Hari ke 2
Bagi seorang Ibu, perkara kegiatan makan anak adalah hal yang maha penting. Karena berkaitan dengan kesehatan, kebugaran, tumbuh kembang dan pada suatu titik, akan memunculkan kemandiriannya.
Saya adalah salah satu yang pernah mengalami ketidakmandirian dalam hal makan. Saat sekolah sampai SMP dulu, saya sering makan sambil nonton TV, atau menunggu diperintah Ibu baru makan, yang parah adalah sampai perut saya sering melilit, karena jadwal makan saya yang berantakan. Baru ketika kuliah dan waktu makan saya sedikit teratur, saya menyadari bahwa saat masa-masa sekolah dulu, saya sedikit kesulitan mengenali rasa lapar, saya belum mengerti jika makan adalah kebutuhan, meskipun Ibu sering mengatakan pada saya kurang lebih begini :
"Makan, Rul. Jangan sampai sakit perut lagi. Tanggung jawab sama kesehatanmu sendiri"
Atau Bapak, yang juga pernah mengidap sakit maag, "Bener ya kata Nabi, makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kalau sarapan, porsinya ya buat 'sarap', jangan kebanyakan"
Dulu, saya lebih merasa bahwa saya melakukan apa-apa saat saya mood. Termasuk makan. Kalau saya pengen ya saya makan, kalau tidak ya nanti dulu. Dan sekarang saya bersyukur karena telah menikah dengan laki-laki yang menyadarkan saya tentang kesehatan melalui makanan, lebih tepatnya, menguatkan saya untuk lebih perhatian dengan asupan makanan, tentang waktu dan variasinya.
Suami saya sering menyampaikan, "Meski belum terlalu lapar dan tidak terlalu selera, sebaiknya makan teratur, biar sehat, sekarang kamu sudah jadi Ibu.."
Dan kini, saya sering sewot saat anak saya belum mau makan. Saya ingin menerapkan waktu makan agar dia disiplin. Ketika saya makan, saya ajak dia untuk juga ikut makan. Tapi beberapa hari ini, karena kami sedang berada di rumah Mbah yang banyak orang membagi makanan di jam-jam mendekati waktu makan, seringnya dia tidak mood untuk makan besar. Jadi lalu saya biarkan dia tidak makan dulu, lalu beberapa waktu kemudian dia sendiri yang minta makan, menunjuk-nunjuk meja makan.
"Fathan mau maem?" saya jumput sedikit nasi dan menyuapkan padanya, dia tertarik. Lalu makanlah dia, dan saya ambilkan sendiri. Saya minta duduk dan makan sendiri. Alhamdulillah hari ini dia sarapan sendiri. Sementara makan siang dan sore masih lebih banyak saya suapi karena banyak godaan untuk main.
Ada beberapa hal yang saya pelajari agar anak saya mau anteng makan sendiri. Salah satunya adalah memunculkan mood nya untuk makan. Hal ini bisa disiasati dengan beberapa cara :
1) biarkan dia lapar dan hanya makan besarlah solusi penghilang laparnya;
2) kondisikan lingkungan yang mendukung untuk makan, hindari gangguan-gangguan seperti TV, mainan, atau lainnya;
3) buatlah makanan yang menarik dan mudah untuk dia ambil sendiri baik pakai sendok maupun tangan kosong.
Sederhana saja keinginan saya, minimal saat Fathan sudah usia sekolah, dia tahu bagaimana rasanya lapar dan mampu mengatasinya.
#Harike2
#Gamelevel2
#Tantangan10hari
#MelatihKemandirian
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar