid Jabal Mubarok, Bukit Sari, Semarang..
ini, (saya tidak tahu nama bunganya apa -_-).. juga di samping Masjid Jabal Mubarok..
kalau ini, spider web di pinggir kandang di Dony Farm Magelang, lagi PKL tahun lalu :D
nah, ini, di Wonogiri, dekat rumah Yendy,
ini juga..seru! kita bisa lihat deretan gunung di kejauhan, tapi gara-gara satu dan lain hal, yang ketangkep cuma sawah-sawah ini, tapi, good lah (maksa)
seneng banget bisa ke Lawang Sewu setelah hampir empat tahun kuliah di Semarang << katrok detected.. lha wong emang belum sempet, dan kemarin, gara-gara ada event akbar di tempat ini, jadilah saya berkeliling :D
itu dulu, doain saya segera punya SLR yak! biar lebih bening potonya :D:D:D
Langganan:
Postingan (Atom)