Saya menulis ini adalah saat saya sedang dalam keadaan merasa beres dengan hati saya. Terlalu bodoh dan terlalu dini ketika saya harus mengatakan bahwa diri ini mengagumi seorang lawan jenis. Saya tahu, dan sadar bahwa Allah telah menakdirkan anak Adam terlena dalam zina, mulai dari zina hati hingga zina yang sebenarnya. Dan ketika saat ini saya sadar bahwa selama ini, saya tidak jauh-jauh dari zina hati, saya jadi malu dan ingin segera mengakhiri apa yang pernah saya rasakan dulu.
Dan kini, ketika saya sadar bahwa hati saya sedang beres, saya akan berpikir dan berusaha untuk selalu memiliki pikiran ini. Bahwa saya harus selalu berbuat baik pada semua orang, baik itu sesama jenis ataupun kepada yang berlainan jenis dengan saya. Bukan apa-apa, selama belum ada istilah ‘suami’ dalam hidup saya, sebelum ada istilah ‘anak-anak’ dalam kelajangan saya kali ini, hakikatnya saya adalah milik bersama, dalam arti bahwa saya harus bermanfaat dan bisa membahagiakan semua orang, karena saya memiliki mereka dan mereka juga memiliki saya. Pun ketika memang belum ada yang ‘memiliki’ saya secara sah menurut agama, saya belum merupakan milik siapa-siapa, (kecuali orang tua saya), yang berarti menjadikan saya bebas melakukan apapun tanpa menuruti kata-kata orang lain, tanpa bergantung pada perasaan siapapun (kecuali orang tua saya), tetapi tetap menjaga kebahagiaan orang-orang sekitar.
Dan kekhilafan saya dulu, yang selalu saya doakan tidak pernah terulang lagi itu, tidaklah patut untuk diabadikan. Meski Allah memberi kita semua fitrah untuk saling mengagumi. Ah, semoga hati ini selalu dalam penjagaanNya.. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar