Bapak supir angkot kemarin, mengantarkan kami pulang pergi Semarang-Wonogiri dalam acara takziyah ke rumah saudara kami. Beliau, ketika saya tanya, apakah akan shalat ashar di masjid. Beliau malah menjawab, “jujur mbak, saya shalat setahun sekali, yang rajin shalat itu istri saya..”. dan saya malah memilih untuk diam, tidak enak untuk mengingatkan.
Saya sadari betapa iman ini masih begitu lemah, tidak berani bertindak, berucap, dan hanya berani dan mau mendoakan beliau agar Allah mengetuk hatinya atas teguran saya dalam perjalanan itu..
Pak Soni namanya. Berperawakan kecil, kulit putih, dengan kumis tipis dan senyum yang ikhlas. Beliau mengantarkan kami dengan nyamannya ke Wonogiri, perjalanan 5 jam menggunakan angkot kampus warna kuning yang begitu melelahkan..
Setelah 5 jam sampai Wonogiri, kami langsung menunaikan shalat Maghrib dan Isya sekaligus. Sementara Pak Soni pergi mencari makan. Selang satu jam setelah itu, kami langsung pamitan karena takut terlalu malam sampai di kos masing-masing. Saya tidak membayangkan bagaimana lelahnya beliau yang hanya istirahat untuk makan dan tidak sempat merebahkan tubuhnya.
Lalu kami melakukan perjalanan ke Semarang. Berhenti sebentar untuk makan malam di Sukoharjo, bakso Sokleng, yang menurut saya enak. Dan Pak Soni tidak turun karena sudah makan dulu, beliau kala itu ditemani salah seorang ikhwan, rekan kami juga di kampus. Kami satu angkot bersebelas, semuanya perempuan, dan hanya dengan dua laki-laki.
Bersyukur ketika ada sedikit waktu bagi Pak Soni untuk istirahat sementara kami makan. Dan setelah kurang lebih setengah jam kami makan, perjalanan kami lanjutkan kembali...
Sampai di Semarang pukul setengah dua belas malam, Pak Soni mengantarkan kami hingga dekat dengan kos. Dan kami bayar beliau sesuai perjanjian. Semoga rejeki Pak Soni lancar, dan beliau mau untuk sekedar shalat lima waktu, sebagai kewajibannya atas apa yang diyakininya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar