Biarlah, saya cukup bangga memiliki teman yang berprestasi. Jauh di sini, sebenarnya saya ingin seperti mereka. Dan saya tahu saya pasti bisa. Namun, rasa sungkan dan mendahulukan saudara itu selalu muncul.
Saya hanya sedikit kasihan kepada mereka yang terbatas. Bodohnya lagi, saya tidak menginginkan kebahagiaan itu hanya ada pada saya. Saya ingin teman saya juga merasakan kebahagiaan yang saya rasakan.
Kadang mereka menyampaikan pada saya bahwa mereka sedang tidak memiiki uang sebatas hanya untuk makan. Dan alhamdulillah saya bisa menolongnya.
Kadang mereka mengeluhkan kenapa orang-orang bahagia dengan keluarga yang mereka punya di rumah, dan saya berusaha untuk selalu berperan sebagai yang menyayanginya di sini, di perantauan.
Sehingga yang ada pada diri saya untuk mereka, adalah saya yang tidak boleh pernah mengeluh. Saya yang harus terlihat mendahulukan kebaikan mereka. Saya yang ‘terpaksa’ selalu terlihat ‘baik-baik saja’.
Padahal jauh di sini, saya ingin berprestasi seperti mereka. Ingin memiliki talenta yang mereka punya. Ingin mengembangkan sesuatu yang memang sudah saya miliki.
Apalagi Allah, dalam firmanNya mengatakan bahwa kita sebagai manusia harus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Dan dalam sebuah novel, saya pernah membaca, ‘Going the Extra Miles’, yang kurang lebih artinya adalah kita harus melebihkan usaha dibandingkan dengan orang lain. Bahwa apapun yang kita lakukan, jika itu sama dengan yang dilakukan orang lain, usahakan bahwa yang kita lakukan itu adalah jauh lebih banyak,jauh lebih baik dari yang dilakukan oleh orang lain.
Bukankah proposal karya tulis yang diterima adalah yang berinovasi karena belum pernah ada yang mencetuskan ide? Tidakkah Thomas Alfa Edison mencoba membuat bola lampu tidak hanya satu dua kali lalu berhasil menerangi dunia? Tidakkah Rasulullah pun menyerukan kebaikan pada orang-orang di sekitarnya secara berulang? Tidak ada satu keberhasilan pun yang hanya dilakukan dengan usaha sekenanya. Tidak ada keberuntungan karena tidak melakukan apa-apa, keberuntungan kita adalah karena usaha-usaha kita di masa lalu, dan karena kita menggenapkannya dengan berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar