26 November 2012

biasa


Saya adalah orang biasa,
Yang ketika lapar, sembuh dengan kenyang
Yang ketika dingin, sembuh dengan kehangatan
Atau ketika sepi, sembuh dengan ditemani...

Lalu kadang,
Menjadi dewasa dengan menasehati,
Merasa bodoh sehingga terus mencari dan berusaha mengerti,
Merasa kurang dan segera menambah untuk lebih baik...

Atau bahkan,
Sering merasa tidak pantas dalam mengemban sebuah tugas,
Padahal mampu,
Dan ketika dimotivasi,
Terus percaya diri dan bangkit untuk menyelesaikan tugas itu...

Atau...
Gugup ketika ada sesuatu yang serba salah,
Tertawa ketika ada yang lucu dan menggembirakan,
Mudah tersentuh oleh sebuah kejadian...

Yang menandakan bahwa saya bukan hanya orang biasa,
Tapi juga wanita..

Adalah ketika ada sesuatu yang menarik,
Saya kadang ribut sendiri...
Atau ketika ada yang memperhatikan,
Saya kadang malu sendiri...
Atau ketika ada yang kurang mengenakkan,
Saya kadang bercerita...sendiri maupun bersama..
Atau ketika ada lawan jenis yang menarik,
Saya kadang tertarik...

Ya, saya biasa, dan saya wanita

11 November 2012

between marriage and death


Bulan-bulan ini, saya lebih banyak main perasaan daripada pikiran dan fisik. Meski juga tidak berarti porsi dua hal terakhir sedikit...
Karena bulan-bulan ini adalah bulan-bulan pernikahan dan kematian..
Di desa saya saja, waktu tanggal 26 oktober 2012 yang bertepatan dengan Idul Adha, ada rencana pernikahan dari sahabat kecil saya, tetapi malah pada hari itu juga ada berita kematian dari tetangga saya yang lain.. Maka kurasan perasaan itu bercampur baur...
Ada lagi, beberapa minggu sebelum tanggal 26, kakak kelas, tetangga, rekan kerja kakak, teman saya, ataupun di jalan-jalan, banyak yang mengadakan pesta pernikahan tanda berakhirnya masa lajang mereka... dan juga tidak sedikit yang mengibarkan bendera putih tanda berakhirnya masa hidup seseorang.. teman satu angkatan saya, kena mal praktik dokter dan meninggal, ada lagi yang mengalami kecelakaan di jalan, ada juga orang-orang tua dari teman-teman saya yang menderita sakit dan berujung pada hari akhirnya...
Saya dan teman-teman selalu sumringah saat undangan pernikahan sudah jauh-jauh hari kami terima dan kami sudah heboh mempersiapkan diri untuk hadir... Namun tidak jarang tiba-tiba tertohok karena berita mengejutkan dan menyedihkan tentang kematian yang menimpa seseorang yang cukup dekat dengan kami... Maka fluktuasi perasaan itu amat sangat terasa, dan kami harus pintar-pintar berekspresi,,melatih diri untuk menempatkan ekspresi di waktu yang tepat..
Dan ujung-ujungnya adalah, saya dan teman-teman selalu berpanjang-panjang dalam membicarakan perkara pernikahan, tentang kostumnya, tentang makanannya, tentang pasang-pasangan, tentang semuanya... karena memang pembicaraan mengenai pernikahan adalah perkara yang mudah dimulai dan sulit diakhiri... SEMENTARA, sekali saja mendengar berita kematian, kami langsung diam tanda berpikir, membicarakan sebentar dan seperti buru-buru mengakhiri dan mengalihkan pembicaraan...
Entahlah, memang sudah fitrah, membicarakan kebahagiaan memang membuat bahagia... membicarakan kesedihan akan membuat kita sedih... PADAHAL, kita akan lebih banyak mengambil hikmah dari pembicaraan tentang kesedihan, oh, tidak, lebih-lebih tentang kematian..
Karena persiapan yang harus benar-benar kita siapkan, sesungguhnya bukan hanya untuk pernikahan (yang semoga hanya sekali seumur hidup), bukan hanya tentang menyiapkan sebaik-baik diri untuk sebaik-baik pasangan hidup. Persiapan yang sungguh-sungguh harus kita lakukan benar-benar adalah persiapan kematian : apakah kelakuan kita hidup di dunia ini sudah cukup untuk menyelamatkan kita di alam selanjutnya nanti??
Wallahua’lam bishowab

7 November 2012

help the other, Allah helps you

tadi pagi saya ikut seminar teman saya, tepatnya, teman satu tim..
lalu siangnya saya harus merevisi makalah seminar untuk diajukan minggu depan..
tapi, motor saya dipinjam adik kelas ke Boyolali katanya..
dan saya harus pulang ke kos untuk merevisi makalah,
lalu ngeprint,
lalu mencari dosen pembimbing untuk acc makalah,
lalu menjilid makalah,
lalu mencari dosen panitia seminar utk tanda tangan makalah,
lalu distribusi makalah ke dosen pembimbing (lagi),
lalu ke dosen penguji untuk memberi tahu sekaligus distribusi,,,
semua saya lakukan dengan jalan kaki
karena hal itu sungguh luar biasa saya rasakan
mengingat tiap kemana-mana tinggal putar gas..
dan medan kampus UNDIP Tembalang itu naik turun,
jadi terasa berat

dan tapi, alhamdulillah,

awalnya saya khawatir tidak akan bertemu dosen pembimbing, hari itu..
tapi waktu pagi, beliau menjadi pembimbing dan hadir di seminar teman satu tim saya,
jadi pagi itu saya bertemu beliau,
lalu siang menghadap lagi untuk acc makalah, tanpa diperiksa, langsung acc (tapi saya maluuuu)
biarlah..
lalu saya berjalan ke arah fotokopian untuk memperbanyak dan menjilid,
tiba-tiba ada teman saya mengendarai motornya,
maka saya meminta tolong padanya,
dan di fotokopian, saya tunggu sebentar,
dan semuanya lancar-lancar saja..
yang membuat sedikit resah adalah,
saya harus bertemu dengan dosen penguji,
waktu itu tidak ada di kantor.
dan saya memutuskan untuk pulang sejenak,
melepas penat dengan makan siang (menu : pempek)
itupun dengan saya meminta saudara saya (yang lain) untuk menjemput saya di kampus,
dan ADA jemputan..

sorenya saya kembali lagi ke kampus,
untuk asistensi,
saya mampir sebentar ke kantor dosen penguji saya,
harap2 cemas ada atau tidak..
ternyata suaranya sudah menggema,
dan ADA!!!
langsung saya utarakan maksud saya, langsung juga beliau menjawab YA..

lalu langkah saya semakin ringan.
untuk sore nya saya melakukan asistensi
lancar-lancar saja (juga)
dan ketika pulang, saya sudah tidak harus jalan kaki (lagi)
motor saya telah kembali,
dan lancar-lancar saja semuanya..

bukan sombong atau pamer,
tapi kadang, (bahkan lebih baik diseringkan)
tolonglah orang lain,
meski kita membutuhkan barang yang kita punyai saat itu,
tolonglah dulu orang lain,
siapa tahu dia jauh lebih membutuhkan.
maka urusan saudara kita itu pasti akan lebih mudah dengan pertolongan kita,
meski sedikit..
dan urusan kita tidak akan terlalu rumit,
pasti ada saja penolong yang dikirimNya,,,
entah kemudahan,
entah tiba-tiba ada yang datang,
entahlah,
Dia memang ajaib,
dan saya suka..

need to meet you soon

I
realize that you're so close...
but
sometimes,
or always,
I'm confuse to describe..
that you're so far away..

but then I feel
I need to meet you soon,
as soon as possible...

ah,,,
Allah makes us be two..
and I never wish I were somewhere else nearby you..

I'm here now,
not waiting for your coming

I just want to
I just need to
meet you soon..
and tell anything...

do I miss you?
not so..
I do (not) miss you.

even with my statement,
I am confuse..
but I'm telling
to myself
that this time

I need to meet you soon..

No, He said.
or maybe Not Now, as He said..