23 Juli 2011

yang ahli, yang terpuji..


Kemarin, saya mengantar ibu ke Solo. Lagi-lagi Solo, dalam satu bulan Juli ini, tiga kali saya ke Solo...hmmm...
Ibu akan menjalani sepuluh hari penuh dengan kegiatan dalam rangka sertifikasi guru. Ya, di sana saya melihat banyak guru yang kelihatan sudah sangat berpengalaman. Mereka menjalani serangkaian acara untuk lebih dihargai karena telah tersertifikasi. Melihat mereka, memandangi ibu saya, membuat saya sedikit haru. Betapa mereka mendedikasikan hidupnya sebagai sosok pengajar, pendidik, guru yang selalu diteladani murid-muridnya. Mereka, mimpi saya dulu dan kini. Hmm,,,tapi, saya merasa amat bersyukur kuliah di peternakan. Meski mungkin kemungkinan untuk jadi guru amat kecil, saya masih menyukai dunia pendidikan. Dan saya yakin, mereka yang telah terpilih menjadi guru, adalah mereka yang ahli, maka mereka layak untuk dipuji.
Setelah selesai ‘tugas’ saya mengantar ibu di tempat sertifikasi, saya pulang bersama ayah ke Temanggung. Kami memilih untuk lewat jalur Yogya. Keluar dari Solo, Sukoharjo, Klaten, perjalanan kami lancar-lancar saja, meski mobil ayah agak tersendat. Namun, tiba-tiba, sampai di Klaten, ayah berhenti di dekat terminal. Katanya, koplingnya tidak mau masuk. Entahlah, yang saya tahu, ada masalah dengan mobil ayah kala itu. meski masih mampu berjalan, hanya pelan dan gigi tidak bisa ditukar-tukar. Sepanjang jalan Klaten-Yogya pun, dengan perjalanan hati-hati, kami mencari bengkel. Setelah cukup lama, akhirnya kami menemukan bengkel yang cukup besar. Alhamdulillah, saya tidak perlu lagi melihat raut muka ayah yang tiba-tiba menjadi kelimpungan. Kasihan beliau, sudah menyetir mobil mulai pukul empat pagi dari Temanggung ke Solo, balik lagi dari Solo ke Temanggung. Alhamdulillah bisa istirahat sejenak sementara mobil dibenahi oleh montir. Namun, lagi-lagi yang saya ambil dari peristiwa ini, selain ayah bisa istirahat sejenak, adalah mobil ayah akan segera tertangani oleh sang ahli. Montir.
Saya yakin, montir di bengkel itu sangat ahli dalam hal bongkar pasang alat bermotor. Sekali lagi, yang ahli, sangat patut untuk dipuji.
Seusai perbaikan mobil, saya dan ayah kembali melanjutkan perjalanan ke Temanggung. Meski sempat nyasar di Yogya, karena jarang melewatinya jika ke Solo, kami sampai Magelang, istirahat untuk makan dan shalat dzuhur, dan melanjutkan perjalanan kembali.
Dan sang ahli kala itu, yang saya lihat adalah ayah. Beliau bukan sopir, beliau adalah ahlinya ayah. Maka ketika sudah hampir seharian menyetir mobil bolak-balik Temanggung-Solo, beliau mengeluhkan kantuk. Saya rasa wajar. Tapi, yang saya lihat kala itu adalah ayah yang tegap. Tetap ahli dalam menyetir mobil, bukan sebagai sopir, tapi sebagai ayah, yang merelakan lelahnya untuk mengantar saya pulang dengan selamat. Lebih dari itu, beliau juga ahlinya suami, yang dengan sepenuh kasih sayangnya mengantarkan ibu ke Solo, meski raganya sudah tak sekuat dulu. Ah, memang, dia yang ahli, patut untuk dipuji. Maka ayah, sang ahli dalam mengambil hati anaknya, sang ahli dalam menyayangi istrinya, sang ahli yang selalu terpuji, yang selalu di hati, yang sangat tak pantas jika saya berbuat keji.
Maka kini, saya berazzam untuk menjadi ahli, di bidang peternakan tentunya, sebagai bukti bahwa saya enggan melukai hati ayah dan ibu. Saya ingin menjadi ahli, tapi bukan untuk dipuji. Saya ingin menjadi ahli agar mampu mengabdi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar