Hari ini dan
hari-hari lalu, diingatkan tentang doa. Mari saya ajak Anda untuk flashback,
bahwa saya yang sedang bantu-bantu di lab di kampus, memang sengaja membuka
buku catatan yang tergeletak begitu saja di meja lab. Ada nama tertera, dan
saya tidak kenal, karena nama itu bukan nama salah satu asisten pendamping
praktikum yang sedang berjalan beberapa hari ini.
Saya buka-buka
buku catatan itu. Ada banyak catatan kerohanian. Dan kentara sekali pemiliknya
adalah orang Nasrani. Ada banyak catatan kegiatan kerohaniannya, biodata
rekan-rekannya, pun juga lengkap dengan kutipan ayat dan pasal di al kitab. Tapi
yang membuat saya cukup memandang lama adalah bahwa di salah satu lembar buku
catatan itu, ada tulisan : Pokok-pokok doa. Setelah saya amati, dalam
pokok-pokok doa itu, dituliskan secara rinci lengkap dengan nomornya. Urutan pertama
sampai ke sembilan. Saya lupa bagaimana urutannya, tapi yang saya ingat, di
sana ada nama-nama orang tua, guru, saudara (yang juga dengan rinci disebutkan
satu persatu), teman-teman kampus yang akan menghadapi ujian, KKL, PKL, KKN,
Seminar, skripsi, thesis, dan lain-lain.pun juga saudara-saudara yang sedang di
sini dan di sana. Apa pentingnya bagi saya? Ya! Bahkan seorang Nasrani pun,
yang saya sebagai muslim, memiliki pemahaman tertentu tentangnya, sangat rinci
mendata doa yang harus dipanjatkan..
Bagaimana kita
selaku muslim?
Nah, saya jadi
ingat langsung, baru saja kemarin di-tag status di FB oleh salah satu guru
saya, “@HaditsKU : Orang muslim yang mendoakan temannya secara diam-diam, akan disambut malaikat dengan berkata : Semoga untukmu juga (HR. Muslim)"
Maka sudah
selayaknya, kita sebagai muslim, mendata doa dengan jauh lebih rinci dibanding
adik kelas saya yang Nasrani itu. mungkin tidak harus dicatat seperti yang dia
lakukan, cukup didata, dan kita doakan diam-diam :P.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar