Mana kutahu. Aku hanya mengerti jika ternyata kebosanan itu ada. Saat kita ingin dan sedang berusaha untuk berlari lebih kencang demi menempuh jarak yang cukup jauh untuk menemukan sesuatu, tapi kita juga diharuskan menunggu 'yang lain' untuk dapat memiliki satu kecepatan dengan kita, kadang, atas nama cinta, kita mau ikut menunggu. Tapi, adakah jika tiba-tiba kita sangat ingin berlari dan mulai mengayunkan kaki untuk meninggalkan 'yang lain' demi pertemuan kita dengan sesuatu, dalam waktu yang lebih cepat daripada 'yang lain', adalah sebuah bentuk kekurangajaran?
Bukankah manusawi jika kita jenuh ketika menghadapi 'yang lain' cenderung merangkak dan tidak mau kita ajak berlari? Bukankah manusiawi jika kita jenuh saat berusaha menuntun 'yang lain' ke jalan yang lurus dengan kecepatan berbeda, tentu dengan kata lain, kecepatan yang sama berarti membentuk harmoni?
Ah, bisa-bisanya aku mengutamakanmu. Kini, saat aku jenuh, aku sangat ingin meninggalkanmu segera. Namun aku akan tetap panjatkan permohonanku padaNya. Hingga mungkin jika aku telah seperti mereka yang berlari lebih kencang dan meninggalkanmu, kau masih bisa menyusulku dengan kecepatan yang berlebih, dan menyeretku untuk berlari bersama :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar