Kali ini saya tidak menceritakan Fathan, anak pertama saya. Tapi saya akan sharing tentang kehamilan saya yang kedua, tentang adiknya Fathan.
Di kehamilan kedua ini, alhamdulillah saya tidak merasa mual muntah. Hanya saja memang lebih sensitif dibanding kehamilan pertama. Awal hamil dulu, sempat lemas, gampang sakit, sensitif sama makanan. Sempat juga malas makan. Maunya makan ada sambelnya. Tapi beberapa hari kemudian sudah lain lagi seleranya.
Memang sih, ada saja kesibukan yg cukup menguras tenaga dan pikiran saat hamil kedua ini. Dari bulan pertama, saya masih menyusui Fathan, NWP. Lalu bulan kedua dan ketiga, saya mempersiapkan diri ikut tes CPNS. Bulan keempat, sempat terpeleset sampai jatuh di depan kamar mandi. Tapi alhamdulillah sehat2 saja hingga kini masuk bulan ke tujuh. Masuk bulan kelima, harus LDR sama suami karena mengejar sidang tesis. Dan saat di rantau, sering sakit macam2. Tapi tetep harus kuat.
Sering sakitnya karena masalah sepele. Misal beli camilan, ternyata perut menolak, akhirnya diare. Atau beli sup buah atau jus, padahal sudah minim es, paginya batuk2, tenggorokan sampai telinga gatal. Terlebih lagi, seperti waktu hamil Fathan dulu, masuk trimester ketiga ini, saya merasa gatal2 di kaki dan perut.
Waktu hamil Fathan yang 'ndableg', tapi hanya gatal2 di trimester tiga saja, awal2 kehidupan Fathan menunjukkan kalau kulitnya sensitif sama beberapa produk bayi.
Apalagi anak kedua ini? Kayaknya nanti lebih harus jaga2..
Tapii, saya buru-buru menepis pikiran2 aneh yg ada. Saya selalu ingat, bahwa semua anak adalah bintang.
Bahwa saya lebih sensitif dan mudah sakit di kehamilan kedua ini, bukan jaminan anak kedua akan juga sama sensitif dan ringkih seperti saat saya mengandungnya. Bisa jadi dia akan jadi anak yg kuat..
Karena ibu hamil yg sensitif dan mudah sakit, bukan hanya berarti 'bawaan janin'. Bisa jadi karena memang daya tahan tubuhnya yang lemah, terlalu banyak yg harus dikerjakan, terlalu banyak yg harus dipikirkan, jadilah lebih kurang kuat dibanding dulu..
Semoga selalu sehat sampai lahir dan tumbuh jadi anak shalih dan kuat ya nak! Kamu juga bintang di hati Ibu 💖. Yuk berjuang bersama 😉.
4 April 2019
29 Maret 2019
=Telponan (lagi)=
Hari ini saya belum jadi pulkam. Berarti tertunda lagi pertemuan dengan Fathan. Maka barusan kami telponan lagi. Percakapan kami menggunakan bahasa Jawa, tapi di tulisan inu saya terjemahkan saja ya hehe..
"Halo,, assalamualaikum Fathan, lagi apa?"
"Lagi duduk.."
"Duduk sama siapa?"
"Halo.. Ibuk, lagi apa?"
"Ibuk lagi duduk.. Mau maem. Fathan udah maem?"
"Udah.."
"Maem sendiri apa disuapin?"
"Disuapin.."
"Sama siapa?"
"Bapak.."
"Bapak apa Mbah?"
"Mbah.."
"Mbah apa Bapak?"
"Mbah.."
Kadang kalo lagi ngeh, dia bisa jawab dengan baik dan benar sesuai kenyataan. Masih sering sih jawabannya dari pertanyaan terakhir.
Misal.
"Adik Fathan mau cewe apa cowo?"
"Cowo"
"Cowo apa cewe?"
"Cewe.."
Salah satu hal yg saya lihat membuat Fathan berbinar adalah ketika kami bercerita atau menyanyikan lagu baru atau mengaji. Dia akan mendengarkan, lalu lama-lama menirukan saat dia bermain.
Beberapa Jumat, alhamdulillah sudah sering diajak Bapaknya ke masjid untuk shalat Jumat. Awalnya saya was-was, gimana kalo rewel, ato kabur pas Bapaknya shalat..
Tapi alhamdulillah beberapa kali, meski kadang cerita sendiri, tapi tidak terlalu bikin gaduh. Yang biasanya bikin dia gaduh adalah kalau ada teman sebaya, yang lalu mengajaknya lari-larian di masjid..
Tapi kalo hanya ada Fathan yg paling kecil di masjid, Bapaknya bilang sudah bisa ikut gerakan shalat. Dan saat berdzikir, Fathan juga mengikuti.
Seperti tadi waktu kami melanjutkan telepon..
"Fathan sudah shalat?"
"Udah.."
"Udah ngaji?"
"Udah.. Alhamdulillah, alhamdulillah gitu.."
"Oh yaa.. Alhamdulillah.."
Alhamdulillah Fathan tergolong mudah diajari sesuatu yg baru, yang tentunya harus baik. Dan saya melihat dia sudah cukup mampu memposisikan dirinya saat sedang tidak bersama saya, bahkan kadang hanya bersama Bapak-Ibu saya karena suami juga harus ke luar kota mengantar ikan.
Dan masalah mengenal Allah, Insyaallah sedang kami rutinkan untuk ikut shalat dan mengaji, semoga istiqomah yaa.. Sambil pelan-pelan dijelaskan siapa itu Allah, Rasulullah, dan semua tentang agama kami..
"Halo,, assalamualaikum Fathan, lagi apa?"
"Lagi duduk.."
"Duduk sama siapa?"
"Halo.. Ibuk, lagi apa?"
"Ibuk lagi duduk.. Mau maem. Fathan udah maem?"
"Udah.."
"Maem sendiri apa disuapin?"
"Disuapin.."
"Sama siapa?"
"Bapak.."
"Bapak apa Mbah?"
"Mbah.."
"Mbah apa Bapak?"
"Mbah.."
Kadang kalo lagi ngeh, dia bisa jawab dengan baik dan benar sesuai kenyataan. Masih sering sih jawabannya dari pertanyaan terakhir.
Misal.
"Adik Fathan mau cewe apa cowo?"
"Cowo"
"Cowo apa cewe?"
"Cewe.."
Salah satu hal yg saya lihat membuat Fathan berbinar adalah ketika kami bercerita atau menyanyikan lagu baru atau mengaji. Dia akan mendengarkan, lalu lama-lama menirukan saat dia bermain.
Beberapa Jumat, alhamdulillah sudah sering diajak Bapaknya ke masjid untuk shalat Jumat. Awalnya saya was-was, gimana kalo rewel, ato kabur pas Bapaknya shalat..
Tapi alhamdulillah beberapa kali, meski kadang cerita sendiri, tapi tidak terlalu bikin gaduh. Yang biasanya bikin dia gaduh adalah kalau ada teman sebaya, yang lalu mengajaknya lari-larian di masjid..
Tapi kalo hanya ada Fathan yg paling kecil di masjid, Bapaknya bilang sudah bisa ikut gerakan shalat. Dan saat berdzikir, Fathan juga mengikuti.
Seperti tadi waktu kami melanjutkan telepon..
"Fathan sudah shalat?"
"Udah.."
"Udah ngaji?"
"Udah.. Alhamdulillah, alhamdulillah gitu.."
"Oh yaa.. Alhamdulillah.."
Alhamdulillah Fathan tergolong mudah diajari sesuatu yg baru, yang tentunya harus baik. Dan saya melihat dia sudah cukup mampu memposisikan dirinya saat sedang tidak bersama saya, bahkan kadang hanya bersama Bapak-Ibu saya karena suami juga harus ke luar kota mengantar ikan.
Dan masalah mengenal Allah, Insyaallah sedang kami rutinkan untuk ikut shalat dan mengaji, semoga istiqomah yaa.. Sambil pelan-pelan dijelaskan siapa itu Allah, Rasulullah, dan semua tentang agama kami..
Langganan:
Postingan (Atom)