Saya sadar dan
akan selalu sadar, bahwa ternyata, selama ini, tulisan-tulisan saya yang
terpampang baik di sosial media maupun situs pribadi, garis besarnya adalah
tentang filosofi ‘jodoh’...
Untuk kali ini
memang, yang sering menggelayuti pikiran saya adalah terminologi itu...
Dangkal memang,
tapi beginilah saya. Mohon dimaklumi karena memang baru belajar..
Mengingat
nasehat dari guru ngaji saya, bahwa ketika kita mengenal Allah, kita akan
selalu berusaha untuk menyelaraskan dan mensejajarkan segala sikap, perilaku,
tutur kata dan kepribadian kita dengan segala apa yang dianjurkanNya..
Begitu pula
dengan jodoh,, yang selalu menjadi pegangan saya adalah, bahwa jodoh ada di
tangan Allah, dan perempuan yang baik akan berjodoh dengan laki-laki yang
baik..
Sehingga keyakinan saya, apapun yang saat ini saya yakini, rasakan, pikirkan dan lakukan, sebaiknya adalah memang sebuah upaya yang ditujukan untuk menyelaraskan diri saya dengan segala keinginanNya serta dengan keyakinan bahwa Dia akan mempertemukan seseorang dengan saya, yang sesuai dengan keyakinan saya selama ini..
Sederhananya
adalah, bahwa jika sekarang kita sedang merasakan, memikirkan, melakukan
hal-hal dengan sebaik-baiknya, memenuhi amanah dengan sebaik-baiknya sesuai
kapasitas kita, maka jodoh kita pasti sedang merasakan, memikirkan, melakukan
hal-hal yang sama..
Nah, entah
karena saya hanya tertarik dengan terminologi tentang jodoh, atau memang
kebetulan hal-hal yang saya lihat adalah semua hal yang kesimpulannya mengenai
jodoh, atau mungkin memang karena pikiran saya hanya mengarah kesana, sehingga
semua tulisan, semua nasehat, selalu saya arahkan ke satu kesimpulan : jodoh..
saya banyak mendapat nasehat tentang ini semua..
Sehingga kata-kata
yang tidak sengaja saya tuliskan berkaitan dengan komentar saya tentang tulisan
teman bertema jodoh :
“Kalau kita suka
nikung, ya jodoh kita ada di tikungan”
Ya ya ya...
pemikiran simpel seperti ini, bukan berarti bahwa yang ada di pikiran saya
hanya masalah ‘bagaimana memperoleh pasangan yang baik’...
Kembali lagi
pada penyelarasan sikap dengan keinginanNya, pemikiran tentang ‘bagaimana
memperoleh pasangan yang baik’ adalah salah satu sarana untuk memenuhi
penyelarasan itu... sehingga pemikiran tentang jodoh pun, tidak akan berakhir
pada ‘jika sudah memperoleh jodoh yang baik, ya sudah, selesai perkara’..
tetapi akan bermuara pada selaras dengan keinginanNya, sampai kapanpun...
*terimakasih
telah bersedia membaca tulisan saya yang sedang cukup galau ini, tapi saya
masih cukup tenang untuk tidak tergesa ingin segera dipertemukan dengan jodoh
saya, biarkan Dia yang mempertemukan, ya =)
Hebits (Kebiasaaan yang terjadi berulang-ulang tanpa kita sadari)dan itu wajar
BalasHapusHabits, Mars.
Hapus