Jadi ingat ketika dulu masih nakal. Bandel tidak melaksanakan shalat tepat waktu, bahkan dengan ringan hati melaksanakan shalat zuhur dan ashar dijamak karena sepulang dari SMP, sampai rumah sudah jam setengah tiga. Padahal jarak rumah ke sekolah hanya 5km’an. Dan pulang sekolah pun tidak langsung pulang tapi malah sibuk nongkrong bersama teman2 makan bakso di pinggir jalan.
Kini, ketika telah tahu bahwa shalat lima waktu itu sangat harus dilakukan, alias wajib, mengulur waktupun terasa amat sangat bersalah. Malah seperti tidak melakukan shalat dengan benar, meski sekhusyuk apapun telah melakukan..
Ah, mengetahui ilmu memang membuat kita lebih nyaman..
Dan sekarang, saat telah memahami bahwa shalat lima waktu adalah pekerjaan wajib. Malah ada adik kelas yang tiba-tiba menanyakan, “Mbak, emang shalat itu harus pakai gerakan ya??”
Jujur, saya tersentak dibuatnya. Tidak pernah menyangka ada MAHASISWA MUSLIM yang bertanya seperti itu. waktu itu saya sedang diberi tugas mewawancarai calon peserta mentoring. Eh, malah dia tanya begitu.
Dan karena kehabisan kata-kata, akhirnya waktu itu saya malah menjawab, “Temukan jawabannya di mentoring yak!”.
Hufth..andai saja pikiran saya sekarang terpikirkan ketika ditanyainya tadi, mungkin saja dia akan sedikit puas.
Begini pikiran saya kali ini. Dalam alquran saja diatur hal-hal kecil seperti bertamu, harus mengetuk pintu atau meminta ijin masuk rumah sebanyak tiga kali dulu, jika ada orangnya, baru boleh masuk, jika tidak , harus meninggalkan.. ada lagi perkara kecil seperti masuk ke kamar orang tua harus ada waktunya, atau menikah, atau meninggalkan jual beli saat shalat tiba... APALAGI perkara super penting bernama shalat??? Pastilah ada tuntunannya.. masak iya shalat gak mau pakai gerakan,, gmana kalau shalat di sekeliling dunia?? Beda sendiri donk?? APALAGI tiap gerakan shalat mempunyai rahasia tertentu untuk kesehatan. Dan sepertinya adik yang satu itu tidak akan cukup jika saya tunjukkan buku-buku.. dia harus tahu karena dia melakukan dan merasakan.
Seperti kata seorang teman, “Penerimaan hikmah dari sebuah kejadian itu berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain, maka, lakukan dan rasakanlah hikmah itu sendiri”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar