Cinta, semua orang tahu hal
itu. Namun cinta untuk Allah, hanya sekedar yang mengerti dan melaksanakannya.
Katanya cinta, tapi tetap menyontek saat ulangan, katanya cinta, tapi shalat
masih nanti-nanti nunggu sinetron iklan. Apakah itu semua ungkapan cinta?
Lain halnya ketika jatuh cinta pada lawan jenis, ada
es-em-es masuk saja, buru-buru membuka dan membalasnya. Diminta mengantarkan ke
mana, langsung mau. Meski sedang asik main game, tidak usah menunggu
nanti-nanti, biarkan saja kalah, yang penting sang pujaan hati terpenuhi
keinginannya.
Apa iya, kita
akan bersikap seperti itu kepada dzat yang telah menciptakan kita? Yang telah
dengan murah hati memberikan kita kemampuan untuk bernapas, untuk menikmati
lezatnya makanan, untuk dapat melihat indahnya makhluk ciptaanNya yang lain?
Sajak-sajak
cinta mampu kita tulis saat kita mencintai seseorang. Syair-syair romantis
terlantun dari bibir kita ketika kasmaran. Namun, adakah kita pernah memuji
namaNya? Berdzikir menyeru asma agungNya? Melantunkan syair dan menyirat
sajak-sajak cinta padaNya ketika terlontar dari bibir kita bahwa kita cinta
padaNya?
Belajarlah
mencintai Allah lebih dari apapun, belajarlah memuji keanggunan, kekuatan,
keagungan, kelembutan kasih, kemurahan hati, keterbukaan pintu maaf Allah pada
kita. Lakukan apa saja yang masih mampu kita persembahkan untukNya. Patuhi
segala perintah, dan jauhi segala larangan dariNya. Agar Dia lebih mencintai
dan menyayangi kita. Dan karena hanya Dialah sang Maha Cinta.
Belajar dari
Ibrahim,
Belajar takwa
kepada Allah
Belajar dari
Ibrahim,
Belajar untuk
mencintai Allah
Malu pada bapak
para Anbiya
Patuh dan taat
pada Allah semata
Tanpa pernah
mengumbar kata-kata
Jalankan
perintah tiada banyak bicara
Jangankan puasa
sunnah, shalat fardhu saja sering bolong, tadarus quran bisanya ketika waktu
kosong, itupun hanya beberapa ayat. Mau mengharap surga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar